Aspek Teknis dan Teknologis

Menurut Djamin 1993, tahap persiapan suatu industri dapat dilihat sebagai suatu rangkaian kegiatan yang pada akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah studi dan dokumen- dokumen untuk memungkinkan mengambil keputusan suatu rencana investasi. Pendirian suatu industri memiliki prioritas aspek-aspek yang perlu deiperhatikan yakni i pasar dan pemasaran, ii teknis dan teknologis, iii manajemen organisasi dan sumber daya manusia, iv finansial, v sosial-ekonomi, vi hukum dan vii lingkungan. Tiap aspek tersebut dianalisis dan dirangkum, kemudian dibuat rekomendasi kelayakannya Umar, 2003.

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Kotler 2002, pemasaran adalah proses sosial dan manjerial yang dengan proses itu, perseorangan atau kelompok, memperoleh apa saja yang diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Pasar dan pemasaran terjadi karena adanya kebutuhan manusia yang menimbulkan permintaan, yakni keinginan akan produk spesifik yang didukung dengan kemampuan dan ketersediaan untuk membeli. Sutojo 2000 menyatakan bahwa fokus aspek pasar dan pemasaran produk yang dihasilkan mencakup tiga hal, yaitu: a. Memperoleh gambaran, apakah pada masa yang akan datang terdapat permintaan pasar yang dapat menyerap produk yang dihasilkan. b. Memperoleh gambaran bagaimana suasana persaingan pasar pada masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing, dan apakah produk yang dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar market share yang memadai. c. Memperoleh gambaran tentang prospek perkembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan pasar. Riset pemasaran diperlukan untuk mengidentifikasi peluang pasar dan pesaing. Riset pemasaran adalah penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis untuk membantu penentu kebijakan merumuskan strategi pemasaran. Tujuan utama riset adalah mendapatkan informasi pasang yang akurat, sehingga produk dapat disebar sesuai dengan keadaan pasar. Pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung wawancara, telepon dan tidak langsung penggunaan internet, perpustakaan Rangkuti, 1997. Menurut Roberts dan Berger 2003, identifikasi pesaing bertujuan untuk mengetahui keadaan persaingan perusahaan saat ini dan masa datang. Identifikasi pesaing menganalisis secara detail bagaimana persaingan merebut perhatian konsumen dan penjualan terhadap target pasar, termasuk strategi pesaing dalam hal produk, harga, promosi, dan distribusi. Distribusi produk menggunakan saluran pemasaram tertentu untuk memudahkan pencapaian produk oleh konsumen. saluran pemasaran adalah suatu rangkaian orang dan atau organisasi yang menyampaikan produk ke tangan konsumen. industri dapat memasarkan produk langsung ke konsumen tanpa perantara, atau menggunakan satu atau lebih rangkaian distributor, agen sampai pengecer untuk memasarkan produk. Pilihan saluran pemasaran akan mempengaruhi penetapan harga, penentuan target volume penjualan dan produksi, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan Kotler, 2002.

