14 Gambar 3. Topografi Kepala Capung Subordo Anisoptera 2C dan
2D dan Subordo Zygoptera 2A dan 2B Sumber: Michael. J. Samways, 2008: 25
Bagian dada toraks terdiri dari tiga ruas adalah protoraks, mesotoraks, dan metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang
kaki. Menurut fungsinya kaki capung termasuk dalam tipe kaki raptorial yaitu kaki yang dipergunakan untuk berdiri dan menangkap mangsanya.
Abdomen terdiri dari beberapa ruas, ramping dan memanjang seperti ekor atau agak melebar. Ujungnya dilengkapi tambahan seperti umbai
15 yang dapat digerakkan dengan variasi bentuk tergantung jenisnya
Watson et all., 1991. Sayap capung bentuknya khas yaitu lonjongmemanjang dan tembus
pandang, kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru, atau merah. Lembaran sayap ditopang oleh venasi Aswari,
2003. Para ahli mengidentifikasi dan membedakan capung dengan melihat susunan venasi pada sayap Susanti, 1998.
Gambar 4. Pangkal Sayap Depan Atas dan Sayap Belakang Bawah Diplacodes bipunctata Jantan Sumber: Theischinger, G., 2009:
15
16 Gambar 5. Sayap Belakang Capung Subordo Zygoptera Atas dan
Subordo Anisoptera Bawah Sumber: Theischinger, G., 2009: 15
b. Distribusi Capung
Serangga atau insekta adalah kelompok hewan yang paling tinggi jumlah dan keanekaragaman jenisnya, mereka hampir ditemukan di
semua lingkungan. Pada daerah tropis seperti Indonesia, keanekaragaman jenis serangga sangat tinggi karena didukung oleh kemampuannya
untuk beradaptasi pada keanekaragaman habitat yang tinggi Amir Intari dalam Dharma, 2000.
Saat ini diperkirakan ada 5000-6000 jenis capung dan diperkirakan jumlah ini akan bertambah bila ditemukan jenis baru. Capung tersebar
di seluruh dunia jumlah yang sangat berlimpah terutama terdapat di kawasan tropis. Di Indonesia terdapat sekitar 750 jenis Susanti, 1998.
Capung mampu berbiak di hampir segala macam air tawar yang tidak
17 terlampau panas, asam, atau asin. Mulai dari perairan di dataran tinggi
sampai sungai-sungai yang tenang di dataran renah. Ada juga di antaranya yang telah menyesuaikan diri untuk berkembang biak di
kolam batu-batuan dan air terjun Ensiklopedi Serangga, 1992. Capung menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai nimfa
sepasin yang sangat tergantung pada habitat perairan seperti sawah, sungai, danau, rawa, atau kolam. Tidak ada satu jenis capung pun yang
hidup di laut. Namun ada beberapa jenis yang tahan terhadap kadar garam Susanti, 1998.
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di perairan tempat mereka berkembang biak dan berburu makanan.
Sebagian besar capung senang hinggap di pucuk rumput, perdu, dan lain-lain yang tumbuh di sekitar kolam, sungai, parit, atau genangan-
genangan air Suharni, 1991. Capung melakukan kegiatan pada siang hari saat matahari bersinar,
oleh karena itu pada hari panas capung akan terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada senja hari saat matahari tenggelam capung
kadang-kadang lebih mudah didekati Suharni, 1991.
c. Siklus Hidup Capung
Dalam daur hidupnya, capung melalui tiga tahap perubahan bentuk metamorfosis, yaitu telur, nimfa, dan dewasa. Perubahan bentuk seperti
ini dinamakan metamorfosis tidak sempurna Hemimetabola. Ketika
18 baru menetas nimfa terlindung oleh selaput tipis, tingkatan ini disebut
pronimfa. Setelah bersentuhan dengan air selaput tipis terbelah dan muncul nimfa instar. Dalam perkembangan nimfa capung mengalami
pergantian kulit, tergantung jenis dan adaptasinya dengan lingkungan. Pergantian kulit berkisar antara 6-15 kali. Miller, 1995. Proses
penggantian kulit ecdysis diawali dengan gerakan memompa mengalirkan cairan tubuh menuju toraks dan menyebabkan toraks
mengembung dan akhirnya terjadi sobekan pada permukaan dorsal yang meluas sampai di belakang mata dan berbentuk gambaran menyerupai
huruf Y. Melalui sobekan tersebut secara spontan nimfa terdorong keluar.
Capung yang baru muncul berwarna pucat, lunak, dan sayap mengkilap. Pada waktu terbang pertama memisahkan diri dari air dan
memerlukan waktu beberapa hari mencari makanan. Saat itu capung mengembangkan warna yang sebenarnya dan secara seksual menjadi
masak. Jika masa kematangannya sudah selesai lalu mencari lingkungan air untuk masa pembiakan Ensiklopedi Serangga, 1992.
d. Perilaku Capung
Pada beberapa jenis capung, capung jantan yang siap kawin memiliki suatu kebiasaan untuk menguasai suatu ‘areal’. Capung jantan
umumnya berwarna cerah atau mencolok daripada betina. Warna yang mencolok pada capung jantan ini membantu menunjukkan areal