106
b Seleksi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi yang
sesuai dengan persoalan biologi yang akan dimuat dalam penduan belajar.
c Penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai
sumber belajar biologi.
2 Analisis Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi sasaran uji coba penggunaan panduan belajar adalah siswa SMA kelas X . Kondisi siswa yang
dianalisis adalah kemampuan awal siswa, kesanggupan belajar, survei pengguna android, dan aspek-aspek penting lainnya.
3 Analisis Kompetensi
Analisis ini dilakukan terhadap kurikulum yang ada dengan mengidentifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
kurikulum 2013.
4 Analisis Instruksional
Analisis instruksional dalam penyusunan bahan ajar dilakukan
dengan menjabarkan
Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator-indikator yang harus
dicapai pada materi keanekaragaman hayati.
107
b. Desain Desain
1 Penyusunan Kerangka Struktur Panduan Belajar
Dari hasil analisis kompetensi, disusun kerangka isi media panduan belajar yang menggambarkan keseluruhan materi dan
kegiatan yang akan dimuat dalam aplikasi panduan pengamatan capung.
2 Penentuan Sistematika Produk
Tahap ini menentukan sistematika penyajian materi pada produk secara runtut sesuai dengan tahap-tahap dalam
mempelajari isi materi media panduan belajar.
3 Perancangan Alat Evaluasi
Menentukan validasi konstruksi oleh dosen pembimbing untuk menilai instrumen yang akan dilakukan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi hasil belajar.
c. Development Pengembangan
1 Pra Penulisan
Pada tahap ini dilakukan kajian referensi dan sumber pustaka serta keperluan lain yang mendukung dalam proses
penyusunan media panduan belajar.
2 Penulisan Draf
Penulisan dilakukan sesuai dengan kerangka dan sistematika penulisan media panduan belajar yang telah disusun. Tahap
108
penyusunan media mengikuti Hackbarth Endang, 2011: 174 dengan tahap sebagai berikut:
a memilih materi
b menuliskan tujuan penyusunan media
c memilih dan mengorganisasikan isi
d membuat story board
e menguji story board
f revisi story board.
Pengembangan dalam penelitian ini berisi kegiatan realisasi dan validasi produk sebelum diuji cobakan secara terbatas kepada siswa
di dalam pembelajaran. Tahap realisasi produk dimulai dengan pengumpulan gambar sesuai rancangan story board yang telah
disusun. Pengumpulan gambar dilakukan dengan 3 cara yaitu pengumpulan gambar secara langsung live, pengumpulan gambar
dari sumber yang tersedia copy, dan pengumpulan gambar dengan cara editing grafic. Gambar yang telah disortir kemudian diedit
menggunakan software Adobe Photoshop dan Picasa. Tahap selanjutnya adalah menyusun gambar sesuai rancangan
lengkap dengan teks maupun keterangan lainnya menggunakan program corel draw. Tahap terakhir dari proses produksi adalah
penggabungan gambar dan teks melalui software Android Studio oleh tim IT untuk menjadi sebuah aplikasi oleh ahli pengembang
android.
109
3 PenyuntinganValidasi
Produk awal hasil penyusunan panduan belajar kemudian divalidasi oleh ahli yang relevan, dalam hal ini adalah dosen ahli
materi dan dosen ahli media untuk memperoleh masukan dan komentar. Masukan dan komentar dari dosen ahli digunakan
untuk menyempurnakan panduan belajar sebelum diuji coba terbatas. Tujuan tahap ini adalah untuk menghindari adanya
kesalahan konsep dan bahasa.
4 Revisi I
Revisi dilakukan dari hasil validasi oleh dosen ahli untuk menyempurnakan produk yang dihasilkan. Tahap ini merupakan
tahap terakhir sebelum melakukan pelaian terhadap produk.
5 Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan pada 12 orang siswa kelas X semester 2 dan 3 orang Guru Biologi MAN Yogyakarta III,
Sleman.
6 Revisi Akhir
Masukan dan saran yang diberikan oleh guru dan siswa dijadikan dasar untuk revisi panduan belajar sebagai revisi akhir
110
sehingga didapatkan produk akhir berupa prototipe aplikasi Panduan Pengamatan Capung untuk mempelajari materi
keanekaragaan hayati indonesia bagi siswa kelas SMA kelas X.
3. Objek dan Subjek Penelitian
a. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini berupa media pembelajaran Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung.
b. Subjek Penelitian
1 Ahli Materi , 2 orang dosen biologi yang ahli dalam bidang ilmu
serangga dan keanekaragaman hayati ditunjuk sebagai reviewer panduan belajar yang telah disusun.
2 Ahli Media, 2 orang dosen pendidikan biologi yang ahli dalam
bidang penyusunan panduan belajar dan media pembelajaran biologi lainnya ditunjuk sebagai reviewer panduan belajar yang
telah disusun. 3
Guru Mata Pelajaran, 2 orang guru mata pelajaran biologi di MAN Yogyakarta III ditunjuk untuk memberi penilaian
mengenai kualitas panduan belajar yang telah disusun. 4
Responden Responden pada penelitian ini terdiri dari 10 siswa MAN
Yogyakarta III.
111
4. Teknik Pengumpulan Data
Data kualitas media Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung berupa data kualitatif yang didapat dari penilaian reviewer I ahli media;
ahli materi dan reviewer II guru biologi menggunakan instrumen khusus. Data tanggapan siswa terhadap kualitas media didapat dari
instrumen tanggapan siswa menggunakan skala Likert. Semua bentuk instrumen dilengkapi dengan kolom kritik dan saran.
5. Instrumen Pengumpulan data
a. Instrumen Pembuatan Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies
Capung
1 Kamera
2 Program Microsoft Office Word
3 Program Corel Draw X7
4 Program Adobe Photoshop
5 Program Android Studio
b. Instrumen Pengumpulan Data Kualitas Aplikasi Panduan
Identifikasi Spesies Capung
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian kualitas media Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung. Instrumen
berupa indikator-indikator kualitas media dari berbagai aspek yang disusun sebagai berikut:
112
1 Instrumen yang digunakan Reviewer I ahli materi berdasarkan
penilaian aspek kebenaran konsep. Instrumen disusun
menggunakan skala Gutman disertai lembar kritik dan saran. 2
Instrumen yang digunakan Reviewer II Ahli Media dan Guru Biologi untuk menilai aspek, isi, tampilan, serta fungsi sebagai
media belajar. Instrumen disusun menggunakan skala Gutman disertai lembar kritik dan saran.
3 Instrumen tanggapan siswa selama proses uji coba terbatas.
Instrumen disusun khusus untuk menilai aspek materi, bahasaketerbacaan, penyajian dan kegrafisan. Instrumen
disusun menggunakan skala Likert disertai lembar kritik dan saran.
6. Validasi Instrumen Penelitian
Instrumen yang dibuat divalidasi oleh dosen pembimbing secara expert judgement
validasi secara logis dan kritis oleh dosen pembimbing. Hasil validasi digunakan sebagai dasar penggunaan
instrumen pengambilan data. Validasi ahli media ini disusun sesuai dengan teori bagaimana seharusnya mengembangkan media. Instrumen
ini dikembangkan secara lebih jauh dan rinci sesuai karakteristik substansi materi pembelajaran dan kompetensi yang dikembangkan
melalui media pembelajaran. Sa’dun Akbar, 2013; 120.
113
7. Teknik Analisis Data
Data penilaian yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif dengan langkah-langkah sebagai
berikut: a.
Mengubah data yang diperoleh dari reviewer menjadi nilai skors, dengan Skala Likert.
b. Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen yang dinilai.
c. Mengonversikan skor rata-rata tiap aspek penilaian kualitas
yang diperoleh menjadi kualitatif. d.
Mengubah nilai setiap aspek kriteria dalam panduan belajar menjadi nilai kualitatif dengan kategori penilaian yang sesuai.
Data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1
Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari:
a Data validitas panduan belajar dari ahli materi dan ahli
media. b
Data penilaian guru biologi berupa tanggapan, saran, dan masukan.
c Data tanggapan siswa berupa tanggapan, saran, dan
masukan. 2
Data kuantitatif a
Data kelayakan aplikasi panduan pengamatan spesies capung berupa data deskriptif kualitatif. Setelah data
114
terkumpul dari
reviewer, dihitung
frekuensi kemunculan masing-masing kriteria yakni Sangat Baik,
Baik, Kurang dan Sangat Kurang, kemudian dihitung presentasenya dengan rumus:
b Berdasarkan rumus tersebut akan diperoleh presentase
masing-masing kriteria yakni sangat baik, baik, kurang, sangat kurang. Perhitungan hanya dapat dilakukan
untuk menghitung median, modus, persentil, rank, dan korelasi spearman Sumintoro, 2014: 15. Kriteria yang
memiliki kemunculan paling banyak modus atau presentase paling besar maka akan menjadi kesimpulan
kelayakan aplikasi panduan pengamatan spesies capung ini. Aplikasi panduan pengamatan spesies capung ini
dikatakan layak apabila memiliki modus dengan kriteria minimal baik.
Presentase tiap kriteria = Frekuensi kemunculan tiap kriteria
Jumlah frekuensi seluruh kriteria X 100
115
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development R D, yaitu penelitian dan pengembangan sumber belajar biologi yang menghasilkan
produk akhir berupa prototype aplikasi panduan belajar. Prosedur penelitian mengacu pada tahapan penulisan bahan ajar yang diutarakan oleh Robert
Maribe Branch 2009 yaitu menggunakan tahapan analysis, design, development, implementation, evaluation
ADDIE model. Namun dalam dalam penelitian ini hanya menerapkan pada tahapan ADD analysis, design,
development .
Berikut ini adalah langkah-langkah penulisan panduan belajar keanekaragaman capung untuk mempelajari keanekaragaman hayati dengan
menggunakan model ADD:
1. Tahap Analisis
a. Analisis Potensi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar
1 Hasil Identifikasi Jenis Capung yang Ditemukan di Rawa
Jombor Dalam Penelitian Tria Septiani Subagyo
Berdasarkan penelitian keanekaragaman capung yang telah dilakukan di Rawa Jombor, Klaten pada bulan Februari
– April 2016 teridentifikasi 30 spesies capung. Jenis capung yang diambil dari
enam lokasi pengamatan di Rawa Jombor 28 jenis yang tertangkap
116 dan 2 spesies tidak tertangkap namun teridentifikasi keberadaanya.
