Aspek Legalitas Perencanaan Industri

6. Aspek Lingkungan

Pendirian industri harus berwawasan lingkungan yakni memperhatikan lingkungan sejak mulai perencanaan sampai industry berproduksi. Pembangunan yang mengusahakan terpenuhinya kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuannya pada generasi yang akan datang, merupakan pengertian pembangunan berkelanjutan Soemarwoto, 2001. Industri perlu mengintegrasikan arah kebijakan lingkungan yang mencakup semua aktivitas untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan Roberts et al., 1998. Komisi Dunia untuk lingkungan hidup WCED melakukan pendekatan hubungan pembangunan dan lingkungan dari enam sudut pandang, yakni i keterkaitan interdependency, ii Berkelanjutan Sustainability, iii Pemerataan Equity, iv Keamanan dan resiko lingkungan, v Pendidikan dan komunikasi dan Vi kerjasama international. Pengembangan industri perlu memperhatikan Hukum Lingkungan yang meliputi i Hukum Tata Lingkungan, ii Hukum Perlindungan Lingkungan, iii Hukum Kesehatan Lingkungan dan iv Hukum Pencemaran Lingkungan Hardjasoemantri, 2000. Peningkatan kesadaran terhadap masalah lingkungan mengharuskan setiap proyek untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan AMDAL masalah yang timbul dari suatu Proyek industri ke lingkungan, diantaranya adalah polusi. Proyek yang diperkirakan dapat merusak lingkungan, dan atau menyebar polusi adalah tidak layak karena berdampak negative bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya Wijandi, 1996. Perangkat peraturan yang ada untuk mengembangkan pembangunan berkelanjutan anatara lain: a. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup KepMenLH No. Kep-42MENLHII94 tentang pedoman umum audit lingkungan b. Peraturan pemerintah PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL c. KepMenLH No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan. d. KepMEnLH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha danatau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

Perkebunan kelapa sawit yang membentang luas dengan produktivitasnya yang tinggi secara otomatis menghasilkan limbah kayu yang tinggi ketika masa panen telah usai. Hal ini dapat menimbulkan masalah terhadap pencemaran lingkungan seperti pembakaran limbah secara besar- besaran sehingga dapat menimbulkan polusi udara. Sampai saat ini, industri yang dapat mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah yang tinggi masih terbatas. Penggunaan teknologi yang tepat untuk mengolah limbah kayu tersebut sangat mendukung proses pelaksanaan pencegahaan pencemaran lingkungan. Pengolahan limbah tersebut berupaya untuk memberikan suatu bantuan teknis terhadap pengusaha perkebunan kelapa sawit dengan penguasaan teknologi pengolahan limbah. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan industri pengolahan limbah batang kelapa sawit. Dengan perencanaan yang tepat, didukung oleh penggunaan teknologi ditambah dengan sumber informasi tambahan dari pakar, diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas perkebunan kelapa sawit Indonesia. Perencanaan industri harus dilaksanakan sebaik mungkin agar kendala-kendala dan ketidakpastian di masa yang akan datang dapat diminimalisasi. Kajian masalah khusus ini bertujuan untuk merancang suatu model sistem perencanaan Sistem penunjang keputusan cerdas ini digunakan untuk mengelola perencanaan industri dalam pengolahan limbah batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit dengan mengintegrasikan elemen-elemen yang terdapat didalamnya. Dengan adanya sistem tersebut, diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan dalam bidang perencanaan industri pengolahan limbah batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit untuk menghasilkan keputusan yang baik dalam tempo yang relatif cepat, sehingga perencanaan industri dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien. Diagram alir kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.