Legalitas Aspek Lingkungan dan Legalitas
Menurut Ariyoto 1990, minimal diperlukan izin-izin dan persyaratan legalitas sebagai berikut :
Persetujuan prinsip mendirikan industri Surat Izin Umum Perusahaan SIUP
Tanda Daftar Perusahaan TERDAPAT Akta Pendirian Perusahaan
Persyaratan izin Undang-undang gangguan HO dan izin tempat usaha adalah sebagai berikut:
Mengisi formulir permohonan dan materai Rp.3000 sebanyak 2 Surat persyarataan tidak keberatan dari tetangga
Rekomendasi pertimbangan dari Camat Berita acara pemeriksaan lapangan dari kecamatan setempat
Gambar lokasi ruangan yang akan dipergunakan Keterangan Kartu Tanda Penduduk KTP
Pas photo hitam putih ukuran 3 x 4 sebanyak 6 lembar Akta Pendirian Perusahaan, bagi yang berbadan hukum
Surat keterangan tanda bukti pemilikanpenyewaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Izin Mendirikan Bangunan IMB Surat Keterangan SEKRI bagi keturunan asing
Rekomendasi dari instansi yang sesuai dengan jenis yang dimohon
Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia. Perseroan memperoleh status sebagai badan hukum setelah akta pendirian persero
disyahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia. Berdasarkan UU Republik Nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas PT, pasal delapan menyatakan bahwa akta pendirian memuat
anggaran dasar dan keterangan lain, seperti : Nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan
pendiri Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang pertama kali diangkat Nama pemegang saham yang mengambil bagian saham pada saat pendirian
Anggaran Dasar perseroan memuat sekurang-kurangnya : Nama dan tempat kedudukan perseroan
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan Jangka waktu berdirinya perseroan
Besarnya jumlah modal Susunan, jumlah dan nama anggota direksi dan komisaris
Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, direksi perseoan wajib mendaftarkan perusahaan. Hal-hal yang
harus didaftarkan : Akta pendirian beserta surat pengesahan menteri kehakiman RI
Akta perubahan Anggaran Dasar beserta laporan kepada menteri kehakiman RI
Untuk mendirikan suatu industri juga diperlukan izin lokasi usaha, untuk memperoleh izin lokasi, pemohon menyampaikan permohonan secara tertulis kepada gubernur kepala daerah
melalui Kanwil BPN dengan dilengkapi : Rekomendasi BupatiWalikota Kepala Daerah
Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbadan hukum atau Surat Izin Usaha bagi perusahaan perseorangan
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Lay out pabrik
Garis besar uraian proyek Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat
penampungan bagi pemilik tanah Pertimbangan aspek penatagunaan tanah
Peta rencana tata ruang lokasi yang bersangkutan Dewasa ini, pemerintah masih membuka kesempatan lebar bagi perusahaan yang
bermaksud mendirikan industri yang dapat meningkatkan nilai tambah pada bahan baku, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, selama
persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, maka tidak akan ada kesulitan untuk memperoleh perizinan tersebut.
c. Pajak Industri LCM serbuk sawit tidak terlepas dari kewajiban pajak yang dibebankan, sesuai
dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah, Perseroan atau perkumpulan lainnya, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau lembaga untuk usaha tetap.
Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.17 tahun 2000, yaitu keuntungan dibawah Rp 50 juta maka dikenakan pajak
sebesar 10 persen dari pendapatan, apabila pendapatan antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta, maka dikenakan pajak 10 persen dari Rp 50 juta ditambah dengan 15 persen dari pendapatan
yang telah dikurangi dengan Rp 50 juta, kemudian apabila pendapatan berada diatas Rp 100 juta, maka dikenakan pajak sebesar 10 persen dari Rp 50 juta ditambah 15 persen dari Rp 50 juta dan
ditambah dengan 30 persen dari pendapatan yang telah dikurangi Rp 100 juta.