185 hubungan yang positif. Respon impor premium terhadap IHK bersifat elastis
dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang.
Tabel 27. Hasil Estimasi Parameter Impor Premium Tahun 1986-2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep 281 000
0.7233 LMOPHPR Lag Harga Keekonomian
Premium -812.799 0.3131
-0.5605 -7.1565
CPINDX Indeks Harga Konsumen 39 025.03
0.0747 1.6358
20.8852 TRENDD Tren Waktu
-140 012 0.2428
LIMPJPR Lag Impor Premium 0.921675
0.0003 Adj-R
2
= 0.93940; F-hitung = 74.63; Pr F bernilai 0.0001; DW = 2.979014
Keterangan: LMOPHPR = LHDUSMB
t-1
1.181.15LNTUKRR
t-1
159
Impor premium dipengaruhi secara nyata oleh variabel bedakalanya. Artinya apabila impor premium tahun lalu naik sebesar 1 ribu liter, maka impor
premium pada tahun sekarang akan naik sebesar 0.921675 ribu liter.
2. Jumlah Impor Minyak Solar
Hasil estimasi parameter jumlah impor minyak solar dapat dilihat pada Tabel 28. Estimasi parameter Indek Harga Konsumen sebesar 38 335.36 dan
mempunyai hubungan yang positif. Respon impor minyak solar terhadap IHK bersifat tidak elastis dalam jangka pendek mapun dalam jangka panjang.
Tabel 28. Hasil Estimasi Parameter Impor Minyak Solar Tahun 1986-2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep 298 261
0.7217 MOPHSL Harga Keekonomian Minyak Solar
-509.90 0.6438
-0.1165 -0.1569
CPINDX Indeks Harga Konsumen 38 335.36
0.1125 0.4580
0.6166 KNIAGA Kendaraan Niaga
881.1056 0.0291
0.3882 0.5226
LIMPJSL Lag Impor Minyak Solar 0.257180
0.3892 Adj-R
2
= 0.92611; F-hitung = 60.54; Pr F bernilai 0.0001; DW = 2.216671
Keterangan: MOPHSL = HDUSMB
t
1.241.15NTUKRR
t
159
186 Variabel jumlah kendaraan niaga berpengaruh nyata dengan hubungan
yang positif. Artinya apabila ada kenaikan jumlah kendaraan niaga sebesar 1 ribu unit, maka akan meningkatkan impor minyak solar sebesar 881.1056 ribu liter,
ceteris paribus . Variabel jumlah kendaraan niaga mempunyai elastisitas jangka
pendek sebesar 0.3882 dan jangka panjang sebesar 0.5226.
3. Jumlah Impor Minyak Tanah
Hasil estimasi parameter jumlah impor minyak tanah disajikan pada Tabel 29. Variabel jumlah penduduk Indonesia berpengaruh positif dan nyata terhadap
variabel impor minyak tanah. Artinya apabila jumlah penduduk Indonesia meningkat sebesar 1 juta jiwa, maka akan mendorong peningkatan impor minyak
tanah sebesar 53 732.84 ribu liter, ceteris paribus. Respon impor minyak tanah terhadap jumlah penduduk Indonesia bersifat elastis dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Selain itu ketika terjadi pemilu di Indonesia, impor minyak tanah cenderung meningkat sebesar 366 515.2 ribu liter, ceteris paribus.
Tabel 29. Hasil Estimasi Parameter Impor Minyak Tanah Tahun 1986- 2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep -8 404 491
0.0043 MOPHKR Harga Keekonomian Minyak
Tanah -286.025 0.2782
-0.2162 -0.2271
POPNAS Jumlah Penduduk Indonesia 53 732.84
0.0034 5.4461
5.7211 KRISIP Dummy Pemilu
366 515.2 0.1630
LIMPJKR Lag Impor Minyak Tanah 0.048066
0.8543 Adj-R
2
= 0.73965; F-hitung = 14.49; Pr F bernilai 0.0001; DW = 1.938421
Keterangan: MOPHKR = HDUSMB
t
1.311.15NTUKRR159
5.3.2. Ekspor Bahan Bakar Minyak
Ekspor BBM diwakili oleh jumlah ekspor elpiji. Hasil estimasi parameter jumlah ekspor elpiji disajikan pada Tabel 30. Estimasi parameter produksi elpiji
187 sebesar 1.10452 dan mempunyai hubungan yang positif. Produksi elpiji
berpengaruh nyata terhadap ekspor elpiji dengan elastisitas jangka pendek dan jangka panjang masing-masing sebesar 1.4269.
