Hasil dan Pembahasan .1 Kondisi Pertanian Padi Organik di Kabupaten Cianjur Saat Ini Atribut Keberlanjutan Pertanian Padi Organik 1 Dimensi Ekologi

Tabel 45 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekonomi No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 1 Produktivitas 0, 1, 2, 3 3 2 0 organik lebih rendah dari konvensional; 1 sama dengan konvensional; 2 sedikit lebih tinggi dari konvensional; 3 lebih tinggi dari konvensional 2 Pasar 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada pasar; 1 pasar masih terbatas; 2 pasar agak baik; 3 pasar sudah terjamin 3 Harga 0, 1, 2, 3 3 1 0 sama dengan konvensional; 1 sedikit lebih tinggi dari konvensional; 2 lebih tinggi dari konvensional; 3 jauh lebih tinggi dari konvensional 4 Tingkat pendapatan masyarakat 0, 1, 2, 3, 4 4 1 0 daya beli sangat rendah; 1 daya beli rendah; 2 daya beli sedang; 3 daya beli tinggi; 4 daya beli sangat tinggi 5 Promosi 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada promosi; 1 sudah ada promosi tetapi masih kurang; 2 promosi cukup; 3 promosi banyak 6 Kuantitas produk 0, 1, 2, 3, 4 4 1 0 tidak ada; 1 sangat sedikit; 2 sedikit; 3 sedang; 4 banyak 7 Kualitas produk 0, 1, 2, 3 3 1 0 terkontaminasi banyak; 1 terkontaminasi sebagian; 2 terkontaminasi sangat sedikit; 3 murni organik sertifikasi 8 Kontinuitas produk 0, 1, 2, 3, 4 4 1 0 sangat tidak kontinu; 1 tidak kontinu; 2 agak kontinu; 3 cukup kontinu; 4 kontinu 9 Kelayakan usaha 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak layak; 1 layak; 2 menguntungkan; 3 lebih menguntungkan 10 Biaya produksi tunai 0, 1, 2 2 0 organik lebih mahal dari konvensional; 1 sama dengan konvensional; 2 lebih murah dari konvensional 11 Pendapatan petani 0, 1, 2, 3, 4 4 2 0 sama dengan konvensional; 1 sedikit di atas konvensinal 20; 2 agak lebih banyak dari konvensional 40; 3 lebih banyak dari konvensional 60; 4 jauh lebih banyak dari konvensional 80 12 Kemandirian modal 0, 1, 2 2 0 Masih tergantung; 1 sedang; 2 mandiri 13 Luasan areal 0, 1, 2, 3, 4 4 1 0 sangat kurang; 1 kurang belum signifikan; 2 sedang; 3 agak banyak; 4 banyak Tabel 45 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekonomi lanjutan No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 14 Jarak pasar dari tempat budidaya 0, 1, 2 2 0 jauh; 1 sedang; 2 dekat 15 Rantai pemasaran 0, 1, 2 2 1 0 tidak ada pemasaran; 1 eceran ; 2 terjalin kemitraan antara GPO dengan supermarket 16 Alternatif usaha lain 0, 1, 2, 3 3 0 banyak; 1 sedang; 2 sedikit; 3 tidak ada Berdasarkan Tabel 45 menunjukkan bahwa seluruh atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekonomi memiliki skor yang rendah yang berarti bahwa pertanian padi organik dimensi ekonomi di Kabupaten Cianjur masih dalam kondisi buruk. Pasar beras organik masih relatif terbatas karena konsumen beras organik masih terbatas pada masyarakat golongan menengah ke atas yang memiliki kesadaran terhadap pangan sehat. Hal ini disebabkan harga beras organik yang lebih tinggi karena kualitas beras yang lebih sehat. Namun harga beras organik hanya sedikit lebih tinggi dari beras konvensional karena belum adanya sertifikasi. Sebagian besar beras organik dipasarkan ke Jakarta karena daya beli masyarakat di Kabupaten Cianjur masih relatif rendah. Promosi beras organik dilakukan melalui pameran yang dilakukan oleh Dinas Pertanian tetapi masih kurang. Kuantitas beras organik masih sangat sedikit karena masih sangat sedikit petani yang menerapkan pertanian padi organik. Kualitas beras organik masih relatif rendah karena