mencegah terjadinya konversi lahan pertanian. Untuk meningkatkan pasar beras organik juga perlu dilakukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pangan sehat. Untuk mendukung keberlanjutan pertanian padi organik maka kualitas
sumberdaya manusia petani perlu ditingkatkan karena keberhasilan pertanian padi organik sangat ditentukan oleh kesadaran dan ketrampilan petani dalam budidaya
padi organik. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan maka akan dapat mengatasi kendala penerapan teknologi budidaya padi organik
yang dianggap sulit oleh petani.
Prediksi status keberlanjutan pertanian padi organik meningkat setelah dilakukan pengembangan berdasarkan elemen-elemen kunci yang menjadi
pendorong bagi pengembangan pertanian padi organik yang merupakan hasil analisis dari metode ISM menjadi sangat berkelanjutan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong bagi pengembangan pertanian padi organik sangat efektif untuk meningkatan keberlanjutan pertanian
padi organik.
.
6.4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan pertanian padi organik maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Status keberlanjutan pertanian padi organik di Kabupaten Cianjur adalah kurang berkelanjutan pada seluruh dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi,
sosial, infrastruktur dan teknologi, serta kelembagaan. Dimensi yang paling berperan adalah dimensi kelembagaan yang memiliki indeks keberlanjutan
paling rendah, selanjutnya dimensi infrastruktur dan teknologi.
2. Secara agregat, atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu : 1 sumberdaya
manusia petani; 2 kelembagaan yaitu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pertanian padi organik dan dukungan infrastruktur; serta 3 pasar beras
organik. Kurangnya kesadaran petani terhadap kelestarian lingkungan, belum adanya kebijakan dan kurangnya dukungan infrastruktur dari pemerintah
karena masih adanya kekhawatiran terjadinya penurunan produksi padi, serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat menjadikan pertanian
padi organik kurang berkelanjutan. Oleh karena itu perlu peningkatan kualitas sumberdaya manusia yaitu kesadaran tentang pentingnya pertanian padi
organik, baik bagi instansi pemerintah khususnya Dinas Pertanian, petani maupun masyarakat untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian padi organik.
3. Setelah dilakukan pengembangan berdasarkan elemen-elemen kunci yang menjadi pendorong bagi pengembangan pertanian padi organik maka prediksi
status keberlanjutan pertanian padi organik meningkat menjadi sangat berkelanjutan pada seluruh dimensi.
7 PEMBAHASAN UMUM
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kendala utama dalam pengembangan pertanian padi organik adalah keterbatasan
sumberdaya manusia petani yaitu kurangnya kesadaran tentang kelestarian lingkungan serta kurangnya ketrampilan budidaya padi organik.
Petani menganggap budidaya padi organik tidak praktis dan sulit karena memerlukan
pupuk organik dalam jumlah banyak dan memerlukan perawatan yang intensif serta tidak bersedia menanggung risiko sebagaimana ditunjukkan dari hasil
analisis valuasi ekonomi pertanian padi organik pada Tabel 14. Hasil analisis keberlanjutan pada Gambar 53 dan Gambar 54 juga menunjukkan bahwa atribut
kesadaran dan sikap petani, tingkat pengetahuan petani dan tingkat kerumitan teknologi merupakan atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian
padi organik.
Kurangnya ketrampilan petani sebagaimana ditunjukkan dari hasil analisis risiko. Salah satu penyebab terjadinya risiko produksi dan risiko harga pada Tabel
6 adalah kurangnya ketrampilan budidaya padi organik sehingga terjadi penurunan produksi dan kualitas produk yang rendah. Demikian pula hasil
analisis keberlanjutan pada Gambar 53 menunjukkan bahwa ketrampilan petani merupakan atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi
organik. Kendala keterbatasan sumberdaya manusia petani merupakan elemen kunci yang menjadi pendorong menyebabkan kendala lainnya sebagaimana
ditunjukkan dari hasil analisis struktur sistem pertanian padi organik pada Tabel 23 dan Tabel 28 .
Kendala lainnya yang menyebabkan petani belum bersedia menerapkan pertanian padi organik adalah kurangnya jaminan pasar dan harga beras organik.
Hal tersebut disebabkan lemahnya manajemen serta keterbatasan modal sehingga sebagian besar petani menjual hasilnya ke tengkulak. Posisi tawar petani yang
rendah menyebabkan harga dikuasai tengkulak dan belum sesuai dengan harapan petani. Terbatasnya pasar juga disebabkan konsumen beras organik masih terbatas
pada masyarakat golongan menengah ke atas yang sadar terhadap pangan sehat yang berada di kota besar. Kendala pasar beras organik sebagaimana ditunjukkan
dari hasil analisis keberlanjutan pada Gambar 52 bahwa atribut jarak pasar, pasar dan harga sebagai atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian
padi organik. Hal tersebut diperkuat oleh hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani yang menunjukkan bahwa harga
merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi petani dalam penerapan pertanian padi organik pada Tabel 20.
