Elemen Lembaga yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program

Independent Linkage Autonomous Dependent Gambar 47 Matrik driver power-dependence subsistem penunjang untuk elemen lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program 5.3.5 Struktur Sistem Pertanian Padi Organik Berdasarkan hasil analisis struktural pada sistem pertanian padi organik maka diperoleh struktur sistem pertanian padi organik berdasarkan elemen-elemen yang menjadi pendorong yaitu elemen yang berada pada kuadran independent dan elemen kunci pada sistem yang dapat dilihat pada Gambar 48. Berdasarkan struktur sistem pertanian padi organik menunjukkan bahwa kendala utama yang menyebabkan pertanian padi organik belum berkembang adalah kurangnya komitmen pemerintah dalam pengembangan pertanian padi organik. Hal ini disebabkan masih terdapatnya kekhawatiran pemerintah bahwa pertanian padi organik akan menurunkan produksi padi yang akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pangan. Kurangnya komitmen pemerintah menyebabkan belum adanya kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik dan kurangnya dukungan infrastruktur. Sebagaimana ditunjukkan dalam struktur sistem bahwa kurangnya komitmen pemerintah merupakan elemen kunci yang menjadi pendorong penyebab terjadinya kendala-kendala lainnya. Kendala utama lain yang menyebabkan kurang berkembangnya pertanian padi organik adalah terbatasnya kualitas sumberdaya manusia petani. Kurangnya pengetahuan petani menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan sehingga banyak petani yang belum menerapkan pertanian padi organik. Adanya keterbatasan lahan menyebabkan petani takut menanggung risiko karena adanya masa peralihan pertanian padi organik seiring dengan pemulihan lahan. Terbatasnya sumberdaya manusia petani juga menyebabkan lemahnya manajemen dalam pemasaran. Lemahnya manajemen dan adanya keterbatasan modal menyebabkan posisi tawar petani menjadi rendah sehingga harga padiberas organik dikuasai oleh tengkulak. Belum terjaminnya pasar dan harga beras organik menyebabkan banyak petani belum bersedia menerapkan pertanian padi organik. Faktor sumberdaya manusia petani sebagai elemen kunci dalam struktur sistem pertanian padi organik yang menjadi pendorong menyebabkan kendala-kendala lainnya dalam pengembangan pertanian padi organik. Gambar 48 Struktur Sistem Pertanian Padi Organik Keterangan : : elemen kunci I : Subsistem input III : Subsistem pengolahan dan pemasaran II : Subsistem usahatani IV : Subsistem penunjang Adanya keterbatasan permodalan, sementara lembaga keuangan belum mendukung juga menjadi kendala bagi petani dalam penerapan pertanian padi organik. Kebutuhan pupuk organik yang relatif banyak memerlukan modal untuk membeli pupuk kandang atau membeli ternak dikarenakan sebagian besar petani tidak memiliki ternak. Budidaya padi organik memerlukan perawatan yang lebih intensif sehingga memerlukan biaya tenaga kerja yang lebih besar. Dalam SEKTOR MASYARAKAT Kuadran independent 1. Peternak I 2. PPL I, II 3. Tokoh masyarakat I 4. Peneliti II, IV 5. Tenaga kerja III 6. Pengusaha transportasiIII KEBUTUHAN Kuadran independent 1. Modal I, II, III 2. SDM petani I, II, III 3. Kemandirian kelompok tani I 4. Kualitas PPL I 5. Kebijakan pemerintah II, III 6. Komitmen pemerintah II, IV 7. Koordinasi instansi terkait II 8. Dukungan perbankan IV 9. Informasi teknologi, modal dan pasar IV KENDALA UTAMA Kuadran independent 1. Keterbatasan modal I, II, III 2. Keterbatasan SDM petani I, II 3. Teknologi pertanian padi organik I 4. Keterbatasan lahan II 5. Kurangnya komitmen pemerintahII, IV 6. Rendahnya daya beli masyarakat III 7. Terbatasnya sarana dan prasarana pemasaran III 8. Kurangnya dukungan pemerintah III 9. Lembaga keuangan kurang mendukung IV 10. Kurangnya peran Perguruan Tinggi IV 11. Kurangnya koordinasi antar instansi IV TUJUAN Kuadran independent 1. Meningkatkan kesuburan lahan II 2. Meningkatkan kualitas produk II 3. Kelestarian lingkungan II, IV 4. Meningkatkan pangan sehat masyarakat III 5.Memperluas pemasaran III 6. Meningkatkan kemandirian petani IV 7. Meningkatkan efisiensi usaha IV AKTIVITAS Kuadran independent 1. Penyuluhan I, II 2. Pelatihan I, II 3. Pendampingan I, II 4. Monitoring lapangan I 5. Peningkatan jumlah dan kualitas PPL I 6. Pemberian bantuan modal II, III 7. Pembentukan koperasi II, III 8. Pengawasan III 9. Memperbaiki sarana transportasi III 10. Penyusunan program pengemb. pert. padi organik IV 11. Koordinasi antar instansi dan lembaga petani IV 12. Penelitian IV LEMBAGA YANG TERLIBAT Kuadran independent 1. Lembaga penelitian Perguruan Tinggi I, II 2. Lembaga pendidikan dan pelatihan I, II 3. Lembaga penyuluhan I 4. Instansi pengendali OPT I 5. Perbankan I, II, III, IV 6. LSM I, II, III, IV 7. Kementerian PertanianII, IV 8. Dinas Pertanian IV 9. Dinas daerah terkait IV 10. Lembaga desa IV SISTEM PERTANIAN PADI ORGANIK Subsistem input Subsistem usahatani Subsistem pengolahan dan pemasaran Subsistem penunjang pemasaran beras organik juga diperlukan biaya pengolahan dan pengangkutan dikarenakan sebagian besar beras organik dipasarkan ke Jakarta karena konsumen beras organik saat ini masih terbatas pada masyarakat golongan menengah ke atas yang memiliki kesadaran terhadap pangan sehat. Dalam struktur sistem pertanian padi organik menunjukkan bahwa perbankan merupakan elemen kunci sehingga peran dari lembaga perbankan akan mempengaruhi peran lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan pertanian padi organik. Berdasarkan hal di atas maka faktor utama untuk pengembangan pertanian padi organik diperlukan komitmen pemerintah, peningkatan kualitas sumberdaya manusia petani, jaminan pasar dan bantuan permodalan. Pemerintah perlu memberikan perhatian dengan memberikan dukungan kebijakan dan infrastruktur bagi pengembangan pertanian padi organik dengan menyusun program pengembangan pertanian padi organik. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani diperlukan peningkatan frekuesi penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan dan meningkatkan ketrampilan budidaya padi organik. Pendampingan dan monitoring lapangan diperlukan agar program pengembangan pertanian padi organik tetap berlanjut dan tercapai sesuai tujuan. Untuk itu diperlukan peningkatan jumlah dan kualitas PPL yang menguasai teknologi pertanian padi organik. Kualitas PPL merupakan elemen kunci yang memiliki peranan penting bagi pengembangan pertanian padi organik. Dukungan perbankan diperlukan dengan memberikan bantuan permodalan dengan persyaratan yang ringan dan bunga yang murah. Pemberian bantuan modal dapat melalui pembentukan koperasi yang bertujuan untuk melakukan pemasaran bersama sehingga dapat meningkatkan posisi tawar dan memperluas pemasaran. Hasil di atas sesuai dengan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik yang telah dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik adalah keikutsertaan pelatihan, harga padi dan kebijakan pemerintah. Dengan mengikuti pelatihan maka akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani yaitu kesadaran tentang kelestarian lingkungan dan ketrampilan budidaya padi organik yang merupakan elemen kunci kendala utama dalam struktur pertanian padi organik sehingga petani bersedia menerapkan pertanian padi organik. Adanya peningkatan harga padi organik maka akan diperoleh jaminan pasar dan harga padi organik sehingga petani bersedia menerapkan pertanian padi organik. Masih rendahnya harga padi organik saat ini dikarenakan lemahnya manajemen pemasaran karena keterbatasan sumberdaya manusia petani dan keterbatasan modal sehingga posisi tawar petani menjadi rendah. Hal tersebut disebabkan kurangnya dukungan lembaga perbankan dalam permodalan yang ditunjukkan dari hasil analisis struktur sistem pertanian padi organik bahwa lembaga perbankan juga menjadi elemen kunci. Adanya kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada petani maka petani akan bersedia menerapkan pertanian padi organik. Saat ini sebagian besar petani belum menerapkan pertanian padi organik dikarenakan kurangnya dukungan dan bantuan dari pemerintah. Hal ini sesuai dengan hasil analisis bahwa kurangnya komitmen pemerintah merupakan elemen kunci kendala utama dalam struktur sistem pertanian padi organik. Hasil di atas memiliki kesamaan dengan hasil penelitian Sutrisno 2011 yang menyatakan bahwa pertanian padi organik belum menjadi program prioritas di Kabupaten Pati yaitu selama ini pemerintah masih berorientasi pada peningkatan produksi padi dengan sistem pertanian intensif, jumlah PPL belum memadai dan keterbatasan modal petani. Hasil penelitian Kusmuljono 2007 juga menunjukkan bahwa lambatnya pengembangan usaha pertanian organik disebabkan oleh kebijakan yang tidak jelas karena kurangnya koordinasi antar departemen terkait, kurangnya dukungan pemerintah, tidak ada penyuluhan dan pendampingan. Demikian pula hasil penelitian Suwantoro 2008 menyatakan bahwa pengembangan pertanian padi organik menghadapi berbagai kendala yaitu pertanian padi organik dipandang sebagai sistem pertanian yang merepotkan, ketrampilan petani masih kurang, persepsi yang berbeda mengenai hasil dan dukungan pemerintah yang masih kurang. Berdasarkan hasil penelitian Hardjanto 2006 tentang model struktural sistem usaha kayu rakyat. menunjukkan bahwa terdapat kesamaan elemen dalam struktur sistem usaha kayu rakyat dengan struktur sistem pertanian padi organik yaitu : PPL, tenaga kerja dan pengusaha angkutan merupakan sektor masyarakat yang terpengaruh dalam sistem usaha kayu rakyat. Teknologi, SDM, permodalan, penyuluhan, sistem informasi pasar dan kebijakan pemerintah merupakan kebutuhan dari program. Keterbatasan modal, belum tersedianya sarana dan prasarana, belum adanya sinkronisasi usaha dan keterbatasan informasi pasar merupakan kendala utama. Pemerintah daerah, Dinas Pertanian, perbankan dan lembaga penelitianPerguruan Tinggi sebagai lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program. Pada struktur sistem usaha kayu rakyat, elemen-elemen tersebut memiliki nilai driver power tinggi namun memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap elemen lain sehingga berada dalam kuadran linkage, sedangkan pada struktur sistem pertanian padi organik memiliki nilai driver power tinggi dan ketergantungan yang rendah sehingga berada dalam kuadran independent. Hasil di atas juga memiliki kesamaan hasil dengan penelitian Astuti et al. 2010 tentang kebutuhan dan struktur kelembagaan rantai pasok pada buah manggis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan modal, ketersediaan teknologi dan sumberdaya manusia yang berkualitas memiliki daya gerak yang besar untuk memenuhi kebutuhan lain. Dalam struktur kelembagaan rantai pasok buah manggis menunjukkan bahwa koperasi, asosiasi pelaku usaha, lembaga perbankan, lembaga penelitianuniversitas, LSM fasilitator, pemerintah dan investor memililki daya gerak yang kuat dan ketergantungan yang lemah dalam proses bisnis rantai pasok pada buah manggis sehingga seluruh elemen tersebut berada dalam kuadran independent. Hasil analisis struktur sistem pertanian padi organik diperoleh elemen yang berada dalam kuadran linkage relatif sedikit dibandingkan elemen pada kuadran lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa struktur sistem pertanian padi organik relatif baik karena lebih stabil.