petani baru menerapkan pertanian padi organik sebatas penggunaan pupuk dan pestisida organik. Berdasarkan SNI Sistem Pangan Organik, keorganikan produk organik ditentukan oleh proses produksinya dimulai dari penyiapan lahan hingga pasca panen pengolahan, pengemasan dan pemasaran memenuhi standar organik. Belum tersedianya sarana khusus organik untuk pengolahan hingga pemasaran sehingga beras organik masih terkontaminasi dengan produk konvensional. Kontinuitas beras organik belum terjamin karena masih sedikitnya petani yang menerapkan pertanian padi organik. Pendapatan petani padi organik sedikit lebih tinggi dari petani padi konvensional karena harga beras organik hanya sedikit lebih tinggi dari harga beras konvensional disebabkan belum adanya sertifikasi dan lemahnya posisi tawar petani. Petani memiliki keterbatasan modal untuk membeli pupuk kandang karena sebagian besar petani tidak memiliki ternak. Modal juga diperlukan untuk biaya perawatan tanaman karena budidaya padi organik memerlukan perawatan yang lebih intensif sehingga memerlukan biaya tenaga kerja lebih banyak. Luasan areal padi organik masih kurang karena kurangnya kesadaran petani terhadap manfaat pertanian organik sehingga belum banyak petani yang menerapkan pertanian padi organik. Jarak pasar beras organik relatif jauh karena sebagian besar konsumen beras organik berasal dari daerah Jakarta. Belum ada kemitraan antara petani dengan lembaga pemasaran sehingga pemasaran beras organik belum terjamin. Banyaknya alternatif pekerjaan lain yang lebih menguntungkan dari pertanian padi seperti ojeg, berdagang, buruh bangunan, buruh pabrik, sopir atau menanam tanaman hortikultur menyebabkan banyak petani yang beralih profesi ke pekerjaan lain. 3 Dimensi Sosial Terdapat 14 atribut yang teridentifikasi mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi sosial. Atribut dan skor atribut dimensi sosial yang menunjukkan kondisi pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur disajikan pada Tabel 46. Berdasarkan Tabel 46 dapat dilihat bahwa seluruh atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi sosial memiliki skor yang rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa pertanian padi organik dimensi sosial di Kabupaten Cianjur masih dalam kondisi buruk. Pengetahuan dan kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan masih rendah sehingga masih sedikit petani yang menerapkan pertanian padi organik. Ketrampilan petani dalam budidaya padi organik masih kurang karena pertanian padi organik memerlukan ketrampilan dalam pembuatan pupuk dan pestisida organik dengan tepat dan perawatan yang intensif. Jumlah tenaga kerja pada pertanian padi organik sedikit sementara budidaya padi organik memerlukan perawatan yang intensif dikarenakan keterbatasan modal petani untuk membayar upah tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja di bidang pertanian sedikit karena tenaga kerja lebih tertarik bekerja di sektor non pertanian yang memberikan pendapatan lebih besar. Terdapat kelompok tani padi organik namun peranannya masih kurang karena kegiatannya belum kontinu dikarenakan keterbatasan manajemen dan modal. Kelompok tani diharapkan berperan dalam kegiatan penyebaran informasi, pembinaan, pelatihan, pembuatan pupuk organik bersama dan pemasaran padi organik. Jarak pemukiman ke tempat budidaya relatif jauh sehingga menyulitkan dalam pengangkutan pupuk organik serta menambah biaya pengangkutan. Hal ini disebabkan budidaya padi organik membutuhkan jumlah pupuk yang relatif banyak. Peran dari tokoh masyarakat sebagai panutan dalam penerapan pertanian padi organik masih kurang. Demikan pula dukungan keluarga masih kurang, khususnya dari ibu rumah tangga dalam pengambilan keputusan peralihan pertanian padi organik. Hal ini dikarenakan adanya masa peralihan dimana petani dapat mengalami risiko penurunan produksi. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat menyebabkan pemasaran beras organik masih terbatas sehingga dapat mempengaruhi petani untuk menerapkan pertanian padi organik. Tabel 46 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi sosial No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 1 Tingkat pengetahuan petani 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak tahu; 1 sedikit tahu; 2 cukup tahu; 3 tahu 2 Kesadaran dan sikap petani 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak sadar; 1 sedikit sadar; 2 lebih sadar; 3 sadar sekali 3 Ketrampilan petani 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak bisa; 1 bisa sedikit; 2 bisa; 3 trampil 4 Jumlah petani padi organik 0, 1, 2, 3 3 0 sangat sedikit; 1 sedikit; 2 banyak; 3 lebih banyak 5 Jumlah pekerja padi organik 0, 1, 2 2 0 sedikit; 1 sedang; 1 2 banyak 6 Ketersediaan tenaga kerja 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak tersedia tenaga kerja; 1 sedikit tersedia tenaga kerja; 2 cukup tersedia tenaga kerja; 3 banyak tersedia tenaga kerja 7 Pemberdayaan petani 0, 1, 2, 3 3 2 0 tidak ada; 1 jarang; 2 sering; 3 lebih sering 8 Sistem sosial dalam pengelolaan padi organik 0, 1, 2 2 1 0 sendiri; 1 melibatkan keluarga; 2 berkelompok 9 Pengembangan kelompok tani organik 0, 1, 2 2 1 0 ada kelompok tani tetapi kurang berkembang; 1 terbentuknya forum petani organik yang cukup berkembang; 2 kelompok tani menangani hasil produksi ke pasar 10 Pola komunikasi antar anggota petani organik 0, 1, 2 2 1 0 tidak berjalan komunikatif; 1 berjalan secara individu lokal; 2 berjalan lintas petani antar daerah 11 Jarak pemukiman ke tempat budidaya 0, 1, 2 2 0 jauh; 1 sedang; 2 dekat 12 Tokoh panutan di sektor pertanian padi organik 0, 1, 2 2 0 perannya rendah; 1 perannya sedang; 2 perannya inggi 13 Dukungan keluarga dalam pengambilan keputusan peralihan pertanian padi organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada dukungan; 1 kurang mendukung; 2 mendukung; 3 sangat mendukung 14 Kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat 0, 1, 2, 3 3 1 0 masyarakat belum sadar; 1 kurang sadar; 2 sadar; 3 kesadaran tinggi 4 Dimensi Infrastruktur dan Teknologi Atribut dan skor atribut dimensi infrastruktur dan teknologi yang menunjukkan kondisi pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 47. Tabel 47 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi infrastruktur dan teknologi No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 1 Ketersediaan bahan baku organik 0, 1, 2, 3 3 2 0 tidak tersedia; 1 tersedia sedikit; 2 tersedia tetapi belum mencukupi; 3 tersedia banyak 2 Tingkat kerumitan teknologi 0, 1, 2, 3 3 1 0 tinggi; 1 cukup tinggi; 2 sedang; 3 rendah 3 Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik 0, 1, 2 2 1 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi 4 Penggunaan alat mesin budidaya padi organik 0, 1, 2 2 0 tidak ada; 1 ada sebagian; 2 ada banyak 5 Kepemilikan ternak ruminansia 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada yang memiliki ternak; 1 sedikit yang memiliki ternak; 2 banyak yang memiliki ternak; 3 semua petani memilik ternak 6 Mutu benih 0, 1, 2 2 1 0 kurang; 1 bagus; 2 sangat bagus 7 Standarisasi