Tabel 31. Data Spesies Capung Rawa Jombor
No NAMA SPESIES LOKASI SAMPLING
1 2
3 4
5 6
1. Acisoma panorpoides
√ √
√
2. Aethriamanta aethra
√ √
3. Agriocnemis femina
√ √
√ √
√ √
4. Agriocnemis pygmaea
√ √
5. Agrionoptera insignis
√ √
6. Anax guttatus
√
7. Brachydiplax chalybea
√ √
√ √
8. Bracythemis contaminata
√ √
9. Copera marginipes
√ √
√ √
√
10. Crocothemis servillia
√ √
√ √
11. Diplacodes trivialis
√ √
12. Epophtalmia vittigera
√
13. Gynacantha subinterrupta
√
14. Ictinogomphus decoratus
√
15. Ischnura senegalensis
√ √
√ √
16. Lathrecista asiatica
√ √
17. Libellago lineata
√
18. Neurothemis terminata
√ √
√
19. Orthethrum sabina
√ √
√ √
√
20. Orthethrum testaceum
√
21. Pantala flavescens
√ √
√ √
√
22. Potamarcha congener
√ √
√ √
23. Pseudagrion microcephallum
√ √
24. Pseudagrion rubriceps
√ √
√
25. Rodhothemis rufa
√
26. Ryothemis phyllis
√
27. Tholymis tillarga
√ √
√ √
28. Urothemis signata
√ √
√ √
√
29. Zyxomma obtusum
√ √
30. Zyxomma petiolatum
√ Jumlah Total Spesies
17 13
13 11
16 10
Jumlah Total Individu 244
145 155
109 69
147 Indeks Keanekaragaman
1,64 1,77
2,23 2,00
2,09 1,73
Keterangan : Lokasi sampling 1 Waduk
Lokasi sampling 2 Aliran Masuk Menuju Waduk
Lokasi sampling 3 Rawa Lokasi sampling 4 Kolam
Lokasi sampling 5 Aliran Keluar dari Waduk Lokasi sampling 6 Sawah
117 Tabel 32. Data Klimatik Rawa Jombor Selama Pengamatan
Waktu Pengamatan Intensitas
Cahaya Lux Suhu Udara Kecepatan Angin
08.00 – 11.00 WIB
104 –1238
28 – 37
o
C – 6,4 ms
2 Identifikasi Proses Dan Produk Penelitian Sebagai Sumber
Belajar
Hasil penelitian biologi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Hasil penelitian biologi harus dikaji
berdasarkan kurikulum pendidikan biologi yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai sumber belajar. Menurut Suhardi 2012 : 14
setidaknya terdapat enam persyaratan yang perlu dikaji agar suatu hasil penelitian dapat dikembangkan sebagai sumber belajar. Berikut
ini merupakan penjabaran dari keeman syarat tersebut dalam rangka mengangkat hasil penelitian biologi keanekaragaman capung di Rawa
Jombor, Klaten sebagai panduan belajar biologi bagi peserta didik kelas X SMA:
2.1 Kejelasan
Potensi Ketersediaan
Objek dan
Permasalahan yang Diangkat
Objek penelitian ini adalah hewan dari kelas Odonata atau Capung yang berada di Rawa Jombor, Klaten pada bulan Februari
– April 2016 teridentifikasi 30 spesies capung. Adapun permasalahan yang diangkat adalah persamaan dan perbedaan ciri
118 morfologi Odonatacapung jantan dewasa yang menjadi petunjuk
adanya persamaan dan perbedaan jenis capung. Objek dan permasalahan tersebut dapat digunakan untuk menemukan fakta
dan konsep sehingga hasil penelitian ini telah memenuhi syarat kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang
diangkat.
2.2 Kesesuaian Dengan Tujuan Pembelajaran
Pemanfaatan hasil penelitian ini sesuai dengan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat yaitu
permasalahan biologi pada konsep keanekaragaman hayati tingkat jenis yang diperoleh dari hasil penelitian keanekaragaman
capung di Rawa Jombor, Klaten. Potensi ketersediaan objek dan permasalahan ini sesuai dengan Standar Kompetensi KI dan
Kompetensi Dasar KD pada materi Biologi kelas X SMA semester I.
KI yang ingin dicapai adalah KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarlam rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologim seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
119 dan minatnya untuk memecahkan masalah. KD yang ingin
dicapai adalah KD 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati gen, jenis dan
ekosistem di Indonesia. Hasil penelitian dijabarkan ke dalam Tujuan Pembelajaran yang relevan dalam mempelajari KI dan
KD yang ingin di capai.
2.3 Kejelasan Sasaran Materi dan Peruntukannya
Pengangkatan hasil penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten menjadi sebuah sumber belajar digunakan
untuk mempelajari materi keanekaragaman hayati khususnya pada sub materi keanekaragaman hayati tingkat jenis. Materi ini
diperuntukkan bagi siswa kelas X SMA semester I. Hasil penelitian ini dinilai telah memenuhi persyaratan kejelasan
sasaran materi dan peruntukannya.
2.4 Kejelasan Informasi yang Akan Diungkap
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah ciri umum capung, persamaan dan perbedaan ciri morfologi capung, ciri
umum habitat capung, perilaku capung, keanekaragaman jenis capung, cara mengklasifikasi capung kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil, cara mengidentifikasi jenis capung, peran capung bagi kehidupan, dan cara pelestarian capung.
Informasi tersebut berupa fakta-fakta yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran menggunakan produk hasil penelitian.
120 Informasi yang ditemukan dapat merujuk pada konsep-konsep
biologi yang sesuai dengan hasil kegiatan.
2.5 Kejelasan Pedoman Eksplorasi
Pedoman eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian telah dijabarkan pada Bab III tentang metode penelitian. Prosedur
penelitian yang telah dilakukan tidak semua dapat diangkat menjadi sumber belajar bagi peserta didik, akan tetapi prosedur
penelitian tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik dan guru. Beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan dalam memilih prosedur kerja yang dapat diangkat antara lain: kemudahan dalam pelaksanaan, ketersediaan waktu,
ketersediaan tenaga, ketersediaan fasilitas, dan kemampuan peserta didik dan guru. Selain itu, pengangkatan pedoman
eksplorasi sebagai sumber belajar harus berprinsip pada pengembangan keterampilan proses sains yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
2.6 Kejelasan Perolehan yang Akan Diperoleh
Perolehan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dari hasil penelitian ini antara lain:
a Perolehan Kognitif
i Pengetahuan tentang ciri morfologi, habitat, dan
perilaku capung.
121 ii
Pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan ciri morfologi capung.
iii Pengetahuan mengenai keanekaragaman jenis capung
yang ada di Rawa Jombor, Klaten. iv
Pengetahuan tentang peranan capung bagi kehidupan. v
Pengetahuan tentang upaya pelestarian capung.
b Perolehan Afektif
i Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
ii Mengembangkan sikap mandiri dalam belajar
iii Mengembangkan sikap ketelitian, kehati-hatian, dan
sabar dalam melakukan kegiatan belajar. iv
Menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk hidup dan alam sekitar.
v Menyadari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.
c Perolehan Psikomotorik
i Mengembangkan
kemampuan mengamati
ciri morfologi, habitat, dan perilaku capung yang ditemukan
di Rawa Jombor, Klaten. ii
Mengembangkan kemampuan identifikasi capung yang ditemukan di Rawa Jombor, Klaten.
122 iii
Mengembangkan keterampilan menggunakan alat-alat komunikasi dalam pembelajaran.
Setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan sebagai sumber belajar, tahap selanjutnya adalah
mengkaji proses dan produk yang ada di dalamnya. Di dalam suatu penelitian biologi terdapat fakta, konsep, dan proses sains
yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber belajar dalam rangkam meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran biologi. Berikut adalah hasil kajian proses dan produk yang relevan dengan permasalahan Biologi di SMA:
a Hasil Penelitian Berupa Proses
Hasil penelitian berupa proses diperoleh dari metode ilmiah yang
telah dilakukan
selama pelaksanaan
penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten yang berupa
langkah-langkah kegiatan penelitian. Langkah-langkah tersebut meliputi:
1 Identifikasi Masalah
Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah keberadaan capung di Rawa Jombor, Klaten menunjukkan
terancamnya kawasan tersebut sebagai habitat hidup capung. Data ilmiah mengenai keberadaan capung di Rawa Jombor,
123 Klaten juga belum ada. Kawasan Rawa Jombor, Klaten
menyimpan potensi sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik. Namun potensi ini belum
banyak dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar ataupun kegiatan keilmiahan.
2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten oleh Tria
Septiani Subagyo, yakni apa saja jenis-jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama bulan Februari-Maret 2016.
3 Perumusan Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten adalah untuk mengetahui jenis-
jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama bulan Februari-Maret 2016.
4 Penyusunan Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan penelitian agar kegiatan yang dilakukan dapat sesuai
dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Penyusunan prosedur penelitian meliputi penentuan objek penelitian, penentuan
124 populasi dan sampel penelitian, penentuan alat dan bahan yang
digunakan, penetuan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, penentuan teknik analisis data penelitian, dan penarikan
kesimpulan.
5 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah survei sebelum pelaksanaan untuk
mempertimbangkan metode yang tepat, alat dan bahan yang dibutuhkan, kemampuan peneliti, dan waktu pelaksanaan, dan
tahap kedua adalah pengambilan data lapangan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan hasil survei penelitian.
6 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan pustaka-pustaka yang relevan. Hasil yang
didapatkan dari analisis dan pembahasan hasil penelitian adalah jenis-jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten dan
hubungannya dengan kondisi lingkungan yang ada pada saat penelitian.
125
7 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian keanekaragaman capung ini. Kesimpulan
yang diperoleh adalah diketahuinya jumlah jenis capung yang ada di Rawa Jombor, Klaten selama kurun waktu penelitian.
b Hasil Penelitian Berupa Produk
Produk yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa fakta dan digeneralisasi menjadi konsep. Berikut adalah fakta dan
konsep yang diperoleh dari hasil penelitian: Tabel 33. Fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil
penelitian keanegaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten
No Fakta
Konsep
1. Semua capung yang ditemui
memiliki bentuk tubuh yang beruas-ruas.
Semua capung yang ditemua memiliki bentuk tubuh simetris
bilateral Semua capung yang ditemui
memiliki tiga bagian tubuh yaitu kepala caput, dada
toraks, dan perut abdomen. Ciri umum Filum
Arthropoda
126 Semua capung yang ditemukan
memiliki sistem reproduksi terpisah terdapat hewan jantan
dan betina. 2.
Semua capung yang ditemui memiliki kepala yang terdiri
dari sepasang mata berukuran besar, sepasang antena
berbentuk duri, dan sebuah mulut bertipe mulut pengunyah.
Semua capung yang ditemui memiliki dada yang terdiri dari
dua pasang sayap bertipe sayap membran, tiga pasang kaki
bertipe kaki raptorial. umumnya capung yang ditemui
memiliki perut berbentuk silinder memanjang, beruas-
ruas sebanyak sepuluh tuas, dan memiliki alat kelamin sekunder.
Ciri umum capung
3. Terdapat perbedaan ciri
morfologi capung dalam hal Dasar klasifikasi
capung
127 ukuran, bentuk, dan warna pada
tubuh capung yang ditemui. 4.
Capung yang ditemui terbagi ke dalam 2 sub-ordo yang berbeda.
Capung yang ditemui terbagi ke dalam 7 Famili yang berbeda.
Pengklasifikasian ke dalam
kelompok yang lebih kecil dan
spesifik 5.
Dijumpai 30 macam capung dari jenis yang berbeda.
Keanekaragaman tingkat jenis
6. Semua
capung biasa
Anisoptera yang
ditemui memiliki bentuk pangkal sayap
yang melebar. Semua
capung biasa
Anisoptera yang
ditemui memiliki bentuk sayap depan
berbeda dengan sayap belakang Semua
capung biasa
Anisoptera yang
ditemui, posisi sayap pada saat istirahat
dalam keadaan
terbukahorizontal. Ciri
umum Anisoptera
128 7.
