Ketersediaan dan Prakiraan Bahan Baku

Pohon kelapa sawit produktif hingga berumur 25 tahun, tingginya mencapai 9 – 12 meter dan diameter 45 – 65 cm. Komponen-komponen yang terkandung dalam kayu kelapa sawit adalah selulosa, lignin, parenkim, air, dan abu Tomimura, 1992. Menurut Lasino 2005 Pemanfaatan batang kelapa sawit hingga saat ini penggunaannya baru sampai pada pengolahan menjadi papan komposit, kayu plastik, papan partikel dan panel kayu. Dengan banyaknya jumlah limbah kelapa sawit, maka salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan pemanfaatan limbah tersebut untuk berbagai kebutuhan sehingga mempunyai nilai ekonomis seperti pada produk serbuk sawit. Diagram alir pengolahan batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit dapat dilihat pada Gambar 18 sebagai berikut. Gambar 18. Diagram alir proses pengolahan batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit

2. Ketersediaan dan Prakiraan Bahan Baku

Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan merupakan propinsi sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Data luas areal perkebunan kelapa sawit keempat propinsi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. Dari keempat propinsi tersebut, Riau merupakan daerah yang memiliki luas areal perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Menurut data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, luas areal perkebunan kelapa sawit propinsi Riau tahun 2009 sebesar 1,522,308 hektare dan diperkirakan akan terus bertambah pada tahun 2010, 2011 dan seterusnya. Di Riau sendiri terdapat beberapa kabupaten yang memiliki luas areal perkebunan sawit terbesar yaitu pada kabupaten Rokan Hulu, Pelalawan, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Batang Kelapa Sawit Pemotongan ukuran balok Pengecilan Ukuran 14’’ Serbuk Sawit Pengeringan Tabel 6. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau Kabupaten Luas Areal Ha Rokan Hulu 294,539 Kampar 212,771 Pelalawan 162,500 Kuantan Singingi 123,901 Indragiri Hulu 97,253 Sumber: Badan Pusat Statistik 2009 Dari keempat propinsi yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit, dilakukan pencarian beberapa kabupaten yang mempunyai luas areal perkebunan kelapa sawit untuk dilihat seberapa besar bahan baku limbah batang kelapa sawit yang tersedia. Pada propinsi Sumatera Barat terdapat tiga kabupaten yang potensial sebagai penyedia bahan baku seperti kabupaten Pasaman Barat, Dharmas Raya dan Solok Selatan. Pada Propinsi Sumatera Utara terdapat kabupaten Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Simalungun, Langkat, dan Asahan sedangkan pada Propinsi Sumatera Selatan terdapat kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Kemening Ilir, dan Musi Rawas yang sangat potensial dalam penyediaan bahan baku yang berupa limbah batang kelapa sawit. Dilihat dari luas areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki tiap kabupaten tersebut, dapat diperkirakan besarnya bahan baku yang dimiliki yang dapat diolah dan dijadikan produk yang bernilai ekonomis atau dengan kata lain industri akan sangat kecil sekali untuk dapat kekurangan bahan baku yang nantinya akan diolah menjadi serbuk sawit. Analisis prakiraan luas perkebunan kelapa sawit di empat propinsi penghasil terbesar dihitung berdasarkan data historis yang terhitung selama 15 tahun sejak tahun 1995-2009. Analisis prakiraan bahan baku ini dihitung dengan menggunakan metode time series, linier trend analysis. Data yang didapat dari hasil prakiraan ini dapat digunakan dalam menghitung jumlah batang kelapa sawit yang dihasilkan per kilogram per hektarnya dengan menggunakan asumsi-asumsi yang digunakan didalam perhitungan neraca massa dari bahan baku tersebut. Hasil prakiraan dapat dilihat pada Tabel 7 dan salah satu grafik dari hasil prakiraan dapat dilihat pada Gambar 19. Untuk tabel luas areal perkebunan kelapa sawit sebelum di prakirakan dapat dilihat pada Lampiran 4 sedangkan untuk grafik hasil perhitungan prakiraan luas areal perkebunan kelapa sawit lainnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 7. Hasil prakiraan luas areal perkebunan kelapa sawit 2010-2019 Provinsi Jumlah Prakiraan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Ha 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Sumatera Utara 1,259,974 1,308,673 1,357,372 1,406,070 1,454,769 1,503,468 1,552,167 1,600,866 1,649,565 1,698,264 Riau 1,774,648 1,864,222 1,953,797 2,043,371 2,132,945 2,222,520 2,312,094 2,401,668 2,491,242 2,580,817 Sumatera Selatan 812,606 851,900 891,195 930,489 969,783 1,009,078 1,048,372 1,087,667 1,126,961 1,166,255 Sumatera Barat 465,752 488,216 510,679 533,143 555,607 578,071 600,535 622,999 645,463 667,927 Gambar 19. Grafik prakiraan luas areal perkebunan kelapa sawit provinsi Riau Berdasarkan grafik , hampir di semua provinsi mengalami kenaikan walaupun kenaikan tersebut tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena setiap tahunnya perkebunan kelapa sawit pasti akan mengalami kondisi re-planting atau penebangan dikarenakan umur ekonomis kelapa sawit sudah usai dan tidak produktif lagi. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang cukup agar kebutuhan bahan baku yang berupa batang kelapa sawit tetap terpenuhi.

3. Kapasitas Produksi