Pembahasan Hasil dan Pembahasan .1 Karakteristik Petani

hasil analisis valuasi ekonomi pertanian padi organik sebelumnya menunjukkan bahwa pertanian padi organik dapat meningkatkan produktivitas padi dan menghemat biaya produksi yang merupakan manfaat dari kualitas lingkungan pertanian padi organik sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Status penguasaan lahan sebagian besar petani di Kabupaten Cianjur merupakan lahan sakap yang diduga dapat mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik, berdasarkan hasil analisis menunjukkan tidak berpengaruh signifikan pada α = 5 namun berpengaruh signifikan pada α = 10. Hasil analisis yang diperoleh bahwa keikutsertaan pelatihan dan jaminan harga merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanti et al. 2008 serta Mardiyanto dan Suparmini 2013. Sedangkan variabel pendapatan dan tingkat kesulitan teknologi tidak signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik berbeda dengan hasil penelitian Amala et al. 2014, variabel luas lahan tidak berpengaruh signifikan memiliki perbedaan hasil dengan penelitian Rukka et al. 2006, dan ketersediaan tenaga kerja keluarga tidak berpengaruh signifikan memiliki perbedaan hasil dengan penelitian Mardiyanto dan Suparmini 2013. Variabel kebijakan pemerintah merupakan variabel baru yang dimasukkan dalam analisis yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dan diperoleh hasil bahwa kebijakan pemerintah merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik.

4.4 Kesimpulan

Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah keikutsertaan pelatihan, harga padi dan kebijakan pemerintah. Dengan mengikuti pelatihan, meningkatnya harga padi dan adanya bantuan pemerintah maka jumlah petani yang menerapkan pertanian padi organik akan meningkat. Berdasarkan faktor tersebut menunjukkan bahwa penyebab kurang berkembangnya pertanian padi organik adalah kurangnya kualitas sumberdaya manusia petani maupun pemerintah yaitu kurangnya kesadaran tentang kelestarian lingkungan, serta kurangnya jaminan harga. Harga padi dan beras organik yang belum terjamin disebabkan kurangnya kualitas sumberdaya manusia petani yang menyebabkan lemahnya manajemen dalam pemasaran, serta keterbatasan modal sehingga posisi tawar petani menjadi rendah. Faktor luas lahan, status pemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, ketersediaan tenaga kerja keluarga, keanggotaan kelompok tani, biaya produksi, pendapatan, produktivitas, tingkat kesulitan teknologi dan risiko produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik. 5 STRUKTUR SISTEM PERTANIAN PADI ORGANIK DI KABUPATEN CIANJUR

