205 penawaran tenaga kerja bersifat elastis, baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, upah tenaga kerja meningkat sebesar
Rp. 62.27182 per bulan. Upah tenaga kerja dipengaruhi secara nyata oleh variabel bedakalanya dengan besaran 0.721639.
Tabel 49. Hasil Estimasi Parameter Upah Tenaga Kerja Tahun 1986-2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep 2 247.657
0.0417 LLABORS Lag Penawaran Tenaga Kerja
-31.8223 0.0538
-4.5350 -16.2916
DLABORD Perub. Permintaan Tenaga Kerja 2.084503
0.8463 0.0165
0.0592 KRISIP Dummy Pemilu
53.38795 0.2271
TRENDD Tren Waktu 62.27182
0.0560 LUMRNAS Lag Upah Tenaga Kerja
0.721639 0.0002
Adj-R
2
= 0.61627; F-hitung = 7.10; Pr F bernilai 0.0017; DW =1.864732
5.8. Blok Kinerja Perekonomian
1. Jumlah Pengangguran
Persamaan pengangguran di Indonesia UNEMPL
t
adalah: UNEMPL
t
= LABORS
t
- LABORD
t
2. Tingkat Inflasi Domestik
Persamaan tingkat inflasi domestik INFLSI
t
adalah: INFLSI
t
= CPINDX
t
- CPINDX
t-1
CPINDX
t-1
100
3. Ekspor Bersih
Persamaan ekspor bersih atau Balance of Trade NETEKS
t
adalah: NETEKS
t
= EKSPOR
t
- IMPORT
t
4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Persamaan pertumbuhan ekonomi Indonesia GROWTH
t
adalah:
206 GROWTH
t
= GDPNAS
t
- GDPNAS
t-1
GDPNAS
t-1
100
5.9. Blok Kemiskinan
Hasil estimasi persamaan pada blok kemiskinan yang meliputi kemiskinan di perdesaan dan perkotaan, menunjukkan semua persamaan memiliki daya
penjelas cukup tinggi, terlihat dari nilai koefisien determinasi R
2
yang bernilai antara 0.36550 hingga 0.64139. Dilihat dari hasil statistik uji-F, persamaan
kemiskinan di perdesaan mempunyai nilai Pr F bernilai alpha 0.01 dan persamaan kemiskinan di perkotaan mempunyai nilai Pr F bernilai alpha 0.01.
1. Kemiskinan di Perdesaan
Hasil estimasi parameter jumlah penduduk miskin di perdesaan disajikan pada Tabel 50. Estimasi parameter tingkat inflasi sebesar 0.133437 dan
mempunyai hubungan yang positif. Respon kemiskinan di perdesaan terhadap tingkat inflasi mempunyai nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.0548 dan
jangka panjang sebesar 0.1379.
Tabel 50. Hasil Estimasi Parameter Kemiskinan di Perdesaan Tahun 1986- 2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep 8.885239
0.3401 INFLSI Tingkat Inflasi
0.133437 0.0132
0.0548 0.1379
LGOVEXP Lag Belanja Pemerintah -0.000020
0.2829 -0.1442 -0.3629
UNEMPL Jumlah Pengangguran 0.356018
0.2702 0.0699
0.1758 HJECKB Harga Jual Eceran Kayu Bakar
0.002710 0.6439
0.0751 0.1888
LJOVDES Lag Jumlah Penduduk Miskin Desa 0.602540
0.0014 Adj-R
2
= 0.64139; F-hitung = 7.80; Pr F bernilai 0.0011; DW = 1.922797
Di dalam penelitian ini, inflasi merupakan pertumbuhan dari Indeks Harga Konsumen yang salah satunya dipengaruhi oleh harga tertimbang dari premium,
minyak solar, dan minyak tanah. Seperti yang dinyatakan oleh Hasan, Sugema,
207 dan Ritonga 2005 bahwa kenaikan harga BBM meskipun diikuti dengan
program kompensasi dengan efektivitas sebagaimana yang terekam dari data SUSENAS tahun 2004, tidak mengakibatkan penurunan tingkat kemiskinan.
Selain itu jumlah penduduk miskin di perdesaan dipengaruhi secara nyata oleh variabel bedakalanya dengan besaran 0.602540.
2. Kemiskinan di Perkotaan