adanya keterbatasan permodalan petani, baik untuk pengadaan sarana produksi, budidaya maupun pemasaran beras organik.
Adanya keterbatasan sumberdaya manusia petani, modal dan lemahnya pemasaran maka diperlukan informasi yang luas kepada petani tentang teknologi
pertanian padi organik, sumber-sumber permodalan serta pasar beras organik agar petani dapat menerapkan teknologi pertanian padi organik dengan tepat, akses
terhadap sumber-sumber permodalan dan memiliki jaminan pemasaran. Untuk pengembangan pertanian padi organik juga diperlukan penyebaran informasi
secara luas, baik bagi petani maupun masyarakat tentang pentingnya pertanian padi organik. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat
maka akan meningkatkan pasar beras organik sehingga akan mendorong petani menerapkan pertanian padi organik.
7.5 Model Agribisnis Padi Organik di Kabupaten Cianjur
Berdasarkan model agribisnis padi organik pada subsistem input, subsistem usahatani, subsistem pengolahan dan pemasaran serta subsistem
penunjang maka dapat digambarkan model agribisnis padi organik di Kabupaten Cianjur yang meliputi keempat subsistem yang disajikan pada Gambar 60.
Sistem agribisnis padi organik terdiri atas 4 subsistem yang saling terkait. Kegagalan salah satu subsistem akan mempengaruhi kegagalan subsistem lainnya
dan akan mempengaruhi kegagalan sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu keberhasilan pengembangan budidaya padi organik atau subsistem usahatani perlu
didukung oleh keberhasilan subsistem lainnya yang akan mendukung keberhasilan sistem agribisnis padi organik secara keseluruhan.
Pada susbistem input terdapat kendala keterbatasan sumberdaya manusia petani yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kelestarian lingkungan
serta ketrampilan pembuatan input organik, keterbatasan modal untuk membeli pupuk kandang, dan ketersediaan bahan organik karena sebagian besar petani
tidak memiliki ternak. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung keberhasilan subsistem usahatani.
Keterbatasan sumberdaya manusia petani dan modal merupakan kendala pada subsistem usahatani, yaitu kurangnya ketrampilan budidaya padi organik dan
keterbatasan modal untuk biaya perawatan tanaman yang lebih intensif. Kurangnya ketrampilan budidaya dan kurangnya modal untuk perawatan tanaman
menyebabkan penurunan produksi dan kualitas produk. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung keberhasilan subsistem pemasaran.
Kendala pada subsistem pengolahan dan pemasaran yaitu keterbatasan sumberdaya manusia petani, keterbatasan modal dan kurangnya sarana dan
prasarana pemasaran. Lemahnya manajemen dan
keterbatasan modal
menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga pasar dan harga beras organik belum terjamin. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung
keberhasilan subsistem usahatani.
Gambar 60 Model agribisnis padi organik di Kabupaten Cianjur
Keterangan : : elemen kunci : aktivitas
: tujuan
Modal - Penyuluhan
- Pelatihan - Pendampingan
- Monitoring Teknologi
pertanian padi organik
Dinas Pertanian Lembaga PenelitianPT
Perbankan
Kelompok tani Petani
Lembaga Desa Tokoh masyarakat
LSM Lembaga
Penyuluhan Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan Instansi
POPT
- Meningkatkan kesuburan tanah - Meningkatkan kemandirian petani
- Meningkatkan kualitas produk - Meningkatkan kesehatan masyarakat
- Kelestarian lingkungan - Meningkatkan efisiensi usaha
Koperasi Investor
Pengadaan input organik bersama
Kemitraan
- Sarana pembuat
pupuk organik - Ternak
- Sarana dan prasarana pemasaran
- Sarana transportasi
-
Kebijakan harga, modal
-
Sertifikasi organik
- Program pengemb. pert. padi org. - Komitmen pemerintah
- Koordinasi antar instansi dan lembaga petani
- Informasi teknologi, modal , pasar - Penyebaran informasi pert. padi org.
Untuk mengatasi kendala-kendala pada subsistem input, subsistem usahatani serta subsistem pengolahan dan pemasaran diperlukan dukungan dari
subsistem penunjang. Peran lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi diperlukan untuk menghasilkan teknologi budidaya padi organik yang tepat guna bagi petani.
Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Dukungan lembaga perbankan diperlukan untuk
membantu permodalan petani. Koperasi dan kelompok tani berperan membantu menyediakan sarana produksi dan pemasaran. Tokoh masyarakat berperan sebagai
panutan petani dalam penerapan pertanian padi organik. Dukungan jasa transportasi diperlukan untuk meningkatkan akses pemasaran.
Informasi teknologi, modal dan pasar diperlukan untuk meningkatkan akses petani. LSM
berperan membantu menyebarkan teknologi pertanian padi organik kepada petani. Untuk pengembangan pertanian padi organik sangat diperlukan dukungan
kebijakan pemerintah, baik pada subsistem input, subsistem usahatani serta subsistem pengolahan dan pemasaran. Berdasarkan model agribisnis padi organik
pada Gambar 60 maka dapat digambarkan sistem agribisnis padi organik di Kabupaten Cianjur yang dapat dilihat pada Gambar 61.
Gambar 61 Sistem agribisinis padi organik di Kabupaten Cianjur
7.6 Novelty Hasil Penelitian
Pengembangan pertanian atau budidaya padi organik perlu didukung oleh ketersediaan input dan pemasaran yang terintegrasi dalam suatu sistem agribisnis
sehingga pengembangan pertanian padi organik perlu dilakukan dengan pendekatan sistem agribisnis yang terdiri atas subsistem input, subsistem
usahatani, subsistem pengolahan dan pemasaran serta subsistem penunjang. Hasil penelitian ini diperoleh elemen-elemen kunci yang paling penting yang menjadi
pendorong yang memerlukan perhatian dan memiliki kepentingan strategis pada masing-masing subsistem. Berdasarkan elemen-elemen kunci tersebut digunakan
SUBSISTEM INPUT Kendala :
- SDM petani - Modal
- Bahan organik
SUBSISTEM USAHATANI Kendala :
- SDM petani - Modal
SUBSISTEM PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN Kendala :
- SDM petani - Modal
- Sarana dan prasarana
SUBSISTEM PENUNJANG
Penelitian, penyuluhan, pelatihan, perbankan, koperasi, Perguruan Tinggi, kelompok tani,
tokoh masyarakat, transportasi, informasi teknologi, modal dan pasar; LSM,
kebijakan pemerintah