Klasifikasi Capung Capung Odonata

23 permukaan laut. Capung ini memiliki kebiasaan terbang saat menjelang petang atau saat matahari terbenam Borror at all., 1996. b Famili Cordulegastridae Anggota famili ini memiliki tubuh yang besar, berwarna hitam kecoklatan dengan tanda-tanda kuning. Mereka biasanya menempati sungai kecil di hutan dengan terbang mematroli tempat di atas permukaan air. Cordulegastridae adalahkelompok yang kecil, dan semua jenis di Amerika Serikat termasuk dalam genus Cordulegaster Susanti, 1998. c Famili Gomphidae Anggota Famili Gomphidae lebih kurang terdiri dari 350 jenis serta terdapat di seluruh dunia. Jenis ini mudah dikenal dari ruas abdomen kedelapannya yang membengkak, bersifat serakah dan suka berkelahi, memangsa semua jenis serangga bahkan mengejar capung yang lebih besar. Capung berekor ganda ini memiliki panjang 50-75 mm. Kebanyakan jenis ini memiliki warna gelap dengan tanda hijau atau kuning dan cenderung hinggap di permukaan yang datar seperti batu atau bebatuan. Genus-genus yang penting antara lain: Gomphus Leach, Ophiogomphus Selys, Erpetogamphus Selys, Lintenda de Haan, Ictinus Rambur, Austrogomphus Selys Borror at all., 1996. d Famili Petaluridae Capung berukuran besar berwarna coklat keabu-abuan atau kehitaman. Mata majemuk tidak bertemu pada bagian dorsal kepala. 24 Stigma berukuran lebih kurang 8 mm. Ovipositornya berkembang dengan baik. Dua jenis dari famili ini terdapat di Amerika Utara: Trachopteryx thoreyi di Amerika Serikat bagian timur dan Tanipteryx hageni di bagian barat laut California dan Nevada sampai bagian selatan British Columbia Susanti, 1998. e Famili Cordullidae Anggota famili ini kebanyakan berwarna hitam atau metalik tapi tidak begitu mengkilap. Memiliki mata yang berwarna hijau terang pada waktu hidup. Anggota famili ini kebanyakan terdapat di Amerika Serikat bagian utara dan Kanada. Genus terbesar yang terdapat pada famili ini adalah Somatochlora. Kebanyakan capung ini berwarna metalik dan panjangnya lebih dari 50 mm dan biasanya jenis ini terdapat di sepanjang aliran sungai atau daerah perairan di hutan Borror at all., 1996. f Famili Macromiidae Anggota kelompok ini dipisahkan dari Famili Corduliidae karena memiliki anal loop simpul anal yang membulat dan tidak mempunyai bisektor. Dua genus terdapat di Amerika Serikat Didymops sp. dan Makromina sp.. Didymops sp. berwarna kecoklatan dengan sedikit tanda keputihan pada toraks. Mereka sering terdapat di sepanjang kolam air payau di daerah pesisir. Makromina sp. berwarna kehitaman dengan tanda kuning pada toraks dan abdomennya. Mereka merupakan 25 penerbang-penerbang yang sangat cepat dan dapat ditemukan di sepanjang aliran sungai besar serta danau Borror at all., 1996. g Famili Libellulidae Anggota kelompok ini sangat besar jumlahnya, banyak terdapat di sekitar kolam dan rawa-rawa. Jenis ini memiliki kebiasaan terbang yang tidak teratur. Libellulidae terkecil adalah Nannothemis bella Uhler yang memiliki panjang sekitar 19 mm. Jenis ini terdapat di sepanjang aliran sungai negara-negara bagian timur Amerika Serikat Susanti, 1998. 3 Sub Ordo Zygoptera Tubuh capung ini berbentuk silinder dan sangat ramping menyerupai jarum. Bentuk dan ukuran sayap depan dan sayap belakang sama. Pada waktu hinggap, umumnya sayap terlipat menutup ke atas. Capung ini umumnya kurang kuat terbang, sehingga jarang terlihat melayang-layang di suatu tempat. Susanti, 1998. Zygoptera terdiri dari tiga famili yaitu: Calopterygidae, Coenagrionidae dan Lestidae Romoser Stoffolano dalam Dharma 2000. a Famili Calopterygidae Kelompok capung jarum yang berukuran relatif besar, sayapnya memiliki dasar yang makin menyempit tetapi tidak bertangkai seperti sayap famili lainnya. Seringkali terdapat di sepanjang aliran sungai yang bersih dan deras. Tersebar luas khususnya di daerah 26 tropis. Genus-genus yang penting antara lain: Agrion Fabricus, Calopteryx Fabricius, Hetaerina Hagen, Pentaphlebia Forster, Sapho Selys, Vestalis Selys dan Neorobasis Selys Esssig, 1942 dalam Dharma, 2000. b Famili Lestidae Famili ini saat hinggap atau istirahat, menahan sayap-sayapnya sedikit melebar di atas tubuh dengan posisi tubuh yang hampir tegak lurus terutama saat hinggap pada vegetasi. Betina famili ini seringkali meletakkan telurnya pada tumbuhan di dekat permukaan air. Beberapa genus yang penting antara lain: Lestes Leach, Sympycna Chanpentier, Arcilestes Selys, dan Ausrolestes Tillyard. Essig, 1942 dalam Dharma 2000. c Famili Coenagrionidae Kelompok capung jarum yang selalu menahan sayap-sayapnya rapat di atas tubuhnya saat istirahat. Anggota famili ini merupakan penerbang yang lemah. Mereka secara luas terdapat di habitat tertentu seperti rawa-rawa, kolam, dan aliran-aliran air tetapi tidak pada sungai beraliran deras. Famili ini tersebar luas di seluruh dunia. Genus-genus yang penting antara lain: Coenagrion Kirby, Ischura Charpentier, Enallagma Charpentier, Agrier Gambur, Nehalenia Selys Essig, 1942 dalam Dharma 2000. 27