Semua capung
jarum Zygoptera
yang ditemui
memiliki pangkal sayap yang menyempit.
Semua capung
jarum Zygoptera
yang ditemui
memiliki bentuk sayap depan dan sayap belakang yang relatif
sama. Semua
capung jarum
Zygoptera yang ditemui, posisi sayap pada saat istirahat dalam
keadaan tertutup tegak lurus dengan tubuh.
Ciri umum
Zygoptera
8. Semua capung betina yang
ditemui memiliki alat kelamin sekunder di ujung abdomen.
Semua capung jantan yang ditemui memiliki alat kelamin
sekunder di ruas ke 3 abdomen. Semua capung jantan dewasa
yang ditemui
umumnya memiliki
warna lebih
Perbedaan ciri
morfologi capung jantan
dan capung betina
129 kuatmenarik daripada capung
betina. 9.
Keanekaragaman dan populasi capung merupakan bioindikator
perairan yang sehat. Beberapa capung yang dijumpai
sedang memangsa
lalat, belalang, dan capung lain.
Beberapa capung yang dijumpai menjadi
mangsa laba-laba,
burung, dan capung lain. Capung di Rawa Jombor Klaten
menjadi objek
penelitian biologi.
Peran capung
bagi kehidupan
3 Seleksi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi
yang Sesuai Dengan Persoalan Biologi termuat Dalam Panduan Belajar
Menurut Suhardi 2009 : 15, setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar, terdapat dua hal yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka mengangkat proses dan produk
130 penelitian sebagai sumber belajar. Kedua hal tersebut adalah sebagai
berikut :
a Penyesuaian Prosedur Kerja Penelitian dengan
Kegiatan Pembelajaran
Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ketersediaan objekmedia, langkah kerja, dan lokasi kegiatan
belajar yang dilakukan. Kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam penelitian ini adalah kombinasi kegiatan lapangan
dan kegiatan di dalam kelas sehinga menuntut peserta didik untuk turun langsung ke lapangan menghadapi objek dan permasalahan
yang ada. Prosedur kerja yang dikembangkan dalam aplikasi ini yaitu kegiatan observasi, proses identidikasi, proses klasifikasi,
penarikan kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil observasi yang diperoleh. Kegiatan di kelas dilaksanakan sebagai
pendahuluan sebelum kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan ini membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak sehingga tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan pada jam pelajaran. Oleh karena itu, alternatif pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah
dengan melaksanakan di luar jam pelajaran yaitu setelah jam belajar mengajar selesai atau di hari libur sekolah.
131
b Penyesuaian Produk Penelitian dengan Kurikulum yang
Berlaku
Menurut Suhardi 2012 : 6 suatu hasil penelitian memiliki potensi besar untuk diangkat sebagai sumber belajar. Namun hasil
sebuah penelitian memungkinkan untuk tidak mendukung penuh konsep-konsep dalam kurikulum yang berlaku. Untuk itu
diperlukan juga modifikasi dengan menambahkan konsep-konsep tersebut dari sumber lain yang relevan agar pencapaian
kompetensi yang diharapkan dapat lebih optimal. Produk penelitian harus dikaji kesesuaiannya dengan kurikulum yang
berlaku, dalam hal ini kurikulum 2013 bidang studi Biologi SMA kelas X agar konsep yang diperoleh melalui penelitian sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang berlaku.
4 Penerapan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Ke
Dalam Organisasi Instruksional a
Konsep dan Sub Konsep
Konsep yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran ini adalah keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten dengan
sub konsep keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, manfaat keanekaragaman
hayati namun
di tekankan
pada keanekaragaman jenis .
132
b Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang sesuai yakni KD 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati gen, jenis dan ekosistem di Indonesia.
c Hasil Belajar
Dari kegiatan belajar ini peserta didik diharapkan dapat menemukan konsep keanekaragaman hayati khususnya mengenai
keanekaragaan tingkat gen, jenis, dan keanekaragaman hayati.
d Tujuan
a Siswa mampu menyebutkan C1 ciri-ciri morfologi
capung berdasarkan hasil pengamatan. b
Siswa mampu menemukan C4 perbedaan dan persamaan ciri morfologi capung yang ditemukan dari
hasil pengamatan. c
Siswa mampu mengklasifikasi C3 capung ke dalam kelompok yang lebih kecil.
d Siswa mampu menggunakan C3 aplikasi identifikasi
jenis capung untuk mengidentifikasi jenis capung yang ditemukan.
e Siswa mampu mengumpulkan C5 informasi mengenai
peranan capung bagi kehidupan.
133
e Uraian Materi
Materi yang digunakan dalam sumber belajar ini adalah materi hasil penelitian Biologi mengenai keanekaragaman
capung di Rawa Jombor, Klaten.
f Sasaran
a Sasaran pengamatan objek belajar : hewan dari kelas
Odonata atau Capung yang berada di sekitar Sekolah. b
Sasaran peruntukan subjek belajar : siswa SMA kelas X semester I.
g Jenis Kegiatan
Kegiatan pembelajaran ini merupakan perpaduan antara kegiatan belajar ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Hal ini
dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran ini terdapat kegiatan yang harus dilakukan di luar jam sekolah dan pada jam sekolah.
Kegiatan Intrakurikuler meliputi : a
Persiapan awal kegiatan belajar yaitu pengarahan sebelum peserta didik melakukan studi lapangan.
b Pelaporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
Kegiatan ekstrakurikuler meliputi : a
Pelaksanaan pengamatan keanekaragaman capung di kawasan Rawa Jombor, Klaten
134
h Waktu
Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diangkat dalam aplikasi yang dibuat.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I kelas X SMA tahun ajaran 20162017 dengan jumlah jam 2 x 45 menit untuk kegiatan
intrakulikuler dan 2 x 45 menit utuk kegiatan ekstrakulikuler.
i Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar ini adalah pendekatan induktif yaitu dari fakta menuju ke konsep.
Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan
peserta didik
menggunakan aplikasi ini adalah peserta didik melakukan kegiatan di lapangan kemudian menarik kesimpulan dari kegiatan
yang telah dilakukan tersebut.
j Metode Mengajar
Metode mengajar yang digunakan adalah observasi dan diskusi.
k Sarana dan Prasarana
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah: handphone android, aplikasi panduan pengamatan,
buku catatan, alat tulis, insect-net, lopkaca pembesar, kamera, dan binokuler.
l Bentuk Belajar
135 Kegiatan belajar yang disusun dalam aplikasi ini adalah
kombinasi diskusi dan kegiatan belajar kelompok.
m Sistem interaksi
Sistem interaksi yang dapat terjadi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah
a Peserta didik – Objek
b Peserta didik – Peserta didik
c Guru – Objek
d Guru – Peserta didik
n Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi ini adalah tugas dan tes sumatif yang
terpisah dari bahan ajar. Tes sumatif ini digunakan sebagai evaluasi tahap akhir untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
mengunakan aplikasi tersebut.
b. Analisis Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi sasaran penggunaan panduan belajar keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten adalah peserta didik
SMA kelas X yang rata-rata berumur 16-17 tahun. Menurut Jean Piaget dalam Dwi Siswoyo, dkk., 2008 : 102-103, perkembangan
intelektual peserta didik umur 11-14 tahun termasuk ke dalam tahap operasional formal. Perubahan perilaku dari peserta didik antara lain
136 adalah telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam
kemampuan kognitif secara serentak maupun beruntun. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan kemampuan menggunakan
prinsip-prinsip abstrak. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam aplikasi keanekaragaman capung di Rawa Jombor, Klaten menuntut
peserta didik untuk berpikir abstrak dan mengikuti prosedur metode ilmiah, sehingga aplikasi ini sesuai dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik. Salah satu media pembelajaran yang saat ini hampir dimiliki oleh
semua peserta didik yakni smartphone berbasis android. Smartphone diminati peserta didik karena fleksibilitas dan fungsinya yang sangat
beragam. Potensi media yang dimiliki peserta didik ini sesuai dengan desain yang dirancang aplikasi panduan pengamatan capung berbasis
android. Diharapkan dengan adanya bentuk media yang dekat dengan peserta didik serta dapat digunakan dimana dan kapan saja dapat
memudahkan dalam proses pembelajaran.
c. Analisis KompetensiKurikulum
Analisis kurikulum ini mengacu pada Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD pada kurikulum 2013 pada materi
keanekaragaman hayati. Tahap ini digunakan untuk memahami tingkat kedalaman kompetensi yang dituntut oleh kurikulum. Analisis
tersesbut mencakup identifikasi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
137 dan menyusun Indikator Pembelajaran pada materi yang akan
dipelajari. Berikut adalah tabel KI, KD, dan Indikator Pembelajaran pada materi keanekaragaman hayati:
Tabel 34. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
KI 3. Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologim seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena
3.2 Menganalisis data hasil
obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati gen, jenis
dan ekosistem di Indonesia.
1. Peserta didik mampu
mengidentifikasi keanekaragaman capung di
lingkungan sekitar sekolah 2.
Peserta didik mampu mengklasifikasikan
keanekaragaman capung di lingkungan sekitar sekolah
3. Peserta didik mampu
menjelaskan habitat-habitat capung.
4. Peserta didik mampu
Menyajikan data gambar, foto, deskripsi berbagai
jenis capung yang hidup
138 dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah. di lingkungan sekitar
berdasarkan pengamatan. 5.
Peserta didik mampu menjelaskan data hasil
observasi keanekaragaman capung di lingkungan
sekitar sekolah. 6.
Peserta didik mampu menjelaskan peran
keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan.
7. Peserta didik mampu
menganalisis kemungkinan yang terjadi jika terjadi
perubahan jumlah dan jenis keanekaragaman
hayati terhadap keseimbangan lingkungan.
8. Peserta didik mampu
menjelaskan usaha-usaha pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia.
139
d. Analisis Instruksional
Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD tersebut kemudian dijabarkan kedalam tujuan pembelajaran sebagai berikut:
a Mengumpulkan data jenis dan morfologi capung yang hidup di
lingkungan sekitar sekolah melalui identifikasi. b
Mengumpulkan informasi habitat capung di lingkungan sekitar sekolah
c Mengumpulkan informasi mengenai peranan capung bagi
kehidupan dan menganalisis upaya-upaya pelestariannya.
2. Tahap Design
a. Penyusunan Kerangka Aplikasi
Dari hasil analisis kompetensi, disusun kerangka isi Aplikasi Panduan Pengamatan Capung yang menggambarkan keseluruhan
materi dan kegiatan yang akan dimuat dalam Aplikasi Panduan Pengamatan Capung. Kerangka isi tersebut antara lain memuat:
Tabel 35. Kerangka Aplikasi Panduan Pengamatan Capung No
Komponen Keterangan
1. Menu Utama
Menu Utama
menampilkan keseluruhan bagian aplikasi, antara
lain:
140 Panduan Penggunaan
Mengenal Keanekaragaman
Capung Identifikasi Spesies
Glosarium Tentang Aplikasi
Daftar Referensi
2. Panduan Penggunaan
Petunjuk penggunaan
Aplikasi memuat mengenai hal-hal yang
harus diperhatikan dan dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam
menggunakan Aplikasi.