2. Aspek Teknis dan Teknologis

Menurut Umar 2003, aspek teknis dan teknologis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan industri secara teknis dan operasi hingga industri tersebut selesai dibangun. Aspek teknis dan teknologis dalam perencanaan proyek meliputi: a. Pemilihan dan perencanaan produk agar dapat ditentukan gambaran peralatan dan teknologi yang hendak digunakan. b. Pemilihan teknologi produksi berdasarkan sumberdaya yang ada dan kualitas yang ingin dicapai. c. Rencana kapasitas produksi ekonomi volume produksi atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu. d. Penentuan lokasi pabrik e. Penentuan proses produksi dan tata letak pabrik, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain. f. Perencanaan jumlah produksi yang dipengaruhi i permintaan, ii kapasitas pabrik, iii suplai bahan baku, iv kemampuan modal dan v peraturan pemerintah. g. Perencanaan mengenai persediaan dan pengawasan kualitas produk Sutojo 2000 menyatakan bahwa syarat-syarat sebagai jaminan kelayakan teknologi mutu yang digunakan adalah a. Mutu, spesifikasi, dan jenis produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. b. Tidak akan menimbulkan kesulitan dalam pengadaan tenaga teknis, bahan baku, dan bahan pembantu. c. Dapat menjamin tercapainya kapasitas produksi ekonomis. d. Tidak akan meningkatkan anggaran peralatan prosuksi secara berlebihan. e. Sebaiknya menghasilkan sebanyak mungkin jenis produk dengan mempergunakan bahan baku yang sama. f. Tidak akan menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan masyarakat sekitar lokasi proyek. g. Pernah diterapkan dan berhasil di tempat atau negara lain. Sutojo 1996 menyebutkan bahwa evaluasi aspek teknis dan teknologis mencakup beberapa hal di bawah ini: 1. Penentuan lokasi proyek yaitu lokasi dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi maupun lahan proyek. Peubah-peubah yang perlu diperhatikan antara lain iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik dan air, keadaan dan sikap masyarakat dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan. Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor antara lain iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu letak konsumen potensial atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah. 2. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu. Kapasitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan didirikan. Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi, yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang atau kemungkinan pasar yang akan diraih, kemungkinan pengaduan bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja, serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar sesuai dengan teknologi yang diterapkan. 3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam dan lainnya tergantung proyek yang didirikan. 4. Penentuan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik yang dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain. Tata letak pabrik merupakan alat efektif untuk menekan biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktivitas yang tidak produktif Machfud dan Agung, 1990. Penjelasan mengenai evaluasi aspek teknis dan teknologis dapat dijelaskan secara rinci berikut ini. Lokasi merupakan hal yang penting bagi pendirian suatu perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan yang didirikan tanpa pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab perusahaan beroperasi secara tidak efisien dan efektif, sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu dalam penentuan lokasi suatu industri diperlukan suatu pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari industri tersebut. Lokasi suatu industri sangant dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, letak sumber bahan baku, daerah pemasaran, serta faktor lingkungan. Menurut Assauri 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi analisis lokasi suatu industri dapat digolongkan menjadi faktor-faktor utama dan faktor-faktor sekunder. Faktor-faktor utama akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan distribusi dari industri yang akan didirikan. Faktor-faktor utama tersebut meliputi letak dari pasar, letak dari sumber bahan baku, tingkat biaya dan ketersediaan fasilitas pengangkutan, biaya ketersediaan tenaga kerja, dan adanya pembangkit listrik. Menurut Apple 1990, ciri-ciri tata letak yang baik diantaranya adalah keterkaitan kegiatan yang terencana, pola aliran yang terencana, aliran bahan yang lurus, pemindahan bahan antar operasi minimum, tata letak yang dapat disesuaikan dengan perubahan, penempatan yang tepat untuk fasilitas pelayanan produksi dan pemindahan ulang bahan yang minimum. Pola aliran bahan merupakan salah satu langkah yang penting dalam perencanaan fasilitas. Pola aliran dapat dikelompokkan menjadi pola aliran didalam tempat kerja, pola aliran dalam fasilitas dan aliran antar fasilitas. Menurut Birchfield 1988, terdapat tiga bentuk umum tata letak ruang kerja, yaitu garis lurus, bentuk U, dan bentu L, dimana setiap bentuk memiliki peruntukkannya sendiri. Bentuk garis lurus sering digunakan untuk mengefisiensikan waktu dan pergerakan. Bentuk U akan memberikan area yang cukup, namun jumlah waktu terbuang lebih banyak karena pergerakan pekerja untuk masuk dan keluar ruangan. Analisa aliran bahan sangat diperlukan dalam merancang suatu tata letak industri atau pabrik. Penentuan aliran bagi menajemen, material, aliran bahan, distribusi fisik dan logistik merupakan salah satu langkah dalam perencanaan fasilitas yang sangat penting terutama penentuan pola aliran bahan. Menurut Heizer dan Render 1993, peta keterkaitan kegiatan atau disebut juga relationship chart, merupakan suatu cara untuk menunjukkan aliran departemen. Peta keterkaitan kegiatan serupadengan peta dari-ke, tapi tidak seperti peta dari-ke yang berisi data perpindahan material, peta ini berisikan tanda kualitatif yang menggambarkan hubungan antar departemen. Analisis terhadap peta ini memperlihatkan departemen-departemen yang harus berdekatan dan departemen-departemen yang tidak boleh berdekatan. Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan suatu pengelompokkan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tadi Heizer dan Render, 1993. Keterkaitan antar aktivitas dan hasil dari proses perancangan kegiatan tersebut adalah dalam bentuk bagan dan diagram keterkaitan antar kegiatan, yang secara sistematis telah menunjukkan bagaimana kedudukan letak atau lokasi suatu kegiatan ruang tertentu dikaitkan dengan kegiatan ruang yang lain Apple,1990.

3. Aspek Manajemen dan Organisasi