yang pada akhirnya akan tercapai tujuan meningkatkan pendapatan petani E7 dan menghadapi pasar bebas E10. Pertanian padi organik akan dapat
meningkatkan pendapatan petani dikarenakan budidaya padi organik dapat meningkatkan produksi karena terjaga kesuburan lahan, menurunkan biaya karena
petani dapat membuat input organik sendiri, serta meningkatkan harga jual karena menghasilkan produk yang sehat. Dengan budidaya padi organik juga dapat
mencapai tujuan menghadapi pasar bebas karena dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat sementara ketersediaan beras
organik masih terbatas maka pasar beras dapat dikuasai oleh beras organik impor pada saat terjadi pasar bebas. Tujuan-tujuan tersebut berada pada kuadran
dependent yang memiliki daya penggerak lemah dan ketergantungan tinggi, yang artinya tercapainya tujuan tersebut tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan
lainnya.
e. Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan
Tabel 30 menyajikan aktivitas yang dibutuhkan pada subsistem usahatani. Tabel 30 Hasil perhitungan metode ISM subsistem usahatani untuk elemen
aktivitas yang dibutuhkan
No. Sub elemen aktivitas
yang dibutuhkan Nilai
Kuadran Level
Driver power Dependency
E1 E2
E3 E4
E5 E6
E7 E8
E9
E10 Penyuluhan
Pelatihan Pendampingan
Penyediaan sarana produksi Penyediaan alat dan mesin pertanian
Pemberian bantuan modal Penyediaan dan pengaturan air irigasi
Pengendalian OPT Pemberdayaan kelompok tani
Pembentukan koperasi 9
10 9
9 9
9 2
1 9
9 8
1 8
8 8
8 9
10 8
8 Independent
Independent Independent
Dependent Dependent
Independent Dependent
Dependent Dependent
Independent 7
8 9
2 3
5 2
1 4
6
Berdasarkan level elemen maka struktur hirarki untuk elemen aktivitas yang dibutuhkan disajikan pada Gambar 20. Aktivitas yang menjadi elemen kunci
pada subsistem usahatani adalah pendampingan E3. Hal ini dikarenakan adanya risiko penurunan produktivitas padi pada masa peralihan maka memerlukan
pendampingan petani oleh PPL. Pendampingan bagi petani juga diperlukan agar program pengembangan pertanian padi organik dapat berkelanjutan. Pertanian
padi organik di Kabupaten Cianjur hingga saat ini belum berkembang karena tidak adanya pendampingan setelah dilakukan pelatihan sehingga banyak petani
peserta pelatihan yang tidak menerapkan pertanian padi organik. Dengan adanya pendampingan maka akan mempengaruhi pelaksanaan aktivitas lainnya untuk
pengembangan pertanian padi organik.
Aktivitas pendampingan E3, pelatihan E2, penyuluhan E1, pembentukan koperasi E10 dan pemberian modal E6 berada pada kuadran
independent yang memiliki daya penggerak tinggi dan ketergantungan rendah Gambar 21. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut memiliki
kekuatan penggerak besar yang mempengaruhi pelaksanaan aktivitas lainnya. Adanya keterbatasan sumberdaya manusia petani maka diperlukan aktivitas
penyuluhan tentang manfaat budidaya padi organik bagi kelestarian kesuburan
lahan dan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan budidaya padi organik. Adanya keterbatasan modal petani memerlukan pemberian bantuan modal untuk
biaya perawatan tanaman yang lebih intensif. Untuk mendukung penerapan budidaya padi organik maka diperlukan pembentukan koperasi yang dapat
membantu petani dalam penyediaan sarana produksi organik dan permodalan.
Gambar 20 Struktur hierarki subsistem usahatani dari elemen aktivitas yang dibutuhkan
Dengan terlaksananya aktivitas-aktivitas di atas maka akan mempengaruhi pelaksanaan aktivitas pemberdayaan kelompok tani E9, penyediaan alat mesin
pertanian E5, penyediaan sarana produksi organik E4, penyediaan dan pengaturan sarana irigasi E7 serta pengendalian OPT E8. Seluruh aktivitas
tersebut berada pada kuadran dependent yang memiliki daya penggerak lemah dan ketergantungan tinggi, yang artinya pelaksanaan aktivitas tersebut dipengaruhi
oleh aktivitas lainnya.
E8. Pengendalian OPT
E7. Penyediaan dan pengaturan air irigasi
E1. Penyu luhan
E3. Pendampingan E4 Penyediaan saprodii
E5. Penyediaan alsintan
E6. Pemberian modal E9. Pemberdayaan kelompok tani
E10. Pembentukan koperasi
E2. Pelatihan
Independent Linkage
Autonomous Dependent Gambar 21 Matrik Driver Power-Dependence subsistem usahatani untuk elemen
aktivitas yang dibutuhkan
f. Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program
Lembaga yang terlibat dalam pengembangan pertanian padi organik pada subsistem usahatani disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31 Hasil perhitungan metode ISM subsistem usahatani untuk elemen lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program
No. Sub elemen lembaga yang terlibat
Nilai Kuadran
Level Driver power
Dependency E1
E2 E3
E4 E5
E6 E7
E8 E9
E10 E11
E12 E13
Kementerian Pertanian Dinas Pertanian
Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Lembaga penyuluhan
Lembaga penelitianPerguruan Tinggi Balai proteksi tanaman
Kelompok tani Koperasi
Organisasi petani padi organik Perbankan
Lembaga desa Lembaga pendidikan dan pelatihan
Lembaga swadaya masyarakat 10
4 5
3 10
6 2
3 1
12 3
7 11
1 8
5 7
3 6
12 5
13 1
9 5
2 Independent
Dependent Autonomous
Dependent Independent
Autonomous Dependent
Autonomous Dependent
Independent Dependent
Independent Independent
7 4
5 3
7 5
2 3
1 9
3 6
8
Struktur hirarki berdasarkan level elemen lembaga yang terlibat pada subsistem usahatani dapat dilihat pada Gambar 22. Elemen kunci untuk lembaga
yang terlibat pada subsistem usahatani adalah perbankan E9 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 22. Adanya keterbatasan modal petani maka peran
lembaga perbankan dalam membantu permodalan untuk budidaya padi organik akan mendukung peran lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan budidaya
padi organik.
Lembaga perbankan E9, Depertemen Pertanian E1, lembaga penelitianPerguruan Tinggi E5, lembaga pendidikan dan pelatihan E12 serta
lembaga swadaya masyarakatLSM E13 berada pada kuadran independent yang memiliki daya penggerak tinggi dan ketergantungan rendah yang dapat dilihat
pada Gambar 23. Hal ini berarti peran dari lembaga tersebut memiliki daya penggerak besar untuk mendukung peran lembaga lainnya.