3. Mengenal
Keanekaragaman Capung
Mengenal Keanekaragaman Capung berisi mengenai dasar materi yakni
keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem, serta pengenalan capung
melalui 5W+1H, antara lain: Apakah capung itu ?
Siapakah capung itu? Dimana capung hidup?
Kapan Capung Bisa Dijumpai? Bagaimana Capung Hidup?
141 Mengapa capung perlu dipelajari?
4.
Panduan Identifikasi Capung
Pada bagian ini memuat beberapa informasi
runtutan dalam
mengidentifikasi capung antara lai: Bagaimana menangkap capung?
Bagaimana cara memegang capung?
Bagaimana cara membedakan capung jarum dan capung biasa ?
Bagaimana cara membedakan capung jantan dan capung betina ?
Bagaimana cara membedakan antar
spesies capung
menggunakan aplikasi panduan pengamatan?
5. Identifikasi Spesies
Identifikasi Spesies berisi 30 spesies capung yang dijabarkan menjadi
beberapa bagian, antara lain: Foto spesies jantan dan betina
Nama spesies Taksonomi spesies
Deskripsi umum
142 Morfometri
Peta perjumpaan di lokasi sampling
6. Glosarium
Glosarium berisi daftar penjelasan istilah
– istilah asing.
7. Tentang Aplikasi
Tentang Aplikasi berisi keterangan pengembang aplikasi, antara lain:
Dosen Pembimbing Instansi Terkait
Anggota Tim Tim IT
Email Pengembang Email Instansi
Instagram Instansi
8. Daftar Referensi
Daftar Referensi berisi list literatur yang digunakan sebagai acuan
pembuatan aplikasi
b. Penyusunan Materi Dalam Aplikasi
Pada tahap ini dilakukan penyusunan materi yang akan dituangkan ke dalam Aplikasi Panduan Pengamatan Capung. Dari
sistematika yang telah dibuat maka materi yang akan dituang ke dalam aplikasi meliputi: Pengertian capung, Taksonomi capung , Habitat
143 capung , Perilaku capung, peran capung dalam kehidupan manusia
dan lingkungan.
c. Penyusunan Sistematika Produk
Tahap ini menentukan sistematika penyajian materi pada produk supaya runtut sesuai dengan tahap-tahap dan mudah dalam
mempelajari isi materi Aplikasi panduan Pengamatan Capung. Berikut adalah urutan penyajian kegiatan di dalam Aplikasi yang
dibuat: 1
Membuka menu Panduan Penggunaan Tujuan :
a Mengetahui tata cara penggunaan aplikasi
b Mengetahui runtutan bagian yang akan dibuka
2 Membuka menu Mengenal Keanekaragaman Capung
Tujuan : a
Mengetahui dasar materi keanekaragaman hayati gen, spesies dan ekosistem
b Mengenal Keanekaragaman Capung
c Mengetahui Pengertian capung secara umum
d Mengetahui Taksonomi capung
e Mengetahui Habitat capung
f Mengetahui Perilaku Capung
144 g
Mengetahui peran Capung dalam kehidupan manusia dan lingkungan
3 Membuka menu Panduan Identifikasi Capung
Tujuan : a
Mengetahui cara menangkap capung b
Mengetahui cara memegang capung c
Mengidentifikasi sub-ordo capung d
Mengidentifikasi jenis kelamin capung e
Mengidentifikasi spesies capung 4
Membuka menu Identifikasi Spesies Tujuan :
a Mengenal Keanekaragaman Capung dari hasil observasi
di Rawa Jombor b
Berlatih mengidentifikasi capung menggunakan aplikasi baik capung secara langsung, gambar maupun ilustrasi
untuk lebih menguatkan pemahaman keanekaragaman spesies.
d. Pembuatan Skenario, Tombol Fungsi Dan Story Board
Pada tahap ini dilakukan pembuatan skenario untuk mengetahui urutan dalam pengoperasian Aplikasi. Tombol fungsi yang digunakan
untuk berpindah dari halaman 1 ke halaman lainnya. Rancangan
145 storyboard digunakan untuk mengatur tata letak setiap halaman yang
ada.
e. Perancangan Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Aplikasi ini adalah tes sumatif. Tes sumatif yang ada di dalam bahan
ajar digunakan sebagai acuan penilaian untuk mengetahui keefektifankeberhasilan penyusunan aplikasi terhadap hasil belajar
peserta didik.
3. Tahap Development
a. Pra Penulisan
Pada tahap ini dilakukan kajian referensi dan sumber pustaka serta keperluan lain yang mendukung dalam proses penyusunan
Aplikasi Panduan Pengamatan Capung.
b. Penyusunan Draf Aplikasi
Penyusunan draf aplikasi dilakukan oleh tim IT sesuai dengan kerangka dan sistematika penulisan media panduan belajar yang telah
disusun penulis.
c. Penyuntingan Validasi
Produk awal hasil penyusunan panduan belajar kemudian di review oleh ahli yang relevan, yakni dosen ahli materi dan dosen ahli
media untuk memperoleh masukan dan komentar. Masukan dan komentar dari dosen ahli digunakan untuk menyempurnakan panduan
belajar sebelum diuji coba terbatas di MAN Yogyakarta III. Tujuan tahap ini adalah untuk menghindari adanya kesalahan konsep dan
bahasa.
146
1 Ahli Media
Penilaian oleh dosen ahli media ditinjau dari empat aspek yaitu: aspek materi, aspek penyajian, aspek desain dan aspek bahasa. Selama
proses konsultasi diperoleh beberapa saran dan penilaian terhadap aplikasi yang dikembangkan. Berikut adalah penilaian dosen ahli
media : Tabel 36. Hasil penilaian kelayakan Aplikasi Panduan
Pengamatan oleh ahli media Keterangan :
Ahli Media 1. Handziko Christy, M.Pd Ahli Media 2. Ciptono M.Si
Ahli Media 3. Yuni Wibowo M.Pd
Aspek Penilaian Ahli Media
Frekuensi Sudah Baik
Belum Baik Aspek Materi
1 6
2 6
3 5
1 ∑f
17 1
94,44 5,56
Aspek Penyajian 1
8 1
2 7
2 3
7 2
∑f 22
5 81,48
18,52
Aspek Desain
1 14
2 13
1 3
11 3
∑f 38
4 90,48
9,52
Aspek Bahasa 1
10 1
2 11
3 8
3 ∑f
29 4
87,88 12,12
Total Frekuensi Tiap Aspek
106 14
Rata-rata Persentase 88,57
11,43
147 1
Aspek Materi Hasil penilaian aspek materi oleh ahli media menunjukkan
bahwa persentase aspek kelengkapan materi sebesar 94,44 sudah baik dan 5,56 dikatakan belum baik oleh ahli media. Hal
ini menunjukkan bahwa aplikasi ini sudah baik karena modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi.
2 Aspek Penyajian
Hasil penilaian aspek materi oleh ahli media menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian materi sebesar 81,48 sudah
baik dan 18,52 dikatakan belum baik oleh ahli media. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena
modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi. 3
Aspek Desain Hasil penilaian aspek materi oleh ahli media menunjukkan
bahwa persentase aspek penyajian desain sebesar 90,48 sudah baik dan 9,52 dikatakan belum baik oleh ahli media. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi.
4 Aspek Bahasa
Hasil penilaian aspek materi oleh ahli media menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian desain sebesar 87,88 sudah
baik dan 12,12 dikatakan belum baik oleh ahli media. Hal ini
148 menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena
modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi. Persentase penilaian aplikasi panduan pengamatan capung
secara keseluruhan ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian, aspek desain dan aspek bahasa sebesar 88,57 dikatakan sudah
baik dan 11,43 dikatakan belum baik oleh alhi media. Berikut adlah proporsi penilaian kelayakan aplikasi panduan pengamatan
capung oleh ahli media disajikan dalam diagram pie: Gambar 37. Diagram Pie Hasil Penilaian Kelayakan oleh Ahli
Media
Selama proses konsultasi juga diperoleh beberapa saran terhadap aplikasi yang dikembangkan. Berikut adalah saran dosen ahli media
terhadap aplikasi yang dikembangkan : Tabel 37. Saran oleh Dosen Ahli Media
Aspek Penilaian
Ahli Media
Saran Aspek
Materi
1 a.
Sudah baik namun masih terlihat teralu banyak text.
89 11
Persentase Kelayakan Aplikasi Oleh Ahli Media
sudah baik belum baik
149 b.
Pada bagian mengapa capung perlu dipelajai, belum disampaikan mengapa
capung membantu bidang pertanian. 2
a. Sudah bagus, diperjelas pada beberapa
judul yang dimaksud rawa jombor klaten atau rawa jombor sleman
3 a.
Keruntutan materi di tingkatakan
Aspek Penyajian
1 a.
Perlu ditambahkan studi kasus untuk meningkatkan
kemampuan berpikir
kritis. b.
Perlu ditambahkan kaitan materi dengan kehidupan sehari-hari.
2 a.
Sudah baik 3
a. Belum ada tugas atau pertanyaan yang
mendorong siswa belajar lebih jauh b.
Perlu ditambahakan panduan identifikasi capung
Aspek Desain
1 a.
Desain aplikasi sudah cukup baik. b.
Diluar keterbatasan teknis aplikasi, akan sangat baik jika panduan identifikasi
spesies disertai dengan gambar morfologi per bagian identifikasi.
c. Font kurang besar sedikit.
2 a.
Sudah baik 3
a. Perlu dibuat sub title yang tidak
membingungkan b.
Pada mengenal capung perlu di pisah per bagian supaya tidak terlalu panjang
Aspek Bahasa
1 a.
Beberapa istilah dan kata ada yang masih kurang tepat.
2 a.
Perhatikan kata dan resolusi minimal pada gadget supaya tidak terpenggal
3 a.
Diperpendek paragrafnya b.
Pemilihan kata beberapa ambigu
2 Ahli Materi
Penilaian oleh dosen ahli materi ditinjau dari aspek kebenaran konsep yang dilakukan melalui konsultasi selama proses penyusunan
modul. Melalui proses konsultasi kepada dosen ahli materi, kemudian aplikasi panduan pengamatan capung disusun dengna memuat materi.
150 Antara lain: Keanekaragaman gen,spesies,ekosistem khususnya
capung; Klasifikasi Capung; Panduan dalam mengidentifikasi capung; Keanekaragaman capung di Rawa Jombor. Selama proses
konsultasi diperoleh beberapa saran dan penilaian terhadap aplikasi yang dikembangkan. Berikut adalah penilaian dosen ahli materi :
Tabel 38. Hasil penilaian kebenaran konsep Aplikasi Panduan
Pengamatan oleh ahli materi
Ahli Materi Persentase Penilaian kebenaran konsep
Benar Salah
1. Triatmanto, M.Si 94,79
5,21 2. Suhandoyo, M.Si
90.62 9,38
3. Diagal Wisnu P, S.Si 90.62
9,38 Rata
– rata 92,01
7,99
Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dapat diketahui bahwa kriteria benar kemunculan terbanyak yakni 92,01 ,
sedangkan kriteria salah memiliki frekuensi kemunculan sebesar 7,99 . Artinya kriteria benar menjadi modus dalam penelitian ini.
