54
3 Penyusunan Bobot. Tingkat kepentingan bobot dari elemen-elemen keputusan
yang ada pada setiap tingkat hierarki keputusan ditentukan melalui penilaian pendapat judgement dengan cara komparasi berpasangan pairwise comparison.
Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan satu elemen dengan elemen lainnya pada setiap tingkat hierarki secara berpasangan,
sehingga terdapat nilai tingkat kepentingan. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian untuk menentukan elemen mana yang memiliki
prioritas tertinggi dan terendah Saaty, 1982.
2.4.2 Metode Perbandingan Eksponensial MPE
Metode Perbandingan Eksponensial MPE digunakan untuk mengambil keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan. Keuntungan metode MPE adalah
nilai skor yang menggambarkan urutan prioritas menjadi besar karena merupakan fungsi eksponensial, sehingga urutan prioritas alternatif keputusan menjadi lebih nyata.
Pemilihan tersebut dilakukan berdasarkan beberapa kriteria dengan tahapan-tahapan: 1 Menyusun alternatif keputusan yang akan dipilih.
2 Menyusun kriteria yang penting untuk dievaluasi. 3 Menentukan tingkat kepentingan setiap kriteria.
4 Menentukan skor masing-masing alternatif pada setiap kriteria. 5 Menentukan total skor setiap alternatif dengan rumus sebagai berikut:
Total skor = Σ skor
ij kritj
dimana: skor
ij
= nilai skor dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j krit
j
= tingkat kepentingan dari kriteria ke-j i =
1,2,3,…,n j =
1,2,3,…,m n =
jumlah alternatif
m = jumlah
kriteria krit
j
0 dan merupakan bilangan bulat Untuk prioritas kepentingan dilakukan dengan membuat urutan total skor masing-
masing alternatif dari nilai tertinggi sampai terendah.
55
2.4.2 Teknik
Benchmarking
Menurut Camp 1989 di dalam Watson 1993, benchmarking adalah suatu proses positif dan proaktif yang dipakai suatu perusahaan untuk mengkaji bagaimana
perusahaan lain menjalankan fungsi tertentu, guna mengembangkan cara perusahaan itu dalam menjalankan fungsi yang sama atau serupa. Salah satu fungsi pokok dari
benchmarking adalah menyediakan informasi seberapa jauh kedepan atau ketertinggalan
suatu individu bisnis dibandingkan pesaingnya. Teknik benchmarking terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1 Perencanaan benchmarking. 2 Pengumpulan data dan analisis benchmarking.
3 Implementasi benchmarking. Focus sentral dalam perencanaan benchmarking adalah menentukan panduan topik
dan mitra benchmarking. Kriteria untuk menentukan panduan topik benchmarking adalah hal-hal yang berimplikasi terhadap biaya, produksi, kualitas dan waktu serta
menyangkut seberapa besar kontribusi faktor kunci keberhasilan terhadap suatu organisasi. Mitra yang dapat dipilih adalah benchmarking internal, functionalgeneric
atau competitive. Dalam tahapan pengumpulan data dan analisis benchmarking, kegiatan yang dilakukan adalah:
1 Mengumpulkan dan menentukan faktor kunci keberhasilan. Beberapa faktor kunci keberhasilan dalam suatu usaha ditentukan oleh sumberdaya fisik, keuangan,
prestasi kinerja keuangan , produksi, dan koefisien agregat efisiensi. 2 Membandingkan data internal usaha dengan kinerja yang unggul di usaha sejenis
best practice, sehingga dapat ditentukan kesenjangan kinerja, baik yang menyangkut kekuatan maupun kelemahannya.
3 Metode pengumpulan data yang dipakai akan sangat bergantung kepada kualitas, kuantitas dan tingkat akurasinya.
2.4.3 Metode Penilaian Kelayakan Usaha