mutu produk beras organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tingkat keorganikan sebesar 0 - 25 terpenuhi; 1 50; 2 75; 3 100 8 Sertifikasi produk 0, 1, 2, 3 3 0 belum ada yang memiliki sertifikat; 1 sedikit yang memiliki sertifikat; 2 banyak yang memiliki sertifikat; 3 semua memiliki sertifikat 9 Ketersediaan tempat khusus penjualan beras organik 0, 1, 2, 3 3 0 tidak tersedia; 1 tersedia sedikit di tempat tertentu; 2 tersedia banyak di tempat tertentu; 3 tersedia di setiap daerah 10 Dukungan peralatan pembuatan pupuk organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 ada banyak tetapi belum modern; 3 teknologi modern 11 Dukungan sarana dan prasarana pengolahan 0, 1, 2, 3 3 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 sedang; 3 banyak 12 Dukungan sarana dan prasarana irigasi 0, 1, 2, 3 3 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 sedang; 3 banyak Tabel 47 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi infrastruktur dan teknologi lanjutan No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 13 Dukungan sarana transportasi 0, 1, 2, 3 3 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 sedang; 3 banyak 14 Dukungan sarana jalan 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada jalan tidak dapat dilalui kendaraan; 1 ada jalan tetapi rusak; 2 ada jalan sudah bagus tetapi kurang lebar; 3 ada jalan sudah bagus dan lebar 15 Informasi data 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada tetapi data belum maksimal; 2 ada tetapi tidak kontinu; 3 ada dan kontinu Sebagaimana dimensi-dimensi sebelumnya, skor atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi infrastruktur dan teknologi seluruhnya rmemiliki nilai yang rendah. Ketersediaan bahan baku organik belum mencukupi karena sebagian besar petani tidak memiliki ternak. Teknologi budidaya padi organik memerlukan sarana khusus organik mulai dari persiapan lahan hingga pemasaran agar tidak tercemar dengan produk konvensional sementara sarana belum tersedia sehingga penerapan pertanian padi organik baru sebatas penggunaan input organik. Belum adanya penggunaan mesin dalam budidaya padi organik sehingga budidaya padi organik menjadi tidak efisien. Belum adanya sertifikasi organik dan kurangnya standarisasi mutu produk menyebabkan kurangnya kepercayaan konsumen sehingga harga beras organik belum sesuai dengan harapan petani. Belum ada tempat khusus penjualan beras organik sehingga pemasaran beras organik masih terbatas. Kurangnya dukungan peralatan pembuatan pupuk organik kepada petani, belum tersedianya sarana khusus pertanian padi organik meliputi sarana irigasi, sarana pengolahan dan sarana transportasi sehingga belum mendukung penerapan pertanian padi organik. Kondisi sarana jalan di Kabupaten Cianjur banyak yang rusak sehingga biaya transportasi menjadi mahal dan akses pemasaran beras organik menjadi terbatas. Informasi data tentang pertanian padi organik masih terbatas yang diperlukan untuk pengelolaan dan pengembangan pertanian padi organik. 