Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran baik promosi,
penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan untuk setiap periode. Staf Pemasaran
Staf pemasaran bertugas memasarkan produk, melaksanakan strategi pemasaran yang ditetapkan, menjalankan kegiatan promosi dan menjalin kerja sama dengan mitra.
Staf Keuangan Staf keuangan bertugas melaksanakan dan mengelola kegiatan pencatatan keuangan dan
pengelolaan keuangan perusahaan. Staf Administrasi
Staf administrasi bertugas melaksanakan dan mengawasi kegiatan pencatatan administrasi kantor dan operasional perusahaan.
Staf Logistik Staf logistik pemasaran bertugas mengelola pendistribusian produk dan mengatur
pengadaan dan pengelolaan bahan baku. Operator
Operator bertugas menjalankan mesin sesuai dengan kriteria yang seharusnya. Operator harus secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap proses produksi dan kinerja mesin
agar tidak terjadi penyimpangan produk yang tidak diinginkan. Operator juga bertugas untuk melakukan perawatan mesin dan alat-alat produksi.
Laboran Laboran bertugas melakukan pengawasan terhadap mutu produk dengan melakukan
pengecekan mutu bahan baku, hasil dari tiap tahap produksi, dan produk akhir sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan sesuai dengan arahan dari manajer produksi dan QC.
Supir Supir bertugas mengendarai kendaraan beroda empat milik perusahaan dalam rangka
pendistribusian bahan baku maupun produk LCM serbuk sawit yang dihasilkan. Selain itu supir bertugas melaksanakan kegiatan transportasi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Security Security bertugas menjaga keamanan perusahaan dengan jumlah jam kerja 24 jam siang
dan malam dengan pembagian waktu kerja menjadi dua shift. Buruh
Buruh tergolong kedalam tenaga kerja langsung produksi karena bertugas mengangkut bahan baku, produk yang diproduksi, melakukan penebangan batang kelapa sawit serta melakukan
proses pengupasan kulit batang kelapa sawit.
D. Aspek Lingkungan dan Legalitas
1. Lingkungan
Limbah merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam industri yang dapat bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat
dihilangkan atau dihindari tetapi pencamaran dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin.
Industri LCM serbuk sawit menghasilkan limbah berupa limbah padat. Limbah padat dihasilkan dari proses pembersihan batang kelapa sawit yaitu berupa kulit batang kelapa sawit dan
proses pengecilan ukuran atau penggilingan yaitu berupa loss serbuk yang dihasilkan dari mesin pengecil ukuran. Limbah padat ini dapat tidak tergolong limbah berbahaya bagi lingkungan dan
umumnya dapat terurai secara alami sehingga dapat dibuang langsung ke lingkungan. Selain limbah padat yang dihasilakn dari proses pengolahan, kemasan pun dapat menjadi sumber limbah
industri. Misalnya kemasan bocor atau rusak maka akan menjadi potensi dihasilkannya limbah padat. Limbah berupa kemasan akan ditampung dan dibuang secara berkala ke tempat
pembuangan sampah.
2. Legalitas
Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak terkait, dalam hal ini pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan industri tersebut dan memberikan
kemudahan dalam perjalanan melakukan kegiatan usaha, mendapatkan dukungan serta terikat pada kebijakan yang berlaku pada daerah tertentu. Untuk melegalisasi pendirian dan pengoperasian
industri LCM serbuk sawit perlu dibentuk menjadi badan usaha. a. Badan Usaha
Perusahaan yang ada di Indonesia terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu Perseroan Terbatas PT, Persekutuan Komanditer CV, Koperasi, Firma, Kongsi, Yayasan dan bentuk
usaha tetap. Dalam hal pemilikan, bentuk perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, pembagian laba, resiko yang akan ditanggung, pembagian
pengawasan dan aturan penguasaan perusahaan. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka bentuk perusahaan yang sesuai untuk industri LCM serbuk sawit ini adalah Perseroan Terbatas PT.
Pemilihan ini dilakukan dengan alasan modal investasi yang dibutuhkan relatif cukup besar. b. Perizinan
Untuk mendirikan suatu industri, menurut Keputusan Menteri Negara Investasi Menives No. 38SK1999 pada Bab I tentang Ketentuan Umum, diperlukan izin-izin dan persyaratan
legalitas sebagai berikut : 1. Persetujuan fasilitas dan izin pelaksanaan penanaman modal yang dikeluarkan
MenivesKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BPKM atau Ketua BPKMD terdiri dari :
Persetujuan pemberian fasilitas pembebasan bea masuk dan fasilitas perpajakan atas pengimporan barang modal.
