Untuk mengatasi kendala-kendala pada subsistem input, subsistem usahatani serta subsistem pengolahan dan pemasaran diperlukan dukungan dari
subsistem penunjang. Peran lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi diperlukan untuk menghasilkan teknologi budidaya padi organik yang tepat guna bagi petani.
Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Dukungan lembaga perbankan diperlukan untuk
membantu permodalan petani. Koperasi dan kelompok tani berperan membantu menyediakan sarana produksi dan pemasaran. Tokoh masyarakat berperan sebagai
panutan petani dalam penerapan pertanian padi organik. Dukungan jasa transportasi diperlukan untuk meningkatkan akses pemasaran.
Informasi teknologi, modal dan pasar diperlukan untuk meningkatkan akses petani. LSM
berperan membantu menyebarkan teknologi pertanian padi organik kepada petani. Untuk pengembangan pertanian padi organik sangat diperlukan dukungan
kebijakan pemerintah, baik pada subsistem input, subsistem usahatani serta subsistem pengolahan dan pemasaran. Berdasarkan model agribisnis padi organik
pada Gambar 60 maka dapat digambarkan sistem agribisnis padi organik di Kabupaten Cianjur yang dapat dilihat pada Gambar 61.
Gambar 61 Sistem agribisinis padi organik di Kabupaten Cianjur
7.6 Novelty Hasil Penelitian
Pengembangan pertanian atau budidaya padi organik perlu didukung oleh ketersediaan input dan pemasaran yang terintegrasi dalam suatu sistem agribisnis
sehingga pengembangan pertanian padi organik perlu dilakukan dengan pendekatan sistem agribisnis yang terdiri atas subsistem input, subsistem
usahatani, subsistem pengolahan dan pemasaran serta subsistem penunjang. Hasil penelitian ini diperoleh elemen-elemen kunci yang paling penting yang menjadi
pendorong yang memerlukan perhatian dan memiliki kepentingan strategis pada masing-masing subsistem. Berdasarkan elemen-elemen kunci tersebut digunakan
SUBSISTEM INPUT Kendala :
- SDM petani - Modal
- Bahan organik
SUBSISTEM USAHATANI Kendala :
- SDM petani - Modal
SUBSISTEM PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN Kendala :
- SDM petani - Modal
- Sarana dan prasarana
SUBSISTEM PENUNJANG
Penelitian, penyuluhan, pelatihan, perbankan, koperasi, Perguruan Tinggi, kelompok tani,
tokoh masyarakat, transportasi, informasi teknologi, modal dan pasar; LSM,
kebijakan pemerintah
untuk membangun model agribisnis padi organik untuk pengembangan pertanian padi organik. Model ini berguna bagi pemerintah untuk membantu dalam
penetapan kebijakan
pengembangan pertanian
padi organik
dengan memprioritaskan pada elemen-elemen strategis yang paling penting pada masing-
masing subsistem dalam sistem agribisnis agar tujuan pengembangan pertanian padi organik dapat dicapai lebih efektif dan berkelanjutan.
Hasil penelitian ini juga diperoleh indeks keberlanjutan pertanian padi organik pada kondisi saat ini dan setelah dilakukan pengembangan berdasarkan
elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong pengembangan pertanian padi organik. Dengan diperolehnya indeks keberlanjutan pertanian padi organik maka
status keberlanjutan pertanian padi organik dapat diukur secara kuantitatif, baik pada kondisi saat ini dan setelah dilakukan pengembangan yang menunjukkan
bahwa elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong pengembangan pertanian padi organik dapat efektif untuk meningkatan keberlanjutan pertanian padi
organik.
8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari seluruh analisis maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya risiko produksi pertanian padi organik lebih rendah dibandingkan pertanian padi konvensional yang menunjukkan bahwa produksi padi organik
lebih stabil dikarenakan kondisi tanaman yang lebih sehat sebagai hasil dari penggunaan pupuk organik. Petani menghadapi risiko penurunan produksi
pada masa peralihan, namun produktivitas rata-rata padi organik lebih tinggi dari padi konvensional.