5 Dimensi Kelembagaan Pada Tabel 48 dapat dilihat atribut dan skor atribut yang menunjukkan kondisi pertanian padi organik dimensi kelembagaan di Kabupaten Cianjur. Pada dimensi kelembagaan diperoleh bahwa seluruh atribut keberlanjutan memiliki nilai skor yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dari kelembagaan terhadap pengembangan pertanian padi organik masih kurang. Tabel 48 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi kelembagaan No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 1 Peraturan perundangan yang terkait dengan perwilayahan pengembangan padi organik 0, 1, 2, 3 3 0 tidak ada; 1 ada, baru sedikit; 2 ada, cukup banyak; 3 ada, banyak 2 Persamaan persepsi tentang budidaya padi organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak terdapat persamaan persepsi; 1 terdapat sebagian persamaan persepsi; 2 cukup banyak persamaan persepsi; 3 terdapat persamaan persepsi 3 Koordinasi antar instansi terkait 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada koordinasi; 1 ada koordinasi tetapi tidak sinkron; 2 ada koordinasi cukup sinkron; 3 ada koordinasi dan sinkron 4 Komitmen pemerintah 0, 1, 2, 3 3 0 tidak komitmen; 1 kurang komitmen; 2 komitmen; 3 komitmen tinggi 5 Ketersediaan peraturan dalam budidaya 0, 1, 2 2 0 tidak ada; 1 ada tetapi tidak menunjang; 2 ada dan menunjang 6 Perlindungan terhadap harga padi organik 0, 1, 2, 3 3 0 tidak ada perlindungan harga; 1 ada perlindungan harga tetapi tidak efektif; 2 ada perlindungan harga cukup efektif; 3 ada perlindungan harga dan efektif 7 Kemitraan dalam pemasaran beras organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada kerjasama; 1 ada kerjasama tetapi masih kurang; 2 ada kerjasama cukup banyak; 3 ada kerjasama secara luas 8 Ketersediaan organisasi petani padi organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 ada banyak; 3 ada lebih banyak 9 Peran organisasi petani padi organik 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada tetapi kurang berkembang; 2 ada dan cukup baik; 3 ada dan berjalan baik 10 Penyuluhan 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada penyuluhan tetapi sedikit; 2 sering penyuluhan; 3 sering sekali penyuluhan 11 Pelatihan 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada pelatihan tetapi sedikit; 2 sering pelatihan; 3 sering sekali pelatihan Tabel 48 Atribut keberlanjutan pertanian padi organik dimensi kelembagaan lanjutan No. Atribut Pilihan skor Baik Buruk Skor Keterangan 12 Pendampingan 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada pendampingan; 1 ada pendampingan tetapi belum berkelanjutan; 2 ada pendampingan cukup berkelanjutan; 3 pendampingan secara berkelanjutan 13 Ketersediaan tenaga PPL 0, 1, 2, 3 3 0 kurang; 1 sedikit; 2 cukup; 3 banyak 14 Profesionalisme PPL 0, 1, 2, 3 3 1 0 profesionalisme PPL kurang sekali; 1 kurang; 2 cukup; 3 baik 15 Peran BB Padi 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada; 1 ada sedikit; 2 ada cukup; 3 ada banyak 16 Peran Perguruan Tinggi 0, 1, 2, 3 3 0 belum ada; 1 ada sedikit; 2 ada cukup; 3 ada banyak 17 UU tentang perlindungan lahan abadi 0, 1, 2 2 0 pelaksanaan tidak diterapkan; 1 diterapkan sedikit; 2 diterapkan sesuai 18 Kebijakan tentang land reform 0, 1, 2, 3 3 0 belum ada; 1 ada kebijakan tetapi tidak diterapkan; 2 ada kebijakan diterapkan sedikit; 3 ada kebijakan diterapkan sesuai 19 Kebijakan alih fungsi lahan 0, 1, 2, 3 3 1 0 tidak ada kebijakan banyak sekali konversi lahan; 1 ada kebijakan tetapi tidak diterapkan banyak konversi lahan; 2 ada kebijakan cukup diterapkan sedikit konversi lahan;3 ada kebijakan dan diterapkan tidak ada konversi lahan 20 Peran lembaga keuangan publik 0, 1, 2 2 0 perannya kurang; 1 ada peran tetapi kurang efektif; 2 ada peran dan efektif Belum adanya kebijakan khusus tentang pengembangan pertanian padi organik sehingga pertanian padi organik belum menjadi prioritas pengembangan. Masih terdapat perbedaan persepsi tentang budidaya padi organik antara pemerintah dengan petani padi organik, konsumen dan instansi lain, khususnya