Persetujuan pemberian fasilitas pembebasan bea masuk atas pengimporan bahan baku danatau bahan penolong untuk keperluan produksi 2 dua tahun berdasarkan
kapasitas terpasang. Persetujuan pemberian fasilitas pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah
untuk usaha industri tertentu. Angka Pengenal Importir Terbatas APIT.
Keputusan tentang Rencana Penggunaan Tenaga Kerja warga Negara asing pendatang RPTK.
Keputusan tentang Izin Kerja Tenaga Kerja Warga Negara Asing pendatang IKTA. Izin Usaha Tetap IUT, Izin Usaha Perluasan dan Pembaharuan IUT.
2. Izin pelaksanaan penanaman modal yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah KabupatenKota terdiri dari :
Izin lokasi Izin Undang-undang Gangguan UUGHO
Izin Mendirikan Bangunan IMB
Menurut Ariyoto 1990, minimal diperlukan izin-izin dan persyaratan legalitas sebagai berikut :
Persetujuan prinsip mendirikan industri Surat Izin Umum Perusahaan SIUP
Tanda Daftar Perusahaan TERDAPAT Akta Pendirian Perusahaan
Persyaratan izin Undang-undang gangguan HO dan izin tempat usaha adalah sebagai berikut:
Mengisi formulir permohonan dan materai Rp.3000 sebanyak 2 Surat persyarataan tidak keberatan dari tetangga
Rekomendasi pertimbangan dari Camat Berita acara pemeriksaan lapangan dari kecamatan setempat
Gambar lokasi ruangan yang akan dipergunakan Keterangan Kartu Tanda Penduduk KTP
Pas photo hitam putih ukuran 3 x 4 sebanyak 6 lembar Akta Pendirian Perusahaan, bagi yang berbadan hukum
Surat keterangan tanda bukti pemilikanpenyewaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Izin Mendirikan Bangunan IMB Surat Keterangan SEKRI bagi keturunan asing
Rekomendasi dari instansi yang sesuai dengan jenis yang dimohon
Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia. Perseroan memperoleh status sebagai badan hukum setelah akta pendirian persero
disyahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia. Berdasarkan UU Republik Nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas PT, pasal delapan menyatakan bahwa akta pendirian memuat
anggaran dasar dan keterangan lain, seperti : Nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan
pendiri Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang pertama kali diangkat Nama pemegang saham yang mengambil bagian saham pada saat pendirian
Anggaran Dasar perseroan memuat sekurang-kurangnya : Nama dan tempat kedudukan perseroan
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan Jangka waktu berdirinya perseroan
Besarnya jumlah modal Susunan, jumlah dan nama anggota direksi dan komisaris
Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen
Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, direksi perseoan wajib mendaftarkan perusahaan. Hal-hal yang
harus didaftarkan : Akta pendirian beserta surat pengesahan menteri kehakiman RI
Akta perubahan Anggaran Dasar beserta laporan kepada menteri kehakiman RI
Untuk mendirikan suatu industri juga diperlukan izin lokasi usaha, untuk memperoleh izin lokasi, pemohon menyampaikan permohonan secara tertulis kepada gubernur kepala daerah
melalui Kanwil BPN dengan dilengkapi : Rekomendasi BupatiWalikota Kepala Daerah
Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbadan hukum atau Surat Izin Usaha bagi perusahaan perseorangan
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Lay out pabrik
Garis besar uraian proyek Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat
penampungan bagi pemilik tanah Pertimbangan aspek penatagunaan tanah
Peta rencana tata ruang lokasi yang bersangkutan Dewasa ini, pemerintah masih membuka kesempatan lebar bagi perusahaan yang
bermaksud mendirikan industri yang dapat meningkatkan nilai tambah pada bahan baku, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, selama
persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, maka tidak akan ada kesulitan untuk memperoleh perizinan tersebut.
c. Pajak Industri LCM serbuk sawit tidak terlepas dari kewajiban pajak yang dibebankan, sesuai
dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah, Perseroan atau perkumpulan lainnya, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau lembaga untuk usaha tetap.
Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.17 tahun 2000, yaitu keuntungan dibawah Rp 50 juta maka dikenakan pajak
sebesar 10 persen dari pendapatan, apabila pendapatan antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta, maka dikenakan pajak 10 persen dari Rp 50 juta ditambah dengan 15 persen dari pendapatan
yang telah dikurangi dengan Rp 50 juta, kemudian apabila pendapatan berada diatas Rp 100 juta, maka dikenakan pajak sebesar 10 persen dari Rp 50 juta ditambah 15 persen dari Rp 50 juta dan
ditambah dengan 30 persen dari pendapatan yang telah dikurangi Rp 100 juta.
E. Analisis Finansial