Sehingga konserp dalam aplikasi ini secara umum sudah sesuai dengan referensi. Beberapa konsep yang belum sesuai dengan
referensi diperbaiki sesuai saran dari ahli materi. Berikut adalah proporsi penilaian ahli materi apabila disajikan dalam diagram pie :
151 Gambar 38. Diagram Pie Hasil Penilaian Aspek Kebenaran
Konsep oleh Ahli Materi Selain penilaian konsep kebenaran, ahli materi juga memberikan
beberapa saran. Saran dosen ahli materi tersebut dijadikan acuan dalam perbaikan aplikasi. Berikut adalah saran dari dosen ahli materi:
Tabel 39. Saran oleh Dosen Ahli Materi
Aspek Penilaian Saran
1. Triatmanto, M.Si a.
Odonata lebih tepat jika di definiskan serangga yang kepalanya di dominasi
mata dan gigi. b.
Segmen dalam bahasa indonesia adalah sekmen, antar segmen ada sekatseptum.
c. Bioindikator lebih tepat jika yang
dimaksud adalah saat fase nimfa. d.
Penggunaan kata sahabat petani rancu e.
Artropoda berasal dari kata artros:ruas dan podos:kaki. Yang beruas kaki bukan
badannya. f.
Insecta mempunyai kaki 3 pasang yang terletak pada setiap ruas.
g. Insang pada nimfa merupakan insang
trakea h.
Setiap kali bertambah besar nimfa akan berganti kulit. Pergantian kulit ini
berlangsung beberapa kali.
7,99
92,01 Persentase Kebenaran Konsep oleh Ahli Materi
salah benar
152 i.
Ciri spesies yang sama adalah memiliki struktur taksonmi sama dan dapat
interbreeding serta
menghasilkan keturunan fertil.
j. Berikan definisi, Mata majemuk
adalah... k.
Semua bagian tambahan pada makluk hidup disebut appendagesembelan.
l. Bagian kaki serangga antara lain:
ruas pertama : coxa, kedua:trochanther,
ketiga:femur, keempat: tibia,
kelima: tarsus
2. Suhandoyo, M.Si a.
Identifikasi proses
melihat ciri
morfologi. b.
Rancu definisi spesies masih bisa varietas. Lebih baik gunakan istilah
memiliki kesamaan ciri taksonomi dan dapat melakukan perkawinan serta
keturunannya fertil.
c. Capung bukan merupakan nenek
moyang serangga yang ada melainkan sudah ada sejak zaman dahulu.
d. Penjelasan kurang lugas,
Zygoptera adalah ordo serangga yang bagaimana...
Anisoptera adalah ordo serangga yang bagaimana...
e. Jelaskan makanan capung dewasa dan
saat nimfa berbeda f.
Sumber air akan lebih tepat jika diganti sumber perairan
g. Jelaskan apakah ecdysis, moulting dan
ganti kulit sama atau berbeda. h.
Penyusunan kalimat
diperbaiki, misalnya “insecta adalah serangga
dengan ciri berkaki 6”. i.
Capung merupakan salah satu komponen penting
dalam menyeimbangkan
ekosistem. 3. Diagal Wisnu P,
S.Si a.
Bedakan antara
klasifikasi dan
identifikasi b.
Spesies adalah unit dasar, masih ada subspesies dan varietas.
c. Segmen lebih tepat ruas bukan sekat
153 d.
Jelaskan kenapa capung menjadi bioindikator lingkungan
e. Jelaskan lugas peran capung dalam
mengontrol hama tanaman f.
Tidak semua anisoptera matanya berhimpitan gomphidae
g. Tidak semua zygoptera berukuran kecil.
Gunakan “umumnya” h.
Capung biasa umumnya memiliki daya terbang jauh sedangkan capung jarum
daya terbangnya rendah i.
Jelaskan dengan lugas, Capung saat fase Nimfa hidup di dalam air
j. Konsisten dalam penggunaan istilah
misal caung jarum: zygoptera dan capung biasa: anisoptera
k. Banyak kalimat yang terlalu panjang
sehingga sulit dimengerti
d. Revisi I
Revisi dilakukan dari berdasarkan hasil penyuntingan, masukan dan saran oleh dosen ahli materi dan media untuk menyempurnakan
produk yang dihasilkan. Tahap ini merupakan tahap terakhir sebelum melakukan penilaian terhadap produk. Berikut merupakan beberapa
perubahan pada aplikasi sebelum revisi dan setelah revisi pertama:
154 Tabel 40. Tabel perubahan aplikasi sebelum dan setelah revisi I
No. Sebelum Revisi
Setelah Revisi I 1.
2. Capung masuk dalam Ordo
Odonata yang diambil dari Bahasa Yunani odon gigi dan
– ataakhiran penamaan kelompok
zoologi, sehingga
diartikan kelompok
serangga yang
memiliki gigi. Capung masuk dalam Ordo
Odonata yang diambil dari Bahasa Yunani odon gigi dan
– ata akhiran penamaan kelompok
zoologi, sehingga
diartikan kelompok
serangga yang
proporsi kepalanya di dominasi mata majemuk dan gigi.
3. Perut capung memiliki bentuk
memanjang, umumnya seperti tabung namun sebagian lainnya
pipih. Perut capung memiliki 10 segmen sekat.
Perut capung memiliki bentuk memanjang, umumnya seperti
tabung namun sebagian lainnya pipih. Perut capung memiliki 10
segmen, antar segmen terpisah oleh septumsekat.
4. Secara deskriptif capung masuk
dalam kerajaan animalia hewan. Tergolong
dalam fillum
arthropoda hewan dengan tubuh beruas-ruas.
Tergolong pada
kelas insecta serangga yang memiliki
6 tungkai
kaki. Tergolong dalam ordo odonata
memiliki gigi. Odonata terbagi menjadi tiga Sub-Ordo namun
hanya dua divisi yang dapat ditemukan di Rawa Jombor
Secara deskriptif capung masuk dalam kerajaan animalia hewan.
Tergolong dalam
fillum arthropoda hewan dengan kaki
beruas-ruas. Tergolong
pada kelas insecta serangga yang
memiliki 3 pasang tungkai kaki. Tergolong dalam ordo odonata
serangga yang kepalanya di dominasi mata majemuk dan
gigi. Odonata terbagi menjadi tiga Sub-Ordo namun hanya dua
155 yaitu: capung biasa Anisoptera
dan capung jarum Zygoptera. Sub-Ordo yang dapat ditemukan
di Rawa Jombor yaitu: capung biasa Anisoptera dan capung
jarum Zygoptera.
5. Keanekaragaman spesies atau
keanekaragaman antar spesies, yakni beragamnya spesies akibat
perbedaan jumlah dan susunan gen. Spesies adalah individu
yang dapat kawininterbreeding dengan sejenisnya dan mampu
menghasilkan keturunan fertil. Keanekaragaman spesies yakni
beragamnya spesies
akibat perbedaan jumlah dan susunan
gen. Ciri spesies yang sama adalah dapat kawininterbreeding
dengan sejenisnya dan mampu menghasilkan keturunan fertil.
6. Capung
dikenal sebagai
bioindikator lingkungan perairan dan sahabat bagi petani sebagai
natural pestcontrol
yang memakan hama tanaman.
Capung dikenal
sebagai bioindikator lingkungan, karena
nimfa capung hidup di dalam perairan
tertentu, semakin
tercemar semakin sedikit yang dapat bertahan hidup. Capung
bermanfaat bagi petani sebagai predator yang memakan hama
tanaman.
e. Uji Keterbacaan
Aplikasi yang telah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi kemudian di revisi. Produk revisi ini kemudian di uji keterbacaan pada
3 orang Guru Biologi dan 12 orang peserta didik kelas X semester di MAN Yogyakarta III, Sleman. Hasil penilaian kelayakan modul oleh
guru biologi dan peserta didik sebagai berikut : a
Guru Biologi Penilaian oleh guru biologi di tinjau dari empat aspek utama,
yaitu aspek materi, aspek penyajian, aspek desain dan aspek bahasa. Berikut adalah hasil penilaian guru terhadap aplikasi panduan
pengamatan capung:
156 Tabel 41. Hasil Penilaian Guru Terhadap Aplikasi
Aspek Penilaian Guru
Frekuensi Sudah Baik
Belum Baik Aspek Materi
1 6
2 6
3 4
2 ∑f
16 2
88,88 11,12
Aspek Penyajian
1 9
2 8
1 3
6 3
∑f 23
4 85,18
14,82
Aspek Desain 1
12 2
2 14
3 1
13 ∑f
39 3
92,85 7,15
Aspek Bahasa
1 9
2 9
3 7
2 ∑f
25 2
92,59 7,41
Total Frekuensi Tiap Aspek 103
11
Rata-rata Persentase 90,35
9,65 Keterangan :
Guru Biologi 1. Rini Utami, S.Pd Guru Biologi 2. Siti Mahmudah, S.Pd
Guru Biologi 3. Siti Nur Rochmah, S.Pd, MA 1
Aspek Materi Hasil penilaian aspek materi oleh Guru Biologi menunjukkan
bahwa persentase aspek materi sebesar 88,88 sudah baik dan 11,12 dikatakan belum baik oleh guru Biologi. Hal ini
menunjukkan bahwa aplikasi ini sudah baik karena modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi.
2 Aspek Penyajian
157 Hasil penilaian aspek penyajian oleh Guru Biologi
menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian materi sebesar 85,18 sudah baik dan 14,82 dikatakan belum baik oleh Guru
Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena modus dengan persentase baik jauh lebih
tinggi. 3
Aspek Desain Hasil penilaian aspek materi oleh Guru Biologi menunjukkan
bahwa persentase aspek penyajian desain sebesar 92,85 sudah baik dan 7,15 dikatakan belum baik oleh Guru Biologi. Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi.
4 Aspek Bahasa
Hasil penilaian aspek materi oleh Guru Biologi menunjukkan bahwa persentase aspek penyajian desain sebesar 92,59 sudah
baik dan 7,41 dikatakan belum baik oleh Guru Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum aplikasi ini sudah baik karena
modus dengan persentase baik jauh lebih tinggi. Persentase penilaian aplikasi panduan pengamatan capung
secara keseluruhan ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian, aspek desain dan aspek bahasa sebesar 90,35 dikatakan sudah
baik dan 9,65 dikatakan belum baik oleh Guru Biologi. Berikut
158 adalah
proporsi penilaian
kelayakan aplikasi
panduan pengamatan capung oleh ahli media disajikan dalam diagram pie:
Gambar 39. Diagram Pie Penilaian Kelayakan oleh Guru Biologi
Selama proses konsultasi juga diperoleh beberapa saran terhadap aplikasi yang dikembangkan. Berikut adalah saran guru
biologi terhadap aplikasi yang dikembangkan : Tabel 42.Saran oleh Guru Biologi
Aspek Penilaian Saran
Rini Utami, S.Pd a.
Penjelasan materi keanekaragaman spesies kurang jelas
b. Keterangan gambar tidak jelas pada
materi siapa capung itu c.
Bagian penjelasan zygoptera sebaiknya diperbaiki
d. Beberapa kata tidak baku “nampak
seharusnya tampak” e.
Ada beberapa kata yang tidak baku seperti kemendikbud dan indonesia,
seharusnya diawali huruf kapital f.
