Keragaan Umum Model HASIL ESTIMASI MODEL SUBSIDI HARGA

173

V. HASIL ESTIMASI MODEL SUBSIDI HARGA

BAHAN BAKAR MINYAK INDONESIA Hasil estimasi Model Subsidi Harga Bahan Bakar Minyak Indonesia, dibahas secara rinci untuk setiap persamaan. Model yang digunakan telah mengalami beberapa kali perubahan spesifikasi, dan hasil estimasi parameter telah sesuai dengan kriteria ekonomi, statistik, dan ekonometrik. Program estimasi dan hasil estimasi model selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.

5.1. Keragaan Umum Model

Berdasarkan kriteria ekonomi, hasil estimasi parameter setiap persamaan struktural dalam model sesuai dengan teori ekonomi yang terlihat dari tanda dan besaran hasil estimasi parameter yang menunjukkan hubungan variabel penjelas dengan variabel endogennya. Berdasarkan kriteria statistik, hasil estimasi model menunjukkan indikator statistik yang relatif baik. Nilai koefisien determinasi R 2 masing-masing persamaan struktural dalam model pada berkisar antara 0.61 – 0.99, kecuali untuk persamaan struktural subsidi harga minyak solar SUBHSL, nilai tukar rupiah NTUKRR, tingkat suku bunga INTRIL, dan kemiskinan di perkotaan JOVKOT. Dengan demikian secara umum variabel penjelas yang dimasukkan dalam persamaan struktural dalam penelitian ini mampu menjelaskan dengan cukup baik keragaman variabel endogennya. Nilai statistik uji-F pada umumnya cukup tinggi, kecuali satu persamaan yaitu persamaan kemiskinan di perkotaan yang mempunyai nilai statistik uji-F yang relatif rendah namun nyata yaitu 2.82. Dengan demikian secara keseluruhan dapat diiterpretasikan bahwa keragaman variabel dalam setiap persamaan 174 struktural secara bersama-sama dapat menjelaskan dengan baik keragaman variabel endogennya masing-masing, pada α sebesar 0.01. Hasil statistik uji-t menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel penjelas yang secara individu tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel endogennya apabila menggunakan taraf nyata atau α sebesar 1 persen. Namun dengan taraf nyata yang lebih fleksibel, yaitu α sebesar 20 persen, dapat dilihat bahwa sebagian besar variabel penjelas dalam setiap persamaan struktural berpengaruh secara nyata terhadap variabel endogennya masing-masing. Nilai Durbin-Watson DW berkisar antara 1.1324 sampai dengan 2.9790, yaitu berturut-turut pada persamaan ekspor elpiji EKSJLG t dan persamaan impor premium IMPJPR t , yang mengindikasikan adanya masalah autokorelasi. Masalah ini sering ditemui pada penelitian bidang ekonomi yang disebabkan oleh keterkaitan antar variabel. Oleh karena model yang disusun dalam penelitian ini merupakan model di bidang ekonomi, maka untuk kepentingan tersebut, penelitian ini lebih difokuskan pada kriteria ekonomi dibandingkan kriteria statistik dan ekonometrik. Berdasarkan hasil estimasi parameter tersebut, maka model yang digunakan dalam penelitian ini cukup baik dalam menjelaskan perilaku pasar dan subsidi harga BBM, kinerja perekonomian, dan kemiskinan di Indonesia.

5.2. Blok Pasar Bahan Bakar Minyak