Tabel 30. Hasil Estimasi Parameter Ekspor Elpiji Tahun 1986-2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep -255 591
0.0511 LHDUHLG Lag Harga Dunia Elpiji
137.9002 0.0973
0.0932 0.0933
PROJLG Produksi Elpiji 1.10452
.0001 1.4269
1.4269 TRENDD Tren Waktu
-58 639.1 .0001
KRISIP Dummy Pemilu -27 176.7
0.5870 LEKSJLG Lag Ekspor Elpiji
0.000699 0.9909
Adj-R
2
= 0.98561; F-hitung = 261.24; Pr F bernilai 0.0001; DW = 1.132411
Estimasi parameter bedakala harga dunia elpiji sebesar 137.9002 dan mempunyai hubungan yang positif. Bedakala harga dunia elpiji berpengaruh
secara nyata terhadap ekspor elpiji dengan elastisitas jangka pendek 0.0932 dan jangka panjang 0.0933. Tren waktu berpengaruh negatif terhadap ekspor elpiji.
Artinya dengan waktu yang berjalan, ekspor elpiji mempunyai kecenderungan menurun sebesar 58 639.1 ribu kg, ceteris paribus.
5.3.3. Ekspor Bersih Bahan Bakar Minyak
Nilai ekspor BBM merupakan persamaan identitas yang hanya terdiri dari nilai ekspor elpiji EKSRLG
t
, yang diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah ekspor elpiji dengan harga internasional elpiji, yaitu:
EKSRLG
t
= EKSJLG
t
HDUSLG Nilai impor BBM adalah persamaan identitas yang diperoleh dari
penjumlahan nilai impor premium IMPRPR
t
, minyak solar IMPRSL
t
, minyak tanah IMPRKR
t
, elpiji IMPRLG
t
, dan BBM lainnya aviation turbine, aviation gasoline
, minyak diesel, dan minyak bakar IMPBBL
t
. Nilai impor masing-
188 masing jenis BBM diperoleh dari perkalian antara jumlah impor dengan harga
dunia masing-masing BBM, yaitu: IMPRPR
t
= IMPJPR
t
1.18HDUSMBNTUKRR1591000000 IMPRSL
t
= IMPJPR
t
1.24HDUSMBNTUKRR1591000000 IMPRKR
t
= IMPJKR
t
1.31HDUSMBNTUKRR1591000000 IMPBBM
t
= IMPRPR
t
+ IMPRSL
t
+ IMPRKR
t
+IMPRLG
t
+ IMPBBL
t
Ekspor bersih BBM BOTBBM
t
adalah persamaan identitas yang merupakan hasil pengurangan dari ekspor BBM EKSRLG
t
dengan impor BBM IMPBBM
t
, yaitu: BOTBBM
t
= EKSRLG
t
- IMPBBM
t
5.4. Blok Fiskal
Hasil estimasi persamaan pada blok fiskal yang meliputi subsidi harga premium, minyak solar, minyak tanah, dan elpiji, belanja pemerintah non-subsidi
BBM, dan penerimaan pajak, menunjukkan semua persamaan memiliki daya penjelas tinggi, terlihat dari nilai koefisien determinasi R
2
yang bernilai antara 0.54872 hingga 0.94376. Dilihat dari hasil statistik uji-F, semua persamaan
mempunyai nilai Pr F bernilai alpha 0.01.
5.4.1 Subsidi Harga Bahan Bakar Minyak 1.
Subsidi Harga Premium
Hasil estimasi parameter subsidi harga premium disajikan pada Tabel 31. Estimasi parameter harga dunia premium sebesar 19.2383 dan mempunyai
hubungan yang positif. Respon subsidi harga premium terhadap harga dunia premium bersifat elastis, dalam jangka pendek sebesar 13.2903 dan dalam jangka
panjang sebesar 19.8224.
189 Selain itu estimasi parameter nilai tukar rupiah sebesar 0.165753 dan
mempunyai hubungan yang positif. Respon subsidi harga premium terhadap nilai tukar rupiah bersifat elastis, dalam jangka pendek sebesar 13.88849 dan dalam
jangka panjang sebesar 20.7093.
Tabel 31. Hasil Estimasi Parameter Subsidi Harga Premium Tahun 1986-
2006
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep -1 674.94
0.005 MOPSPR Harga Dunia Premium
19.2383 0.076
13.2903 19.8224
NTUKRR Nilai Tukar RpUS 0.165753
0.005 13.8849
20.7093 REVDDN Penerimaan Dalam Negeri
-0.00025 0.880
-0.6272 -0.9354
LSUBHPR Lag Subsidi Harga Premium 0.329533
0.088 Adj-R
2
= 0.76550; F-hitung = 16.51; Pr F bernilai 0.0001; DW = 1.845917
Keterangan: MOPSPR = HDUSMB
t
1.18 dalam USbarrel
Subsidi harga premium dipengaruhi secara nyata oleh variabel bedakalanya. Artinya apabila subsidi harga premium tahun lalu naik sebesar Rp. 1
per liter, maka subsidi harga premium akan naik sebesar Rp. 0.329533 per liter pada tahun sekarang.
2. Subsidi Harga Minyak Solar