Pembagian kolom zygoptera dan anisoptera membingungkan
g. Kata yang berpasangan beberapa ada
yang belum diberi tanda hubung
90,35 9,36
Persentase Kelayakan Aplikasi Oleh Guru Biologi
Sudah Baik Belum Baik
159 h.
Judul bab siapakah capung itu ?, disarankan diubah menjadi bagaimana
kedudukan capung dalam taksonomi. Siti Mahmudah,
S.Pd a.
Disarankan menambah bagian usaha pelestarian capung dan pesan moral
b. Disarankan menambah foto habitat
masing-masing lokasi sampling c.
Aplikasi ini juga sesuai digunakan untuk pengayaan
Siti Nur Rochmah, S.Pd, MA
a. Materi terlalu banyak kata.
b. Sebaiknya dibuat lebih sederhana
c. Tidak semua peserta didik mengenal
capung secara dekat. b
Peserta Didik Tanggapan peserta didik terhadap kelayakan modul
pengayaan ini dilakukan oleh 12 peserta didik kelas X MAN Yogyakarta III. Berikut adalah hasil penilaian kelayakan modul
oleh peserta didik : Tabel 43. Hasil tanggapan peserta didik terhadap kelayakan aplikasi
Aspek penilaian Persentase Kriteria Penilaian Kelayakan
Sangat setuju
Setuju Kurang
setuju Tidak
setuju Aspek Penyajian
47,92 47,92
4,16 0,00
Aspek Bahasa 38,89
58,32 2,79
0,00 Aspek Pelaksanaan
75,00 25,00
0,00 0,00
Aspek Kemandirian 33,33
58,33 8,34
0,00 Aspek Manfaat
51,67 48,33
0,00 0,00
Rata-Rata Persentase
49,36 47,58
3,06 0,00
1 Aspek Kelayakan Penyajian
Hasil tanggapan peserta didik terhadap aspek kelayakan isi pada
aplikasi panduan
pengamatan capung
ini menunjukkanbahwa persentase kelayakan penyajian sebesar
47,92 dikatakan sangat setuju, 47,92 dikatakan setuju, 4,16
160 dikatakan kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sangat setuju merupakan modus dalam tanggapan peserta didik karena mempunyai
frekuensi kemunculan paling banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini sangat baik menurut peserta didik.
2 Aspek Kelayakan Bahasa
Hasil tanggapan peserta didik terhadap aspek Kelayakan Bahasa pada aplikasi panduan pengamatan capung ini
menunjukkan bahwa persentase kelayakan bahasa sebesar 38,89 dikatakan sangat setuju, 58,32 dikatakan setuju, 2,79
dikatakan kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam
tanggapan peserta
didik karena
mempunyai frekuensi
kemunculan paling banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini baik menurut peserta didik.
3 Aspek Kelayakan Pelaksanaan
Hasil tanggapan peserta didik terhadap aspek Kelayakan Pelaksanaan pada aplikasi panduan pengamatan capung ini
menunjukkan bahwa persentase kelayakan bahasa sebesar 75 dikatakan sangat setuju, 25 dikatakan setuju, 0,00 dikatakan
kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sangat setuju merupakan modus dalam
tanggapan peserta
didik karena
mempunyai frekuensi
161 kemunculan paling banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini
sangat baik menurut peserta didik. 4
Aspek Kelayakan Kemandirian Hasil tanggapan peserta didik terhadap aspek Kelayakan
Kemandirian pada aplikasi panduan pengamatan capung ini menunjukkan bahwa persentase kelayakan Kemandirian sebesar
33,33 dikatakan sangat setuju, 58,33 dikatakan setuju, 8,34 dikatakan kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa setuju merupakan modus dalam tanggapan peserta didik karena mempunyai frekuensi
kemunculan paling banyak. Disimpulkan kelayakan aplikasi ini baik menurut peserta didik.
5 Aspek Kelayakan Manfaat
Hasil tanggapan peserta didik terhadap aspek Kelayakan Kemandirian pada aplikasi panduan pengamatan capung ini
menunjukkan bahwa persentase kelayakan Kemandirian sebesar 51,67 dikatakan sangat setuju, 48,33 dikatakan setuju,
0,00 dikatakan kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sangat setuju
merupakan modus dalam tanggapan peserta didik karena mempunyai frekuensi kemunculan paling banyak. Disimpulkan
kelayakan aplikasi ini baik menurut peserta didik.
162 Persentase tanggapan peserta didik MAN Yogyakarta III
terhadap kelayakan aplikasi panduang pengamatan capung secara keseluruhan ditinjau dari 4 aspek adalah sebagai berikut : sebesar
49,36 dikatakan sangat setuju, 47,58 dikatakan setuju, 3,06 dikatakan kurang setuju, dan 0,00 dikatakan tidak setuju. Hasil
ini menunjukkan bahwa aplikasi panduan pengamatan capung ini secara keseluruhan memiliki kelayakan sangata baik untuk
digunakan. Berikut adalah proporsi penilaian kelayakan aplikasi panduan pengamatan capung oleh peserta didik yang disajikan
dalam diagram pie: Gambar 40. Diagram pie tanggapan peserta didik terhadap
kelayakan aplikasi
Berdasarkan angket yang diberikan kepada peserta didik didapatkan beberapa saran dan masukan, antara lain:
Tabel 44. Saran dari peserta didik No.
Saran 1.
Ditambahkan ilustrasi atau tabel penggolongan capung berdasarkan waktu aktifnya
49 48
3
Persentase Penilaian oleh Peserta Didik
Sangat Setuju Setuju
Kurang Setuju Tidak Setuju
163 2.
Pada menu mengenal capung judul dan isi dibedakan warna dan ukuran font nya. Tulisannya terlalu banyak
3. Ditambahkan identifikasi bebas, sehingga pengguna
dapat memasukkan beberapa ciri capung lalu akan tersaring mana yang mendekati
4. Aplikasinya mudah
dan praktis untuk dipakai mempelajari capung, saran supaya paragraf jangan
terlalu panjang sehingga tidak membuat bingung. 5.
Tambahkan animasi supaya lebih menarik
f. Revisi Akhir
Masukan dan saran yang diberikan oleh guru dan peserta didik dijadikan dasar untuk revisi panduan belajar sebagai revisi akhir
sehingga didapatkan produk akhir berupa Aplikasi Panduan Pengamatan Capung untuk mempelajari materi keanekaragaan hayati
Indonesia bagi peserta didik kelas SMA kelas X. Salah satu revisi media yakni menambahkan menu panduan identifikasi capung,
sehingga pengguna mengetahui cara mengidentifikasi capung mulai dari yang sederhana seperti teknik menangkap capung hingga langkah
yang rumit seperti mengidentifikasi.
164 Tabel 45. Tabel Perubahan Aplikasi Sebelum Revisi Dan
Setelah Revisi Akhir No.
Sebelum Revisi Setelah Revisi Akhir
Sebelum revisi akhir, tidak terdapat kolom panduan
identifikasi capung. Setelah revisi akhir, di
tambahkan kolom panduan identifikasi capung.
Sebelum revisi akhir, tidak terdapat foto lokasi-lokasi
sampling capung.
Penambahan foto lokasi sampling di Rawa Jombor.
165
B. PEMBAHASAN
1. Tahap Analisis
Proses pengembangan aplikasi panduan pengamatan capung berbasis android ini diawali dengan tahap analisis. Tahap analisis ini dibutuhkan
untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan suatu sumber belajar. Secara umum tahap analisis ini meliputi analisis potensi
hasil penelitian sebagai sumber belajar, analisis peserta didik, analisis kompetensikurikulum, dan analisis instruksional pembelajaran. Berikut
merupakan penjabaran pada setiap tahap analisis:
a. Analisis Potensi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar
Analisis pertama merupakan analisis potensi hasil penelitian sebagai sumber belajar, yakni penelitian Keanekaragaman Jenis
Capung di Rawa Jombor Klaten yang dilakukan oleh Tria Septiani Subagyo. Pada tahap ini diketahui hasil apa saja yang di dapatkan dari
hasil penelitian dan potensi apa yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Analisis potensi hasil penelitian terbagi menjadi dua tahap,
pertama hasil identifikasi jenis capung yang ditemukan di Rawa Jombor dalam penelitian Tria Septiani Subagyo dan kedua identifikasi
proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Berikut merupakan penjabaran analisis potensi hasil penelitian sebagai
sumber belajar:
166
1 Hasil Identifikasi Jenis Capung Yang Ditemukan Di Rawa
Jombor Dalam Penelitian Tria Septiani Subagyo
Hasil dari proses analisis potensi hasil penelitian sebagai sumber belajar menunjukkan bahwa, data yang diperoleh dari
penelitian Keanekaragaman Jenis Capung di Rawa Jombor Klaten oleh Tria Septiani Subagyo mendapatkan 30 spesies
capung. Dari total lebih dari 860 individu yang tertangkap, diantaranya terdapat tiga famili Capung Jarum Zygoptera yakni:
Coenagrionidae , Platycnemididae, Chlorocypyphidae dan empat
famili Capung Biasa Anisoptera yakni: Aeshnidae, Gomphidae, Libellulidae
, Corduliidae. Tingkat keanekaragaman jenis capung di kawasan Rawa Jombor sebesar 2,57 termasuk dalam kategori
sedang. Lokasi pengamatan dilakukan pada 6 titik antara lain: waduk, sungai aliran masuk, sungai aliran keluar, sawah, rawa,
dan perkebunan. Satu cakupan wilayah Rawa Jombor dengan jumlah 30
spesies capung merupakan potensi kenekaragaman yang tinggi dan layak untuk diangkat. Keanekaragaman spesies tersebut
diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam memahami konsep keanekaragaman, khususnya keanekaragaman spesies.
Pengembangan aplikasi panduan pengamatan capung ini mengacu pada prosedur Research and Development RnD model
ADDIE yang terdiri dari tahap analysis, design, development dan
167 evaluation
. Namun dalam penelitian ini dimodifikasi sampai pada tahap analysis, design dan development ADD saja.
2 Identifikasi Proses Dan Produk Penelitian Sebagai Sumber
Belajar
Berdasarkan hasil analisis dari enam persyaratan kelayakan sumber belajar menurut Menurut Suhardi 2012 : 14 antara lain:
kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kejelasan
sasaran materi dan peruntukannya, kejelasan informasi yang akan diungkap, kejelasan pedoman eksplorasi, kejelasan perolehan
yang akan diperoleh. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa secara keseluruhan media yang akan dirancang layak dan
memenuhi dengan teori tersebut. Setelah dipastikan layak dan sesuai kemudian dilakukan analisis proses dan produk dari hasil
penelitian tersebut.
a Hasil Penelitian Berupa Proses
Berdasarkan hasil analisis proses pada penelitian Tria Septiani Subagyo, maka didapatakan tujuh langkah proses
sains yang terdapat dalam penelitian ini, antara lain: identifikasi masalah, perumusan masalah, perumusan tujuan,
penyusunan prosedur penelitian, pelaksanaan kegiatan, analisis data dan pembahasan hasil penelitian, serta
penarikan kesimpulan. Tahapan penelitian ini sesuai dengan
168 pendekatan yang diterapkan kurikulum 2013, yakni
pendekatan sains scientific approach. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana yang dimaksud meliputi:
mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi
eksperimen, mengasosiasikan mengolah informasi, dan
mengkomunikasikan.
b Hasil Penelitian Berupa Analisis Produk
Berdasarkan hasil analisis produk yang ada dalam penelitian Tria Septiani Subagyo, didapatkan fakta yang
digeneralisir menjadi sembilan konsep, antara lain : ciri umum filum arthropoda, ciri umum capung, dasar klasifikasi
capung, pengklasifikasian ke dalam kelompok yang lebih kecil dan spesifik, keanekaragaman tingkat jenis, ciri umum
anisoptera, ciri umum zygoptera, perbedaan ciri morfologi capung jantan dan capung betina, dan peran capung bagi
kehidupan. Konsep ini kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan materi dalam aplikasi panduan pengamatan
capung. Primack 2013: 12 menjelaskan bahwa bahan ajar yang ditulis berdasarkan kondisi lingkungan sekitar mampu
menyumbang kontribusi konservasi biodiversitas yang tinggi. Salah satu cara untuk memperkenalkan konservasi
biodiversitas sekitar yakni dengan menggunakan aplikasi panduan pengamatan capung ini.