5.1 Pendahuluan

Pertanian padi organik merupakan suatu sistem. Pengembangan pertanian padi organik pada dasarnya adalah pengembangan teknik budidaya atau subsistem usahatani. Budidaya padi organik memerlukan input dan pemasaran agar kegiatan budidaya padi organik dapat berjalan lancar dan meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu pengembangan budidaya padi organik perlu didukung oleh ketersediaan input, pemasaran dan lembaga penunjang yang terintegrasi dalam suatu sistem agribisnis. Keterkaitan antar subsistem sangat erat sehingga untuk mengembangkan pertanian padi organik atau subsistem usahatani maka perlu dikembangkan pula subsistem input, subsistem pemasaran dan subsistem penunjangnya Saragih 2010. Kegagalan salah satu subsistem akan mempengaruhi kegagalan subsistem lain dan kegagalan seluruh sistem agribisnis. Sebaliknya, keberhasilan salah satu subsistem akan mempengaruhi keberhasilan subsistem lain dan keberhasilan seluruh sistem agribisnis. Kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan, kurangnya ketrampilan dalam budidaya padi organik, keterbatasan modal, ketersediaan bahan organik yang terbatas, kurangnya jaminan harga padi organik serta kurangnya dukungan pemerintah sebagaimana ditunjukkan dari hasil analisis risiko, valuasi ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik merupakan kendala dalam sistem agribisnis yang saling terkait. Masing-masing subsistem memiliki kendala yang perlu diatasi agar pertanian padi organik dapat berkembang. Dikarenakan pertanian padi organik merupakan suatu sistem yang saling terkait antar keempat subsistem serta melibatkan berbagai stakeholder maka untuk mengembangkan pertanian padi organik perlu dilakukan dengan pendekatan sistem sehingga penting untuk mengetahui struktur sistemnya. Penelitian tentang struktur sistem pertanian padi organik belum dilakukan. Penelitian untuk pengembangan pertanian padi organik yang telah dilakukan sebelumnya pada umumnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik seperti yang dilakukan oleh Rukka et al. 2006, Susanti et al. 2008, Mardiyanto dan Suparmini 2013, dan Amala et al. 2014. Kusmuljono 2007 melakukan penelitian tentang sistem pengembangan usaha pertanian padi organik di Kabupaten Garut, tetapi dikhususkan untuk merancang skema kredit mikro guna mendukung usaha pertanian padi organik. Suwantoro 2008 melakukan penelitian tentang analisis pengembangan pertanian organik di Kabupaten Magelang namun menggunakan pendekatan 7 tahapan perencanaan berdasarkan Boothroyd dan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor kekuatan sthrengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities dan ancaman threats. Penelitian tentang struktur sistem antara lain dilakukan oleh Hardjanto 2006 namun pada sistem usaha kayu rakyat. Astuti et al. 2010 melakukan penelitian tentang kebutuhan dan struktur kelembagaan rantai pasok pada buah manggis. Oleh karena itu penelitian tentang struktur sistem pertanian padi organik penting dilakukan untuk mengetahui peubah-peubah strategis pada setiap subsistem agar tujuan pengembangan pertanian padi organik dapat dicapai lebih efektif dan berkelanjutan. Struktur sistem pertanian padi organik didasarkan pada hasil analisis risiko, valuasi ekonomi pertanian padi organik dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik untuk program pengembangan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur. 5.2 Metodologi 5.2.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk mengetahui struktur sistem pertanian padi organik diperoleh dengan melakukan survei terhadap pakar terpilih dengan wawancara mendalam in-depth interview menggunakan kuesioner serta observasi lapangan. Pakar yang dipilih terdiri atas Kepala Seksi Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, penyuluh pertanian lapangan PPL sebanyak 2 orang, peneliti dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi BB Padi sebanyak 2 orang, staf BBWSC sebanyak 2 orang, ketua Gabungan Petani Organik GPO dan akademisi sebanyak 2 orang. Data sekunder diperoleh dari laporan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, GPO, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, BBWSC serta publikasi ilmiah. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Mei 2014.

5.2.3 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui struktur sistem pertanian padi organik digunakan metode Interpretive Structural Modeling ISM. Untuk mengetahui struktur sistem pertanian padi organik terlebih dahulu harus diketahui keterkaitan antar sub elemen dalam elemen sistem pertanian padi organik. Hasil dari metode ISM adalah elemen kunci, struktur hirarki elemen dan pengelompokan elemen berdasarkan driver power dan level dependency. Langkah-langkah metode ISM Marimin 2008 sebagai berikut : 1 Mengidentifikasi dan mendaftar elemen sistem 2 Membangun hubungan kontekstual antar elemen 3 Menyusun Matriks Interaksi Tunggal Terstruktur Structural Self Interaction MatrixSSIM yang mewakili elemen persepsi responden terhadap elemen hubungan yang dituju dengan menggunakan simbol sebagai berikut : V : hubungan dari elemen E i terhadap E j , tidak sebaliknya A : hubungan dari elemen E j terhadap E i , tidak sebaliknya X : hubungan interrelasi antara E i dan E j dapat sebaliknya O : menunjukkan bahwa E i dan E j tidak berkaitan 4 Menyusun Matriks Reachability Reachability MatrixRM yaitu mengubah simbol SSIM ke dalam matriks biner dengan aturan sebagai berikut : - Jika hubungan E i terhadap E j = V dalam SSIM, maka elemen E ij = 1 dan E ji = 0 dalam RM - Jika hubungan E i terhadap E j = A dalam SSIM, maka elemen E ij = 0 dan E ji = 1 dalam RM