2. Rawa Jombor

Rawa Jombor terletak di Desa Krakitan, Bayat, Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Rawa Jombor berjarak sekitar 45 Kilometer dari Yogyakarta. Pada tahun 1990 rawa jombor merupakan suatu tanah seperti kedung yang lebar dikelilingi tanah pegunungan, karena tempatnya yang rendah di saat musim kemaraupun air hujan yang tertampung tidak menghilang. Disebelah barat daerah ini terdapat Sungai Ujung yang mengalirkan air ke sungai Denkeng. Dahulu sungai ujung sering kelebihan air di musim penghujan, maka air tersebut menggenangi pekarangan dan sawah – sawah rakyat yang berada di sekitar sungai tersebut. Air yang menggenangi daerah tersebut. Air yang menggenangi derah tersebut menjadi daerah rawa yang luas dan lebar, sehingga banyak rakyat penghuni daerah tersebut yang dipindahkan ke tempat yang aman di tepi rawa atau tanah tegalan Monografi Desa Krakitan , 2007;44 Rawa Jombor merupakan rawa yang dibendung, kawasannya merupakan daerah resapan air yang memiliki aliran air tenang dan air menggenang, terletak sekitar 8 km dari pusat Kota Klaten, tepatnya di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Rawa Jombor memiliki luas permukaan kurang lebih sekitar 18.900 m 2 . Endri Priyanto, 2009: 1, waduk tersebut dikelilingi oleh bukit yang banyak ditumbuhi pohon-pohon. Kawasan Rawa Jombor merupakan kawasan resapan air yang mendukung fungsi ekologis wilayah sekitarnya Endri Priyanto, 2009: 1-2. 28 Menurut Winarsih 2004, Rawa Jombor merupakan ekosistem perairan tawar yang dikelilingi bukit, utamanya difungsikan untuk irigasi, selain itu juga memiliki peranan penting dalam beberapa sektor, yakni pertanian, perikanan, dan wisata perairan Staf Desa Krakitan, 2013: 1-3. Pada tahun 1901 Raja Keraton Surakarta yaitu Sri Paduka Paku Buwono ke X bersama- sama dengan Pemerintah Belanda mendirikan pabrik gula di manisharjo Pedan Klaten. Areal tanah untuk Perkebunan tebu ini adalah distrik bejin atau kawedanan Bejin. Melihat Air yang Begitu melimpah di Rawa Jombor dan adanya perkebunan tebu yang memerlukan air makla Raja dan Pemerintah Belanda membangun saluran irigasi guna memberikan pengairan tebu di wilayahnya. Monografi Desa Krakitan , 2007;44-45 Pada tahun 1917 dimulailah pekerjaan pembangunan salura irigasi dengan cara menerobos gunung atau membuat pekerjaan pembangunan saluran irigasi dengan cara membuat terowongan air sepanjang satu kilometer dan membuat jolontoro talang diatas sungai dengkeng. Pekerjaan tersebut selesai pada tahun 1921 dan hasilnya dapat mengairi tanaman tebu di daerah kecamatan pedan, kecamatan Karangdowo bagian selatan . Seteleh pekerjaan pembangunan saluran irigasi selesai pada tahun berikutnya rawa jombor selalu di datangi oleh sri paduka pakubuwono ke X, beluiau datang sekedar naik prahu yang tebuat dari bambu. Pada tahun 1941 – 1942 pecah perang Dunia II. Belanda pergi dari Indonesia dan diganti pemerintah jepang yang berkuasa. Setelah pergantian dari Belanda ke Jepang, pabrik gula manisharjo terpaksa bengkrut dan gulung tikar. Pada tahun 1943 29 – 1944 pemerintah jepang menjadika rawa jombor sebagai waduk dengan cara ditinggikan tanggulnya. Dengan mempergunakan tenaga paksa atau Romusha. Sebelum dibangun tanggul, dahulu luas Rawa Jombor 500 ha.