Belum adanya jaminan pasar dan harga beras organik juga ditunjukkan dari hasil analisis valuasi ekonomi pada Tabel 16 yaitu sebanyak 23.08 petani
menyatakan bersedia menerapkan pertanian padi organik jika ada jaminan harga. Demikian pula hasil analisis risiko pada Tabel 10 menunjukkan bahwa petani
menghadapi risiko harga disebabkan lemahnya pemasaran, keterbatasan modal dan permintaan beras organik yang masih terbatas. Berdasarkan analisis struktur
sistem pertanian padi organik pada Tabel 33 dan Tabel 36 diperoleh bahwa kebijakan pemerintah tentang pemasaran dengan memberikan jaminan harga dan
bantuan permodalan serta pembentukan koperasi merupakan elemen kunci agar
pasar dan harga beras organik dapat terjamin sehingga petani bersedia menerapkan pertanian padi organik.
Lemahnya pemasaran di atas menunjukkan bahwa keterbatasan modal juga sebagai kendala petani dalam penerapan pertanian padi organik. Berdasarkan hasil
analisis valuasi ekonomi menunjukkan bahwa sebagian besar petani 64.29 menjual hasilnya ke tengkulak dengan alasan segera diperoleh pembayaran dan
semua biaya pemasaran ditanggung oleh tengkulak. Baru sebanyak 21.43 petani yang hasil produksinya dapat ditampung oleh kelompok tani disebabkan
keterbatasan modal. Petani juga memerlukan modal untuk membeli pupuk kandang atau membeli ternak dikarenakan sebagian besar petani tidak memiliki
ternak serta untuk membayar upah tenaga kerja karena budidaya padi organik memerlukan perawatan yang intensif. Keterbatasan modal petani ditunjukkan dari
hasil analisis valuasi ekonomi pada Tabel 16 yaitu sebanyak 38.46 petani mengharapkan bantuan dalam bentuk uang agar bersedia menerapkan pertanian
padi organik. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani pada Tabel 20 juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah
dalam bentuk pemberian bantuan berpengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan petani untuk menerapkan pertanian padi organik. Demikian pula hasil
analisis struktur sistem pertanian padi organik pada Tabel 23, Tabel 28 dan Tabel 34 serta Gambar 7, Gambar 17 dan Gambar 29 diperoleh bahwa keterbatasan
modal petani merupakan elemen yang berada pada kuadran independent, yang berarti kendala tersebut menjadi penyebab terjadinya kendala lainnya, baik pada
subsistem input, subsistem usahatani maupun subsistem pengolahan dan pemasaran. Berdasarkan hal tersebut maka perbankan merupakan elemen kunci
yang diharapkan berperan membantu permodalan petani yang akan mendukung peran lembaga-lembaga lainnya dalam pengembangan budidaya padi organik
sebagaimana ditunjukkan dari hasil analisis struktur sistem pertanian padi organik pada Gambar 22 dan Gambar 34
Selain kendala di atas, berdasarkan hasil analisis valuasi ekonomi juga dapat dilihat bahwa faktor lain yang menjadi kendala petani menerapkan pertanian
padi organik adalah keterbatasan pupuk organik karena sebagian besar petani tidak memiliki ternak. Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan sebanyak 13.46
petani mengharapkan bantuan ternak agar bersedia menerapkan pertanian padi organik dan sebanyak 19.23 petani mengharapkan bantuan pupuk organik yang
siap untuk digunakan karena tidak memiliki ruangan serta tenaga kerja jika harus memelihara ternak sendiri.
Kurangnya dukungan pemerintah sebagai faktor penting yang menyebabkan pertanian padi organik belum berkembang. Masih terdapatnya
kekhawatiran pemerintah bahwa pertanian padi organik akan menurunkan produksi
padi menyebabkan belum adanya kebijakan khusus untuk pengembangan pertanian padi organik serta kurangnya dukungan infrastruktur.
Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis keberlanjutan pada Gambar 55 yang menunjukkan bahwa atribut kebijakan yang berkaitan dengan pertanian padi
organik merupakan atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan pertanian padi organik.
Kurangnya dukungan pemerintah juga ditunjukkan dari hasil analisis risiko. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh bahwa Dinas Pertanian dan PPL
merupakan sumber risiko kelembagaan pertanian padi organik yang dinyatakan