106 kemiskinan perdesaan muncul sebagai akibat dari ulah berbagai kelompok
kepentingan khususnya urban middle class yang berusaha memperoleh keuntungan dengan mengorbankan kepentingan perdesaan melalui investasi pada
industri dan jasa di perkotaan. Pada tingkat lokal atau perdesaan, kemiskinan perdesaan muncul sebagai akibat dari ulah para elit lokal seperti tuan tanah,
pedagang, pelepas uang money lenders, dan birokrat yang terus berusaha mengkonsolidasikan kekuasaan dan kekayaannya. Adanya proses pertukaran yang
eksploitatif dan tidak seimbang pada tingkat global hingga lokal telah menyebabkan kaum kaya menjadi semakin kaya dan kuat, sementara kelompok
miskin secara relatif maupun absolut semakin miskin dan lemah. Kedua adalah kelompok pandangan ekologis fisik, yang melihat
kemiskinan sebagai fenomena fisik. Kemiskinan perdesaan muncul sebagai akibat dari pertumbuhan dan tekanan penduduk yang tidak terkendali atas sumberdaya
dan lingkungan sehingga lahan menjadi semakin langka. Sebagian tenaga kerja terpaksa bermigrasi ke perkotaan atau ke lingkungan marginal untuk dapat
mempertahankan hidup. Selain itu parasit, penyakit, kurang gizi, kondisi lingkungan yang tidak sehat, perumahan yang kurang layak, lingkungan yang
kurang nyaman, dan kondisi iklim yang tidak menentu menyebabkan timbulnya kemiskinan di daerah perdesaan.
3.4. Keseimbangan Perekonomian dalam Kerangka Makroekonomi
Berikut ini diuraikan analisis keseimbangan perekonomian dalam kerangka makroekonomi dengan pendekatan model IS-LM. Kurva IS menyatakan apa yang
terjadi pada pasar barang dan jasa, sementara kurva LM menunjukkan apa yang terjadi pada penawaran dan permintaan terhadap uang.
107 Penelitian ini menggunakan pendekatan permintaan agregat aggregate
demand , AD, sehingga pendapatan nasional Y atau GDP ditentukan oleh
konsumsi C, investasi I, belanja pemerintah G, dan ekspor bersih X-M. Perubahan komponen permintaan agregat akan menggeser kurva IS. Karena itu,
perubahan belanja subsidi BBM akan mengubah besaran belanja pemerintah dan kurva IS bergeser ke kanan. Pergeseran kurva IS menciptakan keseimbangan baru
ketika kurva IS yang baru berpotongan dengan kurva LM. Pendapatan nasional dikurangi pajak pendapatan perusahaan dan individu
menghasilkan pendapatan setelah pajak disposable income atau Y
d
=Y-T. Pendapatan setelah pajak digunakan untuk: 1 membeli barang dan jasa buatan
dalam negeri atau impor, dan 2 untuk ditabung atau Y
d
=C+S. Persamaan 3.2 dimasukkan ke persamaan 3.1, sehingga diperoleh keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian terbuka, yaitu: Y = Y - T - S + I + G + X-M ........................................................... 3.10
S + T + M = I + G + X ............................................. ......................... 3.11 Gambar 3 menunjukkan keseimbangan di pasar barang, dimana kurva kiri
bawah menunjukkan garis IS yang meringkas hubungan antara tingkat suku bunga dan output nasional. Semakin tinggi suku bunga, maka output nasional semakin
rendah. Apabila tingkat suku bunga turun, maka output nasional meningkat. Gambar 4 memperlihatkan keseimbangan di pasar uang, dimana
penawaran dan permintaan terhadap uang riil menentukan tingkat suku bunga. Kurva penawaran uang riil MP atau MS Money Supply berbentuk vertikal
karena penawaran uang riil tidak bergantung pada tingkat suku bunga.
108
Gambar 3. Keseimbangan Pasar Barang
Kurva permintaan uang atau Lr, Y atau money demand MD berbentuk miring ke bawah karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya
memiliki uang dan menurunkan kuantitas uang yang dimiliki. Pada tingkat suku bunga keseimbangan, maka jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah
penawarannya. Penjelasan ini didasarkan pada teori preferensi likuiditas yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan uang Mankiw, 2003.
Y I + G + X
Y
1
Y
1
r
r
2
r
IS r
1
a r
1
r
2
S + T + M
I, G, X S, T, M
S, T, M
I, G, X Y
Y
2
Y
2
b c
d e
f
g h
45
o