Pembahasan Hasil dan Pembahasan .1 Valuasi Ekonomi Pertanian Padi Organik Melalui Pendekatan

menyebabkan petani takut menanggung risiko perubahan metode produksi sehingga jumlah petani yang menerapkan pertanian padi organik masih sedikit yaitu sebanyak 0.05 dari total petani padi. Pemeliharaan pertanian padi organik perlu lebih intensif sehingga membutuhkan biaya tenaga kerja lebih besar, sedangkan permodalan petani terbatas. Menurut Mardikanto 1993, adopsi terhadap inovasi dipengaruhi oleh variabel kependudukan, karakteristik teknologi, sumber informasi, pengetahuan, kesadaran, sikap dan pengaruh kelompok. Adopsi terhadap inovasi merujuk kepada keputusan untuk menerapkan suatu inovasi dan terus menerus menggunakannya. Menurut Hanafi 1987, sifat inovasi juga akan menentukan kecepatan adopsi inovasi. Terdapat 5 macam sifat inovasi yang mempengaruhi kecepatan adopsi suatu inovasi, yaitu: 1 keuntungan relatif, adalah tingkatan yang menunjukkan suatu ide baru dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya. Tingkat keuntungan relatif seringkali dinyatakan dengan atau dalam bentuk keuntungan ekonomis; 2 kompabilitas keterhubungan inovasi dengan situasi klien, adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Ide yang tidak kompatibel dengan ciri-ciri sistem sosial yang menonjol akan tidak diadopsi secepat ide yang kompatibel; 3 kompleksitas kerumitan inovasi, adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan; 4 triabilitas dapat dicobanya suatu inovasi, adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil, 5 observabilitas dapat diamatinya suatu inovasi, adalah tingkat dimana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Menurut Lipsey et al. 1991, jumlah komoditi yang akan diproduksi oleh produsen dipengaruhi oleh harga komoditi tersebut, harga input, tujuan dan teknologi. Semakin tinggi harga suatu komoditi maka semakin besar jumlah komoditi tersebut yang akan diproduksi karena keuntungan akan meningkat. Semakin tinggi harga input maka semakin kecil keuntungan yang akan diperoleh sehingga semakin rendah jumlah komoditi yang akan diproduksi. Dalam teori ekonomi, produsen diasumsikan memiliki tujuan memaksimumkan laba. Akan tetapi, produsen bisa saja memiliki tujuan lainnya atau tujuan sebagai substitusi untuk memaksimisasi laba. Jika produsen takut menanggung risiko, produsen tersebut akan memilih jalur kegiatan yang lebih aman meskipun kemungkinan memperoleh keuntungan lebih kecil. Perubahan teknologi yang menurunkan biaya produksi akan menaikkan keuntungan sehingga semakin besar kesediaan untuk memproduksi komoditi tersebut. Berdasarkan teori di atas maka harga beras organik yang lebih tinggi karena kualitas yang lebih sehat, kemudahan memperoleh bahan-bahan organik di sekitar petani sehingga dapat menghemat biaya, peningkatan keuntungan atau pendapatan dari peningkatan harga dan penurunan biaya, teknologi pertanian padi organik yang dapat meningkatkan produktivitas padi dan sifat kemudahan teknologi dapat menjadi pendorong petani untuk menerapkan pertanian padi organik. Sebaliknya kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan dan sikap petani takut menanggung risiko menjadi kendala dalam penerapan pertanian padi organik. Sebagaimana hasil dari analisis risiko yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat risiko produksi dan risiko harga dari pertanian padi organik. Demikian juga hasil dari analisis valuasi ekonomi pertanian padi organik menunjukkan bahwa alasan terbesar petani tidak menerapkan pertanian padi organik adalah belum pernah mengikuti pelatihan sehingga pengetahuan dan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan masih rendah 25.00 dan tidak berani menanggung risiko 19.44. Faktor lain yang dapat mempengaruhi petani adalah kebijakan pemerintah. Adanya keterbatasan permodalan dan sumberdaya manusia petani maka perlu dukungan kebijakan pemerintah. Sebagaimana ditunjukkan dari hasil analisis risiko bahwa risiko kelembagaan terbesar yang dihadapi petani adalah Dinas Pertanian dan PPL yang belum menjalankan perannya dengan baik untuk membantu petani dalam penerapan pertanian padi organik. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik telah banyak dilakukan. Susanti et al. 2008 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik di Kabupaten Sragen yaitu umur, pendapatan, luas usahatani, tingkat pendidikan, lingkungan ekonomi tersedianya dana atau kredit usahatani, sarana produksi dan peralatan usahatani, perkembangan teknologi pengolahan hasil, pemasaran hasil, lingkungan sosial dan sifat inovasi. Faktor yang signifikan mempengaruhi keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah pendidikan, lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial, sedangkan umur, luas usahatani, tingkat pendapatan dan sifat inovasi tidak signifikan mempengaruhi keputusan petani. Hasil penelitian Mardiyanto dan Suparmini 2013 tentang usahatani padi organik di Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah pengelolaan, modal, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan kondisi jalan. Pengelolaan usahatani padi organik memerlukan ketelatenan dan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk perawatan. Petani padi organik menjual hasil panennya ke koperasi dikarenakan harga yang lebih tinggi dari harga pedagang padi yang menetapkan harga yang sama dengan harga padi konvensional. Hasil penelitian Novianto dan Setyowati 2009 juga menunjukkan bahwa tenaga kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi organik dengan tingkat koefisien sebesar 0.371. Demikian pula hasil penelitian Murniati et al. 2014 menunjukkan bahwa tenaga kerja luar keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga mempunyai koefisien positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi padi organik. Amala et al. 2014 telah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat adopsi petani terhadap sistem pertanian padi organik di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Faktor yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi terhadap sistem pertanian padi organik yaitu keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemungkinan dicoba, kemungkinan diamati, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan, tingkat partisipasi, saluran antarpribadi. Sedangkan faktor yang tidak memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi adalah luas lahan, pendidikan, jumlah tanggungan dan saluran media massa. Rukka et al. 2006 melakukan penelitian tentang hubungan karakteristik petani dengan respon petani terhadap penggunaan pupuk organik pada padi sawah di Kabupaten Gowa. Faktor yang dianalisis adalah motivasi petani, tingkat pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan garapan, intensitas penyuluh, sarana dan prasarana, serta peluang pasar. Faktor yang berpengaruh positif dan nyata dengan respon petani terhadap penggunaan pupuk organik