BBWSC dan LSM. Pemerintah beranggapan masih perlunya penggunaan pupuk kimia dalam budidaya padi organik agar tidak terjadi penurunan produksi padi sehingga kurang mendukung pengembangan pertanian padi organik. Koordinasi antar instansi dalam pengembangan pertanian padi organik masih kurang. Kurangnya komitmen pemerintah menyebabkan kurangnya bantuan yang diberikan kepada petani untuk penerapan pertanian padi organik. Belum adanya jaminan harga padi dan beras organik menyebabkan petani belum bersedia menerapkan pertanian padi organik. Kerjasama antara petani dan lembaga pemasaran masih kurang sehingga pemasaran beras organik belum terjamin. Jumlah dan peran organisasi petani padi organik dalam pengembangan budidaya padi organik dan pemasaran masih kurang karena terbatasnya modal dan manajemen. Kurangnya kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan bagi petani dikarenakan pertanian padi organik belum menjadi prioritas pengembangan. Kurangnya jumlah dan kualitas PPL, kurangnya peran lembaga penelitian BB Padi dan Perguruan Tinggi dalam pendampingan adopsi teknologi budidaya padi organik kepada petani menyebabkan pertanian padi organik belum berkembang. Tidak diterapkannya Undang-Undang tentang perlindungan lahan abadi dan kebijakan alih fungsi lahan menyebabkan banyak terjadi konversi lahan sehingga lahan pertanian untuk padi semakin berkurang. Belum adanya kebijakan tentang land reform menyebabkan lahan pertanian di Kabupaten Cianjur banyak dimiliki oleh orang luar daerah yang bertujuan untuk investasi yang akan dijual kembali jika harga tanah meningkat. Hal tersebut akan mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik. Kurangnya peran lembaga keuangan dalam membantu permodalan kurang mendukung petani untuk menerapkan pertanian padi organik.

b. Status Keberlanjutan Pertanian Padi Organik Kondisi Saat Ini

Berdasarkan data yang diolah dari nilai skor atribut keberlanjutan dimensi ekologi diperoleh nilai indeks keberlanjutan pertanian padi organik pada dimensi ekologi di Kabupaten Cianjur. Hasil ordinasi yang menunjukkan posisi status keberlanjutan dimensi ekologi pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Gambar 49. Gambar 49 Posisi status keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekologi Berdasarkan Gambar 49 diperoleh nilai indeks keberlanjutan pertanian padi organik pada dimensi ekologi sebesar 37.62 yang menunjukkan bahwa pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur kurang berkelanjutan. Hasil analisis GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 -20 20 40 60 80 100 120 O th e r D is ti n gi sh in g F e a tu re s Organic Sustainability RAP+ Ordination Ekologi Monte Carlo untuk mengevaluasi dampak kesalahan acak random error dapat dilihat pada Gambar 50. Gambar 50 Kestabilan nilai ordinasi hasil Rap+ dengan Monte Carlo dimensi ekologi Berdasarkan hasil analisis Monte Carlo dimensi ekologi diperoleh nilai sebesar 38.20 sehingga perbedaan nilai hasil penghitungan MDS dengan hasil analisis Monte Carlo sebesar 0.58 yaitu kurang dari 1 menunjukkan bahwa hasil penghitungan MDS memiliki tingkat presisi yang tinggi. Berdasarkan hasil olahan data nilai skor atribut pada seluruh dimensi maka diperoleh nilai indeks keberlanjutan pertanian padi organik dan nilai statistik yang disajikan pada Tabel 49. Tabel 49 Indeks keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur No. Dimensi Indeks Keberlanjutan Simulasi Monte Carlo R 2 Nilai stress Status Keberlanjutan 1 Ekologi 37.62 38.20 0.96 0.15 Kurang berkelanjutan 