Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik
Belum adanya jaminan pasar dan harga dari beras organik juga menyebabkan petani belum bersedia menerapkan pertanian padi organik.
Konsumen beras organik hingga saat ini masih terbatas pada masyarakat golongan menengah ke atas dan memiliki kesadaran tentang pangan sehat dikarenakan
harga beras organik lebih mahal karena kualitas beras yang lebih sehat. Beras organik Kabupaten Cianjur sebagian besar dipasarkan ke konsumen perseorangan
di daerah Jakarta namun belum kontinu. Selama ini bantuan pemerintah dalam pengembangan pertanian padi organik belum banyak dirasakan oleh petani
sehingga petani belum bersedia menerapkan pertanian padi organik. Sebanyak 43 orang petani padi konvensional 82.69 menyatakan tidak bersedia menerapkan
pertanian padi organik jika tidak ada bantuan pemerintah. Nilai Exp B kebijakan pemerintah sebesar 67.593 dan koefisien regresi bertanda positif berarti bahwa
dengan adanya kebijakan pemerintah maka jumlah petani yang menerapkan pertanian padi organik sebanyak 67.593 atau 68 orang lebih banyak dibandingkan
apabila tidak ada kebijakan.
Keanggotaan kelompok tani tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan padi organik meskipun sebagian besar petani 95.19 telah menjadi
anggota. Hal ini disebabkan kelompok tani belum banyak berperan dalam mendukung pengembangan pertanian padi organik. Peran kelompok tani dalam
penyebaran informasi tentang pertanian padi organik hasil dari pelatihan belum intensif dan kontinu. Kelompok tani juga belum dapat memasarkan seluruh hasil
produksi anggota karena lemahnya manajemen dan keterbatasan modal.
Biaya produksi tidak berpengaruh signifikan karena meskipun petani tidak perlu lagi membeli pupuk kimia dan pestisida, namun petani perlu mengeluarkan
tambahan biaya tenaga kerja untuk mencari bahan baku dan membuat pupuk organik atau mengangkut pupuk kandang dari peternak serta untuk penyiangan
yang lebih intensif. Demikian pula produktivitas padi organik tidak berpengaruh signifikan karena pertanian padi organik masih relatif baru diterapkan oleh
sebagian besar petani 5 tahun sehingga produktivitas padi organik belum menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan padi konvensional. Oleh karena
itu variabel pendapatan juga tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan pertanian padi organik.
Risiko produksi padi organik tidak berpengaruh signifikan karena petani menghadapi risiko yang relatif sama antara pertanian padi organik dan padi
konvensional yaitu terhadap serangan hama dan penyakit tanaman serta cuaca. Dugaan bahwa padi organik lebih tahan terhadap hama karena tanaman menjadi
lebih sehat belum dirasakan oleh sebagian petani diduga disebabkan pertanian padi organik masih dalam masa peralihan. Namun petani yang relatif lebih lama
menerapkan pertanian padi organik menyatakan bahwa tanaman padi menjadi lebih sehat dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Luas lahan dan tingkat kesulitan teknologi tidak signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik. Demikian juga jumlah anggota
keluarga dan ketersediaan tenaga kerja keluarga tidak menjadi pertimbangan petani dalam menerapkan pertanian padi organik.
Variabel status pemilikan lahan berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik pada α =
10. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpastian petani dalam menggarap lahan dikarenakan sebagian besar lahan di Kabupaten Cianjur dimiliki oleh orang
luar daerah yaitu dari Jakarta dan Bandung yang bertujuan untuk investasi. Apabila harga tanah meningkat maka sewaktu-waktu pemilik lahan dapat menjual
tanahnya. Oleh karena itu petani tidak bersedia menanggung risiko penurunan produksi pada masa peralihan karena petani kemungkinan tidak dapat merasakan
hasil dari peningkatan produktivitas padi organik apabila lahannya dijual oleh pemiliknya sebelum masa peralihannya dilalui.
Hasil di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Keikutsertaan pelatihan merupakan faktor yang mempengaruhi
petani memiliki kesamaan hasil dengan penelitian Susanti et al. 2008 yang menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik. Meskipun tingkat pendidikan formal petani sebagian besar rendah namun petani dapat memperoleh
pengetahuan tentang pertanian padi organik dari pendidikan non formal dengan mengikuti pelatihan sehingga dapat mendorong petani menerapkan pertanian padi
organik.
Jaminan harga merupakan faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik sebagaimana hasil penelitian Susanti et al.
2008 serta hasil penelitian Mardiyanto dan Suparmini 2013 yang menyatakan bahwa tersedianya pemasaran hasil merupakan faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan petani karena petani dapat menerima harga padi organik yang lebih tinggi.
Variabel pendapatan dan tingkat kesulitan teknologi tidak signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik memiliki kesamaan
hasil dengan penelitian Susanti et al. 2008. Namun hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Amala et al. 2014 yang menunjukkan bahwa keuntungan
relatif dan kerumitan teknologi memiliki hubungan nyata dengan tingkat adopsi terhadap sistem pertanian padi organik. Variabel luas lahan tidak berpengaruh
signifikan memiliki kesamaan hasil dengan penelitian Susanti et al. 2008 dan Amala et al. 2014, namun pada penelitian Rukka et al. 2006 menunjukkan
bahwa luas lahan garapan berpengaruh positif dan nyata dengan respon petani terhadap penggunaan pupuk organik.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa ketersediaan tenaga kerja keluarga tidak berpengaruh signifikan memiliki perbedaan hasil dengan penelitian
Mardiyanto dan Suparmini 2013 yang menunjukkan tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik. Hal ini
disebabkan ketersediaan tenaga kerja keluarga sebagian besar petani di Kabupaten Cianjur berjumlah 1 orang yaitu petani sendiri, baik untuk petani padi
konvensional 55.77 maupun petani padi organik 51.92, namun dalam budidaya padi organik petani memerlukan bantuan tenaga kerja, khususnya untuk
pembuatan pupuk organik dan perawatan tanaman yang lebih intensif dengan mengupah tenaga kerja luar keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ketersediaan tenaga kerja keluarga tidak menjadi pertimbangan petani dalam penerapan pertanian padi organik, namun lebih ditentukan oleh kesadaran petani
tentang manfaat dari pertanian padi organik untuk kelestarian lingkungan.