5.4 Kesimpulan

Berdasarkan struktur sistem pertanian padi organik menunjukkan bahwa kendala utama yang menyebabkan pertanian padi organik kurang berkembang adalah kurangnya komimen pemerintah, keterbatasan sumberdaya manusia petani, pemasaran yang belum terjamin dan keterbatasan modal. Masih adanya kekhawatiran pemerintah akan terjadinya penurunan produksi padi pada pertanian padi organik menyebabkan belum adanya kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik dan kurangnya dukungan infrastruktur. Kurangnya kualitas sumberdaya manusia petani menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kelestarian lingkungan. Terbatasnya sumberdaya manusia petani dan keterbatasan modal menyebabkan rendahnya posisi tawar dalam pemasaran sehingga pasar dan harga beras organik belum terjamin. Modal juga diperlukan bagi petani untuk pengadaan input organik serta biaya budidaya padi organik yang lebih intensif. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani maka peningkatan jumlah dan kualitas PPL memiliki peranan penting yang menentukan bagi pengembangan pertanian padi organik. Dukungan permodalan dari perbankan sangat diperlukan dan dapat dilakukan melalui pembentukan koperasi yang juga bertujuan untuk melakukan pemasaran bersama sehingga dapat meningkatkan posisi tawar dan memperluas pemasaran. 6 STATUS KEBERLANJUTAN PERTANIAN PADI ORGANIK DI KABUPATEN CIANJUR