2 Ekonomi 34.82 34.39 0.96 0.13 Kurang berkelanjutan 3 Sosial 38.72 38.52 0.94 0.14 Kurang berkelanjutan 4 Infrastruktur dan teknologi 30.37 30.08 0.96 0.13 Kurang berkelanjutan 5 Kelembagaan 28.35 28.58 0.96 0.13 Kurang berkelanjutan Dari Tabel 49 diperoleh indeks keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur pada dimensi ekologi, ekonomi, sosial, infrastruktur dan teknologi, serta kelembagaan kurang dari 50.01 menunjukkan bahwa status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur pada seluruh dimensi adalah kurang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan kondisi pertanian padi organik saat ini yang memiliki skor atribut seluruhnya dalam kondisi relatif buruk. -60 -40 -20 20 40 60 -20 20 40 60 80 100 120 O th e r D is ti n g is h in g F e a tu re s Organic Sustainability RAP+ Ordination - Monte Carlo Scatter Plot Koefisien determinasi R 2 seluruh dimensi cukup tinggi sebesar 0.94 – 0.96 berarti bahwa keragaman dari model dapat dijelaskan sebesar 94 – 96 oleh atribut-atribut yang disertakan dalam model. Nilai stress yang merupakan nilai simpangan baku dari metode MDS sebesar 0.13 – 0.15 yaitu 0.25 berarti bahwa ketepatan konfigurasi titik-titik goodness of fit model yang dibangun untuk keberlanjutan seluruh dimensi dapat merepresentasikan model yang baik. Perbedaan nilai hasil penghitungan MDS dengan hasil analisis Monte Carlo pada seluruh dimensi kurang dari 1 berarti bahwa hasil penghitungan MDS memiliki tingkat presisi yang tinggi.

c. Leverage Keberlanjutan Pertanian Padi Organik Kondisi Saat Ini 1 Dimensi Ekologi

Nilai indeks keberlanjutan pertanian padi organik menggambarkan status keberlanjutan secara umum berdasarkan penilaian atas atribut-atribut yang digunakan. Selanjutnya atribut-atribut tersebut perlu dianalisis untuk mengetahui atribut yang sensitif mempengaruhi indeks keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur berdasarkan nilai root mean square RMS yang tinggi. Hasil analisis leverage dimensi ekologi dapat dilihat pada Gambar 51. Berdasarkan analisis leverage, atribut yang paling sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik pada dimensi ekologi adalah zonasi lahan padi organik. Hal ini dikarenakan lahan dari petani padi organik banyak yang bersebelahan dengan lahan padi konvensional sehingga masih terjadi pencemaran air yang mengandung residu kimia dari pupuk dan pestisida sehingga kurang mendukung keberlanjutan pertanian padi organik. Gambar 51 Leverage keberlanjutan pertanian padi organik dimensi ekologi Atribut lain yang berpengaruh penting adalah kualitas lahan. Kualitas lahan sangat mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik karena keorganikan produk sangat ditentukan oleh kondisi lahan yang tidak mengandung residu kimia dari pupuk dan pestisida. Berdasarkan pengalaman petani, kualitas lahan di Kabupaten Cianjur telah mengalami penurunan akibat penggunaan pupuk kimia secara intensif yang ditunjukkan dari penurunan produktivitas padi hingga mencapai 2 tonha. Untuk itu perlu mendorong petani menggunakan input organik dan mengembalikan bahan organik dari sisa-sisa tanaman setelah panen untuk memperbaiki kualitas lahan. Sebagaimana ditunjukkan dari Gambar 51 bahwa masih adanya kebiasaan petani yang melakukan pembakaran jerami juga 5.66 5.68 4.78 4.21 4.24 4.81 5.65 5.62 1 2 3 4 5 6 Kualitas lahan Zonasi lahan padi organik Intensitas OPT Pengendalian air Pengendalian penyebaran hama Status kepemilikan lahan Alih fungsi lahan Pembakaran jerami A tt ri b u te Leverage of Attributes