5. Penentuan Lokasi Pabrik
Penentuan lokasi pabrik merupakan suatu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pendirian suatu industri. Pemilihan lokasi yang tepat akan berpengaruh terhadap kelangsungan dan
efisiensi perusahaan. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, pasokan tenaga
kerja, dan fasilitas transportasi Husnan dan Muhammad, 2005. Suatu industri yang lokasinya tidak tepat, akan menghadapi persoalan yang terus menerus
dan tidak terselesaikan, terutama dalam menghadapi saingan sehingga kelangsungan hidup dan stabilitas industri tersebut akan selalu mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
keputusan yang teapat dalam penentuan lokasi, maka perlu dilakukan pengkajian berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lokasi industri yang tepat dapat melayani proses-proses baru,
perkembangan teknologi, dan dapat menampung kemungkinan-kemungkinan perluasan industri. Calon lokasi pabrik LCM serbuk sawit ditetapkan oleh calon pendiri pabrik yaitu di
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Langkat, Kabupaten Musi
Banyuasin, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Dharmas Raya. Pemilihan lokasi perlu dilakukan oleh pakar yang berasal dari pelaku bisnis kelapa sawit, manager operasional
pengeboran minyak dan pelaku bisnis pengeboran minyak dengan cara mengisi kuisioner dan membandingkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan tersebut.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial MPE, lokasi yang terpilih adalah Kabupaten Rokan Hulu dengan total nilai pilihan terbesar yaitu
471,353,225 diikuti oleh alternatif berikutnya yaitu Kabupaten Kampar 460,340,810 dan Kabupaten Pelalawan 449,328,395 yang selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12. Kuisioner dari
pemilihan lokasi potensial tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Penetapan lokasi pabrik didasarkan pada berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan. Dikaji dari karakteristiknya
industri LCM serbuk sawit membutuhkan lokasi yang tidak terlalu luas karena hanya melakukan proses pengecilan ukuran sehingga luas area yang dibutuhkan hanya meliputi area pabrik dan
kelengkapannya. Industri LCM serbuk sawit tidak menghasilkan limbah padat, cair, dan gas yang membahayakan bagi lingkungan sehingga lokasi pendirian industri pun tidak harus jauh dari
pemukiman penduduk. Untuk mendukung proses pendistribusian bahan baku dan produk dibutuhkan infrastruktur yang mendukung. Diperlukan kedkatan dengan akses pasar akan
mempermudah kegiatan pemasaran produk dan mampu meringankan biaya distribusi produk. Industri LCM serbuk sawit membutuhkan infrastruktur yang mendukung yaitu kebutuhan tenaga
listrik harus memadai, pasokan air tanah memadai dengan kualitas air masih cukup baik. Keseluruhan kriteria kebutuhan pendirian industri tersebut terpenuhi pada alternatif lokasi
Kabupaten Rokan Hulu, sehingga pemilihan lokasi di Kabupateb Rokan Hulu sudah tepat. Ketersediaan sumberdaya manusia pun menjadi faktor penting yang perlu
dipertimbangkan. Pasokan sumber daya yang kompeten dan tenaga kerja tersedia dalam jumlah memadai. Dengan adanya industri di atas, tenaga kerja daerah ini dapat terserap dan mengurangi
tingkat pengangguran. Selain itu faktor berbagai biaya seperti transportasi pemasaran, biaya pembelian lahan dan pembangunan lahan yang lebih rendah.
Dalam pemilihan lokasi ini, tidak menutup kemungkinan pendiri industri mendirikan industri ini di sentra-sentra kabupaten yang banyak terdapat perkebunan kelapa sawit serta daerah-
daerah yang menjadi sentra pengeboran minyak sehingga tidak menutup kemungkinan untuk membangun lebih dari satu pabrik. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat rencana pendirian
industri ini yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu rumit. Pendirian industri di berbagai
kabupaten tersebut dilakukan agar meminimumkan biaya transportasi serta distribusi dari produk LCM serbuk sawit itu sendiri.
Tabel 11. Jumlah perkebunan kelapa sawit 4 provinsi terbesar di Indonesia
Provinsi Tahun 2008
Tahun 2009
Sumatera Utara 367
330 Riau
122 133
Sumatera Selatan 100
111 Sumatera Barat
67 66
Tabel 12. Hasil perhitungan lokasi potensial pendirian industri LCM serbuk sawit KRITERIA
K1 K2
K3 K4
K5 K6
K7 Nilai MPE
PERINGKAT ALTERNATIF
A1 9
8 8
6 8
8 8
471,353,225 1 A2
9 7
8 6
8 8
8 460,340,810 2
A3 9
7 7
6 8
8 8
449,328,395 3 A4
8 7
8 6
8 8
7 196,125,634 4
A5 8
7 8
6 8
8 7
196,125,634 4 A6
7 6
7 6
7 8
7 76,151,498
6 A7
7 7
7 6
8 7
7 80,236,683
5 A8
7 6
6 5
7 6
7 56,937,682
9 A9
7 6
7 6
7 7
7 65,139,083
7 A10
7 6
7 6
7 7
6 61,053,898
8 BOBOT
9 8
8 6
8 8
8 Keterangan:
A1: Kabupaten Rokan Hulu K1: Ketersediaan Bahan Baku
A2 : Kabupaten Kampar K2: Ketersediaan Tenaga Kerja
A3 : Kabupaten Pelalawan K3: Ketersediaan Infrastruktur yang Baik
A4 : Kabupaten Labuhan Batu K4: Masyarakat Sekitar yang Mendukung
A5 : Kabupaten Tapanuli Selatan K5: Sudah Terbangunnya Jaringan Distribusi
A6 : Kabupaten Simalungun K6: Peraturan Pemerintah Lokal yang Mendukung
A7 : Kabupaten Langkat K7: Biaya
A8 : Kabupaten Musi Banyuasin A9 : Kabupaten Pasaman Barat
A10 : Kabupaten Dharmas Raya
6. Desain Tata Letak dan Kebutuhan Ruang Pabrik