6.1 Latar Belakang

Pengembangan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur menghadapi kendala dalam berbagai dimensi sebagaimana ditunjukkan dari hasil analisis sebelumnya. Kurangnya pengetahuan petani menyebakan kurangnya kesadaran terhadap kelestarian lingkungan. Luasan lahan yang sempit dan terbatasnya modal menyebabkan petani tidak bersedia menanggung risiko untuk melakukan perubahan metode produksi. Belum adanya jaminan pasar dan harga dari beras organik, lemahnya kelembagaan kelompok tani serta kurangnya dukungan sarana dan prasarana menyebabkan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur kurang berkembang dan belum berkelanjutan. Menurut Fauzi 2013, keberlanjutan merupakan konsep jangka panjang dan melibatkan berbagai aspek dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan. Setiap dimensi memiliki banyak atribut dengan alat ukur yang berbeda, bahkan sebagian atribut mungkin tidak dapat diukur secara kuantitatif sehingga membuat implementasi keberlanjutan menjadi kompleks. Salah satu alternatif untuk dapat menerapkan konsep keberlanjutan yang dapat mengakomodasi berbagai aspek dimensi keberlanjutan adalah melalui pendekatan Rapid AppraisalMulti Dimensional Scaling MDS. Hal-hal yang multi dimensi dan kompleks dikuantifikasikan menggunakan skoring sehingga indeks keberlanjutannya dapat dihitung. Dengan adanya kendala dalam pengembangan pertanian padi organik di atas maka perlu untuk mengetahui status keberlanjutan pertanian padi organik dan atribut-atribut yang mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengembangkan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur. Pada penelitian ini, penilaian status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur dilakukan pada 2 kondisi. Pertama yaitu status keberlanjutan pertanian padi organik pada kondisi saat ini, dan kedua yaitu prediksi status keberlanjutan setelah dilakukan pengembangan melalui elemen- elemen kunci untuk pengembangan pertanian padi organik berdasarkan hasil analisis struktur sistem pertanian padi organik yang telah dilakukan melalui metode Interpretive Structural Modeling ISM. 6.2 Metodologi 6.2.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan survei terhadap pakar terpilih dengan wawancara mendalam in-depth interview menggunakan kuesioner. Pakar yang dipilih terdiri atas Kepala Seksi Pangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Penyuluh Pertanian Lapangan PPL sebanyak 2 orang, peneliti Balai Penelitian Tanaman Padi BB PADI sebanyak 2 orang, staf BBWSC sebanyak 2 orang, ketua Gabungan Petani Organik dan akademisi sebanyak 2 orang. Data primer meliputi data atribut-atribut keberlanjutan pertanian padi organik dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, infrastruktur dan teknologi, serta kelembagaan. Data atribut pada setiap dimensi selanjutnya dilakukan skoring sesuai dengan kondisi pertanian padi organik berdasarkan pendapat pakar yang diperkuat dengan observasi lapangan. Skoring untuk setiap atribut dimulai dari 0 sampai 4. Skor 0 merupakan kondisi yang buruk terhadap keberlanjutan, dan skor yang semakin besar menunjukkan kondisi yang semakin baik untuk mendukung keberlanjutan. Data sekunder diperoleh dari laporan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, GPO, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, BBWSC dan publikasi ilmiah.

6.2.2 Metode Analisis Data

Untuk menilai status keberlanjutan pertanian padi organik digunakan metode Rap-OrganikMulti Dimensional Scaling MDS yang telah dimodifikasi dari program Rapfish dengan prosedur berdasarkan Fauzi 2013 sebagai berikut : 1 Review atribut meliputi berbagai kategori dan skoring; 2 Identifikasi dan pendefinisian atribut; 3 Skoring mengkonstruksi reference point untuk good dan bad serta anchor; 4 Multidimensional Scaling Ordination untuk setiap atribut; 5 Simulasi Monte Carlo; 6 Analisis Leverage; 7 Analisis keberlanjutan Assess Sustainability. Rap-Organik merupakan teknik statistik dengan pendekatan MDS. MDS pada hakekatnya adalah perceptual mapping pemetaan persepsi yang mengandalkan Euclidian Distance antara satu dimensi dengan dimensi yang lain. Dalam MDS, atribut atau ukuran yang akan diukur dapat dipetakan dalam jarak Euclidian dimana “benda” yang dipersepsikan memiliki karakteristik yang sama dianggap memiliki jarak Euclidian terdekat. Sebaliknya obyek dengan karakteristik yang berbeda disebut memiliki “dissimilarities” sehingga perbedaan keduanya dapat diukur dalam “jarak” persepsi yang diterjemahkan dalam indeks