169
b. Analisis Peserta Didik
Hasil dari analisis peserta didik menunjukkan bahwa target sasaran pengguna aplikasi panduan pengamatan capung sesuai dengan
teori Jean Piaget dimana peserta didik kelas X telah berada pada tahap operasional
yang sudah mampu untuk mengkoordinasikan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak
maupun beruntun. Collette Chiapetta, 1994: 50 menjelaskan dalam tahap
kognitif operasional formal siswa memiliki kemampuan berpikir abstrak, kemampuan bernalar, berpikir secara proporsional,
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengontrol variabel- variabel, serta kemampuan menguji hipotesis. Berdasarkan hal
tersebut maka aplikasi ini disusun dengan model self instructional supaya dapat mengakomodasi potensi yang dimiliki siswa. Pada
survey yang dilakukan pada saat Praktik Pengalaman Lapangan menunjukkan sebagian besar peserta didik kelas X memiliki
smartphone berbasis android, sehingga sangat sesuai antara kondisi, teori dan model aplikasi yang akan dirancang.
c. Analisis KompetensiKurikulum
Hasil dari analisis kurikulum menunjukkan bahwa KD 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati gen, jenis dan ekosistem di Indonesia, sesuai dengan konsep aplikasi panduan pengamatan capung yang disusun.
170 Pada KD 3.2 peserta didik dituntut untuk mampu menganalisis
data hasil obeservasi keanekaragaman hayati, yakni disini hasil penelitian Keanekaragaman Spesies Capung di Rawa Jombor Klaten
oleh Tria Septiani Subagyo. Pada data ini dapat dijabarkan menjadi beberapa tipe keanekaragaman, antara lain:
Keanekaragaman gen dimana dalam satu spesies capung memiliki genetis yang berbeda sehingga tetap ada perbedaan baik
ukuran atau pola sayap , Keanekaragaman spesies dimana terdapat 30 spesies, sehingga
sangat baik untuk menggambarkan keanekaragaman spesies melalui capung,
keanekaragaman ekosistem dimana terdapat beberapa tipe ekosistem di Rawa Jombor Klaten, misalnya; waduk, sawah,
rawa, sungai dan perkebunan. Dari beberapa tipe ekosistem tadi, terdapat keterkaitan data capung yang berbeda pada setiap tipe
ekosistem. Berdasarkan penjabaran tersebut maka, Aplikasi Panduan
Pengamatan Spesies Capung Di Rawa Jombor Klaten ini sesuai untuk dikembangkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik kelas X
SMA semester I pada materi keanekaragaman hayati.
d. Analisis Instruksional
Pada tahap analisis instruksional ini dilakukan penjabaran indikator pencapaian kompetensi. Berbagai indikator pencapaan
171 kompetensi yang termuat dalam aplikasi panduan pengamatan capung
ini antara lain : 1.
Mengumpulkan data jenis dan morfologi capung yang hidup di lingkungan sekitar sekolah melalui identifikasi;
2. Mengumpulkan informasi habitat capung di lingkungan sekitar
sekolah; 3.
Mengumpulkan informasi mengenai peranan capung bagi kehidupan dan menganalisis upaya-upaya pelestariannya.
Melalui aplikasi ini diharapkan peserta didik mampu menganalisis keanekaragaman hayati khususnya keanekaragaman
spesies. Melalui pengamatan di habitat aslinya diharapkan peserta didik dapat mengetahui habitat capung dan mengaitkan dengan
bagaimana cara pelestariannya.
4. Tahap Desain
Tahap desain terdiri dari lima tahapan, antara lain : penyusunan kerangka aplikasi, penyusunan materi dalam aplikasi, penyusunan
sistematika produk, pembuatan skenario, tombol fungsi dan story board, perancangan alat evaluasi.
Dari kelima tahap ini diperoleh kontenmateri yang akan digunakan, layout aplikasi, serta instrumen untuk melakukan evaluasi pada aplikasi.
Berdasarkan konsultasi dan saran dari dosen pembimbing dipilihlah penyusunan aplikasi dengan pendekatan kombinasi deduktif-induktif.
172 Pada dasarnya aplikasi panduan pengamatan capung terbagi menjadi
bagian, antara lain: Panduan Penggunaan Aplikasi berisi petunjuk penggunaan bagi
pengguna yang akan memakai aplikasi. Petunjuk penggunaan ini adalah menu pertama yang wajib dibuka oleh pengguna sehingga paham runtutan
langkah-langkah dan bagian-bagian mana yang harus dia buka terlebih dahulu.
Prosedur Identifikasi Capung berisi langkah-langkah dalam mengidentifikasi capung. Dimulai dari yang paling sederhana seperti cara
memegang capung hingga yang cukup rumit yakni mengidentifikasi capung
Mengenal Capung berisi semua materi tentang capung yang sudah diseleksi terkait keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem. Materi yang
disajikan mengacu pada penelitian Keanekaragaman Spesies Capung di Rawa Jombor.
30 Spesies Capung Di Rawa Jombor merupakan menu yang berisi foto dan keterangan detail dari 30 spesies capung yang dijumpai dalam
penelitian Keanekaragaman Spesies Capung di Rawa Jombor. Menu ini digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep keanekaragaman
spesies, berlatih identifikasi capung dan memudahkan identifikasi capung. Menu lain adalah menu tambahan seperti Menu Glosarium yang berisi
daftar kata sulit. Menu Referensi yang berisi daftar referensi. Menu
173 Tentang Aplikasi berisi tentang tim peneliti, organisasi terkait dan
informasi pengembang aplikasi.
5. Tahap Development
Pada tahap development ini dilakukan penyusunan media yang telah dirancang menjadi produk jadi melalui enam tahap, antara lain: Pra-
Penulisan, Penyusunan Draf Aplikasi, PenyuntinganValidasi, Revisi I, Uji Coba Terbatas, dan Revisi Akhir. Berikut penjabaran setiap tahapnya:
a. Pra Penulisan
Kajian referensi dan sumber pustaka yang relevan dalam proses penyusunan Aplikasi Panduan Pengamatan Capung ini antara lain:
Buku Dragonflies of Singapore, Naga Terbang Wendit, Capung Cihuni, An annotated List of Javan Odonata, A Pocket Guide
Dragonflies of Peninsular Malaysia and Singpore, Pengenalan
Pelajaran Serangga, Introduction To Dragonflies And Damselflies Watching, Dragonflies and Damselflies of South Africa,
Seri Panduan Lapangan: Mengenal Capung. Penyusunan konten juga melibatkan
beberapa jurnal dan website yang relevan.
b. Penyusunan Draf Aplikasi
Setelah layout dan kerangka isi telah disiapkan kemudian draf aplikasi disusun oleh tim IT. Penyusunan ini memerlukan beberapa
kali pengubahan berdasarkan masukan dan saran saat bimbingan.
174
c. Penyuntingan Validasi
Draf aplikasi yang telah disusun kemudian di validasi oleh tiga dosen ahli media dan tiga dosen ahli materi. Validasi dilakukan pada
15 Januari 2017 sampai dengan 7 Februari 2017. Dosen Ahli media memberikan penilaian pada empat aspek,
antara lain: aspek materi, aspek penyajian, aspek desain dan aspek bahasa. Dosen Ahli media juga memberikan masukan dan saran dari
sisi media guna meningkatkan kualitas aplikasi. Berdasarkan hasil analisis validasi oleh dosen ahli media, aplikasi ini 88,57 sudah baik
dan 11,43 masih membutuhkan koreksi. Masukan yang diberikan ahli media terkait paragraf yang terlalu banyak kalimat, terutama pada
bagian mengenal capung. Kemudian layout seperti pemenggalan kata yang tidak pas, resolusi terbaik untuk media ini serta penggunaan
istilah yang kurang tepat. Dosen Ahli materi memberikan penilaian terkait kebenaran
konsep yang terdapat pada aplikasi. Menurut Azhar Arsyad, 2007: 175 kebenaran konsep merupakan salah satu aspek penilaian kualitas
bahan ajar yang penting untuk dilakukan. Konsep yang di validasi khususnya terkait capung. Berdasarkan hasil analisis secara
keseluruhan konsep yang terdapat pada aplikasi panduan pengamatan capung dinyatakan 92,01 sudah benar dan 7,99 perlu diperbaiki.
Dosen ahli materi juga memberikan masukan dan saran mengenai materi. Beberapa saran terkait konsep capung antara lain: Odonata
175 lebih tepat jika di definiskan serangga yang kepalanya di dominasi
mata dan gigi, Artropoda berasal dari kata artros:ruas dan podos:kaki, Yang beruas kaki bukan badannya, Ciri spesies yang sama adalah
memiliki struktur taksonomi sama dan dapat interbreeding serta menghasilkan keturunan fertil. Berdasarkan hasil validasi ketiga ahli
media dan ahli materi tersebut, disimpulkan aplikasi panduan pengamatan capung sudah baik dan layak di uji coba terbatas dengan
revisi.
d. Revisi I
Setelah serangakaian proses validasi dari tiga ahli media dan tiga ahli materi, kemudian aplikasi di revisi sesuai masukan yang
diberikan. Revisi I dilakukan pada 10 Februari 2017 - 20 Februari 2017. Revisi yang dilakukan yakni menyamakan identitas kolom pada
home dan pada menu utama. Sebagai contoh judul di home disebut panduan aplikasi namun pada menu utama disebut panduan
penggunaan, kemudian keduanya disamakan menjadi panduan penggunaan.
e. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan kepada tiga Guru Biologi dan 12 peserta didik kelas X MAN Yogyakarta III. Uji coba terbatas
dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2017 – 24 Februari 2017.
Berdasarkan hasil analisis pada uji coba terbatas persentase penilaian aplikasi panduan pengamatan capung secara keseluruhan
176 sebesar 90,35 dikatakan sudah baik dan 9,65 dikatakan belum
baik oleh Guru Biologi.
f. Revisi Akhir
Revisi akhir disusun berdasarkan masukan dan saran yang diberikan pada uji coba terbatas oleh tiga Guru Biologi dan 12 peserta
didik kelas X MAN Yogyakarta III. Uji coba terbatas dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2017
– 30 Februari 2017. Hasil dari revisi akhir ini adalah Aplikasi Panduan Pengamatan Capung yang
diharapkan sudah berkualitas baik dan layak digunakan.
