Model Agribisnis Padi Organik pada Subsistem Pengolahan dan Pemasaran

koordinasi dengan instansi terkait dan lembaga petani untuk mendukung pengembangan pertanian padi organik. Gambar 59 Model agribisnis padi organik pada subsistem penunjang Keterangan : : elemen kunci : aktivitas : tujuan Lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi memiliki peran penting untuk menghasilkan teknologi pertanian padi organik yang juga menjadi elemen kunci. Keberhasilan menciptakan teknologi budidaya padi organik yang tepat guna dan dapat dipercaya bisa mendukung produksi padi sangat menentukan pengembangan pertanian padi organik. Teknologi pertanian padi organik selanjutnya akan disebarkan dan ditransfer ke petani melalui lembaga penyuluhan serta lembaga pendidikan dan pelatihan. Lembaga desa diharapkan ikut berperan menyebarkan teknologi pertanian padi organik sebagai panutan petani dalam penerapan budidaya padi organik. Perguruan Tinggi juga diharapkan ikut berperan dalam pendampingan adopsi teknologi budidaya padi organik karena Perguruan Tinggi merupakan pihak yang dipercaya oleh masyarakat, khususnya petani dalam penyebaran teknologi baru. Lembaga lain yang berperan adalah LSM yang ikut membantu menyampaikan informasi, memberikan pelatihan budidaya dan menjalinkan kemitraan pemasaran beras organik. Untuk pengembangan pertanian padi organik maka lembaga keuangan merupakan elemen kunci. Dukungan permodalan sangat diharapkan karena - Program pengemb. pert. padi org. - Komitmen pemerintah - Koordinasi antar instansi dan lembaga petani - Informasi teknologi, modal , pasar - Penyebaran informasi pert. padi org. Teknologi padi organik Dinas Pertanian Lembaga PenelitianPT Perbankan Lembaga Penyuluhan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Desa Petani LSM - Kelestarian alam - Meningkatkan kemandirian petani - Meningkatkan efisiensi usaha adanya keterbatasan permodalan petani, baik untuk pengadaan sarana produksi, budidaya maupun pemasaran beras organik. Adanya keterbatasan sumberdaya manusia petani, modal dan lemahnya pemasaran maka diperlukan informasi yang luas kepada petani tentang teknologi pertanian padi organik, sumber-sumber permodalan serta pasar beras organik agar petani dapat menerapkan teknologi pertanian padi organik dengan tepat, akses terhadap sumber-sumber permodalan dan memiliki jaminan pemasaran. Untuk pengembangan pertanian padi organik juga diperlukan penyebaran informasi secara luas, baik bagi petani maupun masyarakat tentang pentingnya pertanian padi organik. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat maka akan meningkatkan pasar beras organik sehingga akan mendorong petani menerapkan pertanian padi organik.

7.5 Model Agribisnis Padi Organik di Kabupaten Cianjur

Berdasarkan model agribisnis padi organik pada subsistem input, subsistem usahatani, subsistem pengolahan dan pemasaran serta subsistem penunjang maka dapat digambarkan model agribisnis padi organik di Kabupaten Cianjur yang meliputi keempat subsistem yang disajikan pada Gambar 60. Sistem agribisnis padi organik terdiri atas 4 subsistem yang saling terkait. Kegagalan salah satu subsistem akan mempengaruhi kegagalan subsistem lainnya dan akan mempengaruhi kegagalan sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu keberhasilan pengembangan budidaya padi organik atau subsistem usahatani perlu didukung oleh keberhasilan subsistem lainnya yang akan mendukung keberhasilan sistem agribisnis padi organik secara keseluruhan. Pada susbistem input terdapat kendala keterbatasan sumberdaya manusia petani yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kelestarian lingkungan serta ketrampilan pembuatan input organik, keterbatasan modal untuk membeli pupuk kandang, dan ketersediaan bahan organik karena sebagian besar petani tidak memiliki ternak. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung keberhasilan subsistem usahatani. Keterbatasan sumberdaya manusia petani dan modal merupakan kendala pada subsistem usahatani, yaitu kurangnya ketrampilan budidaya padi organik dan keterbatasan modal untuk biaya perawatan tanaman yang lebih intensif. Kurangnya ketrampilan budidaya dan kurangnya modal untuk perawatan tanaman menyebabkan penurunan produksi dan kualitas produk. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung keberhasilan subsistem pemasaran. Kendala pada subsistem pengolahan dan pemasaran yaitu keterbatasan sumberdaya manusia petani, keterbatasan modal dan kurangnya sarana dan prasarana pemasaran. Lemahnya manajemen dan keterbatasan modal menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga pasar dan harga beras organik belum terjamin. Kendala tersebut perlu diatasi untuk mendukung keberhasilan subsistem usahatani.