2. Besarnya risiko harga pertanian padi organik lebih rendah dari pertanian padi konvensional yang menunjukkan bahwa harga padi organik lebih stabil. Hal
tersebut dikarenakan konsumen beras organik pada umumnya merupakan masyarakat golongan menengah ke atas yang memiliki kesadaran terhadap
pangan sehat sehingga konsumen lebih mementingkan kualitas daripada harga.
3. Dalam pengembangan pertanian padi organik, petani menghadapi risiko kelembagaan yaitu Dinas PertanianPPL, kelompok tani, koperasi dan
perbankan yang belum menjalankan perannya dengan baik yang diharapkan dapat membantu petani dalam penyediaan sarana produksi, pemasaran dan
modal. Sumber risiko kelembagaan yang utama adalah dari Dinas Pertanian atau pemerintah dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap
pentingnya pertanian padi organik.
4. Manfaat kualitas lingkungan dari pertanian padi organik adalah adanya peningkatan penerimaan yang bersumber dari peningkatan produksi dan harga
beras organik karena kualitas beras yang lebih sehat, serta penurunan biaya produksi karena petani dapat menggunakan input organik di sekitar petani.
Nilai WTA pertanian padi organik lebih besar dari valuasi ekonomi
berdasarkan harga pasar menunjukkan bahwa kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan masih relatif rendah.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah keikutsertaan pelatihan, harga padi, kebijakan pemerintah dan
status pemilikan lahan. 6. Kendala dalam pengembangan pertanian padi organik berdasarkan struktur
sistem pertanian padi organik adalah keterbatasan sumberdaya manusia petani dan modal, kurangnya jaminan pasar dan harga, serta kurangnya dukungan
kebijakan. Kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan serta belum adanya kebijakan dan kurangnya dukungan infrastruktur karena masih
adanya kekhawatiran terjadinya penurunan produksi padi menjadikan pertanian padi organik kurang berkembang. Lemahnya manajemen dan keterbatasan
modal menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga pemasaran dikuasai oleh tengkulak.
7. Untuk pengembangan agribisnis padi organik maka pada subsistem input diperlukan peningkatan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan input
organik bagi kelestarian lingkungan dan ketrampilan pembuatan input organik serta ketersediaan bahan organik. Pada subsistem usahatani, perlunya
komitmen pemerintah terhadap pengembangan pertanian padi organik dan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan petani dalam budidaya padi
organik. Pada subsistem pemasaran diperlukan pembentukan koperasi untuk pemasaran bersama agar meningkatkan posisi tawar dan memperluas
pemasaran sehingga terdapat jaminan pasar dan harga beras organik. Pada subsistem penunjang perlunya perhatian pemerintah khususnya Dinas
Pertanian terhadap pentingnya pertanian padi organik dengan menetapkan kebijakan untuk pengembangan pertanian padi organik, peran lembaga
penelitian dan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan teknologi pertanian padi organik yang tepat guna dan dapat dipercaya, serta peran lembaga perbankan
untuk memberikan bantuan permodalan.
8. Status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur pada kondisi saat ini adalah kurang berkelanjutan pada seluruh dimensi. Setelah dilakukan
pengembangan berdasarkan model agribisnis padi organik maka prediksi status keberlanjutan pertanian padi organik menjadi sangat berkelanjutan.
8.2 Saran
Untuk pengembangan pertanian padi organik maka perlu dilakukan upaya- upaya perbaikan yaitu:
1. Meningkatkan perhatian dan komitmen dari pemerintah dengan membuat kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik. Pengembangan
pertanian padi organik dapat dilaksanakan secara bertahap dengan membuat zonasi khusus lahan padi organik serta penggunaan pupuk organik secara
bertahap untuk mengurangi ketakutan petani menanggung risiko. Untuk menjamin kelestarian lahan dalam rangka pengembangan pertanian padi
organik.diperlukan peraturan daerah tentang pembatasan pemilikan lahan oleh orang luar daerah dan ketegasan pemerintah dalam penerapan kebijakan
tentang alih fungsi lahan untuk mencegah konversi lahan pertanian.