177
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibuat, telah dihasilkan Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung Sebagai Alternatif Sumber
Belajar Berdasarkan Penelitian Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor. 1.
Penyusunan Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung dilakukan melalui penelitian Research and Development RnDdengan model Analysis, Design,
Development ADD terbatas.
2. Penilaian Aplikasi yang telah dilakukan oleh dosen dan ahli, menyatakan
Panduan Identifikasi Spesies Capung Sebagai Alternatif Sumber Belajar Berdasarkan Penelitian Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor untuk siswa
kelas X SMA berkualitas baik. 3.
Penilaian aplikasi yang telah dilakukan oleh dosen, ahli dan Guru Biologi, menyatakan Aplikasi Panduan Identifikasi Spesies Capung Sebagai Alternatif
Sumber Belajar Berdasarkan Penelitian Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor layak digunakan untuk siswa kelas X SMA.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian lanjutan:
1. Pengembangan aplikasi ini sangat berpeluang untuk terus dikembangkan menjadi
lebih baik, dimana potensi penggunaan android dalam pembelajaran juga semakin meningkat.
178 2.
Untuk penelitian mendatang agar dapat mengembangkan media sejenis dengan materi biologi yang sama ataupun berbeda.
3. Integrasi penelitian murni dan penelitian pendidikan serta dukungan dari
Kelompok Studi, BSO, UKM, dan HIMABIO dan Dosen perlu di tingkatkan.
182
DOKUMENTASI PENELITIAN
183
PRODUK PANDUAN IDENTIFIKASI SPESIES CAPUNG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BERDASARKAN PENELITIAN
KEANEKARAGAMAN CAPUNG DI RAWA JOMBOR
184
185
186
187
188
189 Lampiran 3.1. Rancangan Fungsi
RANCANGAN FUNGSI PANDUAN IDENTIFIKASI CAPUNG BERDASARKAN PENELITIAN CAPUNG DI RAWA JOMBOR KLATEN
Fungsi-fungsi yang terbentuk dari pembuatan Aplikasi Panduan Pengamatan Capung adalah sebagai berikut:
1. Fungsi menu utama. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan pilihan
menu utama yang terdiri dari menu Panduan Penggunaan, Mengenal Capung, Identifikasi Capung, Glosarium, dan Tentang Aplikasi.
2. Fungsi menu Panduan Penggunaan. Fungsi ini disediakan untuk
menampilkan halaman yang berisi petunjuk penggunaan. 3.
Fungsi menu Mengenal Capung. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi materi mengenai Capung dari dasar
hingga keterangan detail . 4.
Fungsi menu panduan identifikasi capung. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi panduan berupa langkah-langkah
dalam mengidentifikasi capung. 5.
Fungsi menu Identifikasi Capung. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi deskripsi umum, deskripsi morfologi,
peta perjumpaan dari 30 Spesies Capung dari yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor,
Klaten. 6.
Fungsi menu Glosarium. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi kata
– kata asingglosarium.
190 7.
Fungsi menu Tentang Aplikasi. Fungsi ini disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi profil pembuat Aplikasi Panduan
Identifikasi Capung berbasis Android.
191 Lampiran 3.2. Rancangan Skenario
RANCANGAN SKENARIO PANDUAN IDENTIFIKASI CAPUNG BERDASARKAN PENELITIAN CAPUNG DI RAWA JOMBOR KLATEN
Berikut ini pembahasaan mengenai skenario dalam penggunaan Panduan Identifikasi Capung Berbasis Android.
1. Pengguna yang akan menggunakan Panduan Identifikasi Capung dapat
menginstal aplikasi Panduan Identifikasi Capung sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
2. Setelah terinstal maka bukalah Panduan Identifikasi Capung, kemudian akan
muncul menu menu utama yang di di dalamnya terdapat menu Panduan Penggunaan, Mengenal Capung, dan Identifikasi Capung.
3. Menu Panduan Penggunaan merupakan menu yang wajib dibuka pada awal
penggunaan, di dalam menu ini dijelaskan fungsi setiap menu aplikasi. 4.
Menu Mengenal Capung disediakan untuk menampilkan halaman yang berisi materi mengenai Capung secara umum dari dasar hingga keterangan detail.
5. Menu Panduan Identifikasi Capung merupakan menu yang berisi langkah
dalam mengidentifikasi capung. 6.
Menu Identifikasi Capung merupakan menu yang berisi deskripsi umum, deskripsi morfologi, peta perjumpaan dari 30 Spesies Capung dari yang
ditemukan berdasarkan hasil penelitian Keanekaragaman Capung di Rawa Jombor, Klaten.
7. Menu Glosarium merupakan menu tambahan yang dapat digunakan oleh
siswa untuk mencari tambahan informasi dari makna istilah-istilah yang terdapat pada Aplikasi Panduan Pengamatan.
192 8.
Menu Tentang Aplikasi menampilkan halaman yang berisi profil pembuat Aplikasi Panduan Identifikasi Capung berbasis Android.
9. Untuk mengakhiri penggunaan Aplikasi Panduan Pengamatan, pengguna
dapat menekan tombol back pada tombol hand phone.
193 Lampiran 3.3. Rancangan StoryBoard
RANCANGAN STORYBOARD PANDUAN IDENTIFIKASI SPESIES CAPUNG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR
BERDASARKAN PENELITIAN KEANEKARAGAMAN CAPUNG DI RAWA JOMBOR
Storyboard merupakan sketsa kasar untuk rencana tampilan dalam Aplikasi.
Storyboard menggambarkan setiap tampilan yang akan ada pada Aplikasi
Panduan Identifikasi Capung. Halaman Sambutan
Halaman halaman sambutan ini akan
muncul setelah
aplikasi dijalankan. Bagian dalam aplikasi
ini antara lain: 1.
Ucapan selamat datang 2.
Keterangan tujuan penyusunan aplikasi
3. Logo aplikasi
4. Tombol
ketuk untuk
melanjutkan
1
2
4 3
194 Halaman Beranda
Halaman beranda ini akan muncul setelah halaman sambutan aplikasi
dijalankan. Bagian dalam aplikasi ini antara lain:
1. Judul aplikasi
2. Tombol Panduan penggunaan
3. Tombol mengenal capung
4. Tombol Panduan Identifikasi
Capung 5.
Tombol Identifikasi Capung 6.
Logo UNY, IDS, KSO 7.
Tombol Home berisi rangkuman semua tombol
2
6 3
4 5
1 7
195 Halaman Panduan penggunaan
Halaman ini
muncul setelah
menekan tombol
Panduan penggunaan. Di dalam Panduan
penggunaan terdapat lima item yang masing masing berisi penjelasan
penggunaan setiap bagian. Bagian dalam aplikasi ini antara lain:
1. Panduaan penggunaan aplikasi
2. Panduaan penggunaan menu
mengenal capung 3.
Panduan penggunaan menu indentifikasi spesies
4. Panduan penggunaan menu
pengembangan aplikasi 5.
Panduan penggunaan menu glosarium
1
5 4
3 2
196 Halaman Mengenal Capung
Pada halaman mengenal capung berisi
materi mengenai
keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem serta materi mengenai
capung. Bagian dalam aplikasi ini antara lain:
1. Foto
2. Keterangan
1
2
197 Halaman Identifikasi Spesies
1. Halaman
ini merupakan
halaman untuk memilih kegiatan belajar
2. Pada nomor 1 merupakan menu
untuk kegiatan belajar 1 3.
Pada nomor 2 merupakan menu untuk kegiatan belajar 2
4. Pada nomor 3 merupakan menu
untuk kegiatan belajar 3 5.
Pada nomor 4 merupakan menu untuk kegiatan belajar 4
6. Pada nomor 5 merupakan
tombol kembali ke menu utama
Halaman Glosarium
1 2
3a
4a 3b
4b
198 Pada halaman Glosarium berisi kata
kata sulit dan artinya yang disusun urut abjad.
Halaman Tentang Aplikasi Pada halaman Tentang Aplikasi
berisi keterangan pengembang, tim penelitian dan instansi terkait.
Halaman Daftar Referensi Pada halaman ini berisi Daftar
Referensi yang digunakan disusun urut abjad.
a
d b
c
e
a b
a
d b
c
e
199 Lampiran 4.1 Permohonan Izin Penelitian dari FMIPA UNY
200
201 Lampiran 4.2 Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Daerah DIY
202 Lampiran 4.3 Surat Ijin Rekomendasi dari Badan Persatuan Bangsa Dan Politik
203 Lampiran 4.4 Surat Ijin Penelitian dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
204
Untuk Ahli Media Lampiran 5.1 Validasi Ahli Media
A. Aspek Media No.
Sub Aspek Indikator
Tanggapan Catatan
Y T
1. Penyajian Media
1. Materi disajikan secara sistematis.
2. Materi disajikan secara logis.
3. Materi disajikan secara runtut.
4. Materi disajikan secara sederhana.
5. Materi disajikan secara jelas.
6. Materi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
7. Memiliki kejelasan tujuan pembelajaran.
8. Kegiatan mengarahkan peserta didik untuk
menemukan konsep dari objek yang dihadapi. 9.
Mendorong peserta didik untuk memunculkan rasa ingin tahu.
10. Mendorong peserta didik untuk belajar secara
mandiri. 11.
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui kegiatan analisis kasus.
12. Mendorong peserta didik untuk mencari informasi
lebih jauh.
205 13.
Materi terkait dengan kehidupan sehari-hari. 14.
Mendorong kegiatan yang berpusat pada peserta didik.
15. Mendorong siswa untuk aktif dalam
pembelajaran. 2.
Desain Aplikasi 16. Desain dan tatak letak lay out menarik.
17. Petunjuk penggunaan Aplikasi jelas.
18. Pemilihan jenis huruf font sesuai.
19. Ukuran huruf font sesuai.
20. Tabel dengan konsep yang akan dituju sesuai.
21. Gambar dengan konsep yang akan dituju sesuai.
22. Identitas tabel sesuai.
23. Identitas gambar sesuai.
24. Penggunaan komposisi warna sesuai.
25. Ilustrasi disajikan secara jelas.
26. Ilustrasi disajikan secara menarik.
27. Petunjuk penggunaan Aplikasi jelas
28. Memiliki daftar istilah glosarium yang sesuai
29. Memiliki daftar pustaka yang sesuai
206
B. Aspek Kebahasaan
No. Sub Aspek
Indikator Tanggapan
Catatan Y
T
1. Penggunaan Bahasa
Indonesia 30.
Menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
31. Menggunakan ejaan yang disempurnakan
EYD 32.
Bahasa yang digunakan efektif. 33.
Bahasa yang digunakan jelas. 34.
Bahasa yang digunakan sederhana. 35.
Bahasa yang digunakan komunikatif. 36.
Kalimat yang digunakan tidak memiliki makna gandaambigu.
37. Penggunaan tanda baca sesuai.
2. Penggunaan Istilah
38. Pemilihan diksi dengan konsep yang menjadi
materi pembelajaran sesuai. 39.
Menggunakan istilah-istilah yang sesuai dengan konsep yang menjadi pokok bahasan.
40. Istilah-istilah yang sulit atau tidak umum
dijelaskan pada glosarium.