II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Penunjang Keputusan
Sistem penunjang keputusan adalah konsep spesifik yang menghubungkan sistem komputerisasi dengan para pengambil keputusan sebagai penggunanya Eriyatno, 1996. Menurut
Keen dan Morton 1978, sistem penunjang keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer- interaktif yang memudahkan pemecahan masalah dari problem-problem keputusan yang semi-
terstruktur dan tidak terstruktur. Sedangkan menurut Dhar dan Stein 1997, sistem penunjang keputusan merupakan bagian dari sistem informasi manajemen dan digunakan sebagai bagian dari
sebuah proses dimana di dalamnya manusia melakukan kegiatan pengambilan keputusan yang dilakukan secara berulang.
Dhar dan Stein 1997 membuat taksonomi dari sistem informasi manajemen sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1. Taksonomi tersebut membagi sistem informasi
manajemen secara umum menjadi pemroses transaksi dan sistem penunjang keputusan.
Gambar 1. Taksonomi sistem informasi manajemen Sebuah sistem penunjang keputusan pada umumnya digunakan untuk mendukung
keputusan-keputusan yang memiliki pengaruh jangka panjang dan membutuhkan pembenaran dari manusia. Pembenaran dari manusia diperlukan ketika suatu masalah menjadi sangat tidak
terstruktur bagi model sistem penunjang keputusan untuk menangkap perbedaan kecil dalam situasi pengambilan keputusan Dhar dan Stein, 1997.
Menurut Keen dan Morton 1978, aplikasi sistem penunjang keputusan akan berguna apabila:
1. Dibutuhkan efisiensi waktu dalam pengolahan data. 2. Terbatasnya waktu dalam pengambilan keputusan
3. Diperlukan manipulasi dan komputasi dalam proses pencapaian tujuan 4. Perlunya penentuan masalah, pengembangan alternatif dan pemilihan solusi berdasarkan
akal sehat. Menurut Dhar dan Stein 1997, sistem penunjang keputusan dapat dibagi menjadi dua
tipe. Tipe pertama adalah model-driven DSS, yaitu sistem penunjang keputusan yang nilainya Sistem Informasi Manajemen
Pemroses Transaksi Sistem Penunjang Keputusan SPK
Model - Driven Decision Support System
Data - Driven Decision Support System
bergantung kepada kualitas model yang digunakan. Pada tipe ini, kemampuan analisisnya tergantung kepada model atau kekuatan teori yang digunakan, yang dikombinasikan dengan
tampilan antar-muka yang baik sehingga mudah untuk digunakan. Tipe yang kedua adalah data - driven DSS, dimana nilainya bergantung kepada data yang dimilikinya. Tipe ini biasanya cukup
sederhana, misalnya digunakan untuk menghitung rata-rata, total, dan distribusi data. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengguna menghimpun sejumlah besar data yang kemudian diubah
menjadi suatu bentuk yang berguna untuk mengelola bisnis. Secara konsep, sistem penunjang keputusan terdiri dari tiga komponen utama yang
menunjang proses pengambilan keputusan, yaitu: pengambilan keputusan, data, dan model yang masing-masing dikelola oleh sebuah sistem manajemen. Sistem manajemen dialog yang terdapat
didalamnya berfungsi untuk mengelola masukan dan keluaran dari dan untuk pengguna. Pengelolaan atau manipulasi data dilakukan oleh sistem manajemen basis data, sedangkan model
dikelola oleh sistem manajemen basis model. Hubungan antara komponen utama yang terdapat dalam sistem penunjang keputusan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur sistem penunjang keputusan Turban, 1991 Sistem manajemen basis data harus bersifat interaktif dan fleksibel. Hal ini berarti sistem
harus dapat mengakomodir apabila ternyata terdapat perubahan terhadap struktur, isi, dan ukuran elemen-elemen data Minch dan Burns, 1983. Sifat tersebut merupakan yang penting karena
menurut Turban 1991, komponen data harus dapat disunting, ditambah, atau dihapus agar tetap relevan bila dibutuhkan. Sistem manajemen basis model memberikan fasilitas pengelolaan model
untuk mengkomputasi pengambilan keputusan atau aktifitas lainnya seperti pembuatan model, implementasi, pengujian, validasi, eksekusi dan pemeliharaan model Eriyatno, 1996. Lebih lanjut
Turban 1991, menjabarkan bahwa model yang dimaksud dapat berupa model finansial, statistika, atau model-model kuantitas yang disiapkan untuk sistem analitik.
Menurut Keen dan Morton 1978, tujuan dari sistem penunjang keputusan adalah membantu para pengambil keputusan dalam menyeleksi kriteria untuk proses pengambilan yang
pada umunya bersifat struktural. Sifat ini berarti adanya kemampuan untuk menyelaraskan
Data Model
Pengguna
Sistem Manajemen Basis Model MBMS
Sistem Manajemen Basis Data DBMS
Sistem Pengolahan Problematik
Sistem Pengolahan Dialog
keputusan struktural dengan penilaian yang bersifat subyektif dari masing-masing struktural. Sistem ini hanya membantu dalam proses pengambilan keputusan, keputusan terakhir tetap berada
ditangan pengambil keputusan. Teknik pengambilan keputusan ini dikembangkan hanya untuk meningkatkan efektifitas dalam proes pengambilan keputusan. Efektifitas dimaksud mencakup
pada identifikasi dari apa yang harus dilakukan dan menjamin bahwa kriteria yang kemudian dipilih adalah relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Sistem Penunjang Keputusan Cerdas