Sistem Manajemen Basis Model

148

6.1.1 Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model, yang didukung oleh beberapa submodel, merupakan fasilitas yang digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan yang berisi formula matematis. Model-model simulasi dilakukan dalam koridor kenaikan minimal penghasilan petani. Basis model utama terdiri dari empat model simulasi guna pemilihan strategi dan perhitungan hubungan keterkaitan antara besarnya peningkatan irigasi oleh Pemerintah dengan potensi peningkatan demand, yaitu: 1 Model Pemilihan Strategi Dengan mempelajari hasil Analisis Strategi Dasar Pengembangan Agroestat, maka diperoleh altenatif strategi internal dan eksternal yang dimasukkan sebagai data alternatif dari database. Penilaian, penentuan prioritas dan pemilihan strategi dasar dilakukan dengan bantuan pakar. Kriteria data yang digunakan adalah sepuluh nilai sesuai hasil pengolahan data dari Analisis Kebutuhan. Melalui scoring pemberian bobot kriteria oleh pakar, maka seluruh alternatif strategi yang disusun dapat disimpulkan dalam urutan prioritas strategi yang direkomendasikan. Proses ini digambarkan dalam Gambar 22. 2 Model Perubahan Demand Model Perubahan Demand adalah bagian dari SPK Agroestat untuk menghitung peningkatan jaringan irigasi yang diperlukan berkenaan dengan antisipasi kenaikan demand pada tahun-tahun mendatang Gambar 23. 3 Model Perubahan Irigasi Tingkat harga pasar bebas sangat terpengaruh oleh besarnya pasok supply yang masuk ke pasar, yang berasal dari hasil produksi budidaya. Keseimbangan besarnya pasok terhadap tingkat permintaan demand menciptakan keseimbangan harga alami pada tingkat harga yang dikehendaki. Untuk mengurangi fluktuasi produksi, maka penanaman pada musim hujan harus dikurangi dan sebaliknya penanaman di musim kemarau harus ditingkatkan, yaitu tercermin dari intensitas tanam oleh petani yang sangat tergantung dari luas lahan yang 149 beririgasi. Hal ini berarti dibutuhkan peningkatan jaringan irigasi yang sebenarnya telah ada secara fisik namun tanpa air yang disalurkan, khususnya di musim kemarau. Peningkatan jaringan irigasi berdampak pada intensitas tanam yang secara langsung meningkatkan hasil produksi budidaya. Gambar 23 : Diagram Alir Deskriptif – Perubahan Demand. Model perubahan irigasi sebagai bagian dari SPK untuk menghitung kapasitas perubahan demand yang dapat dilayani hasil dari peningkatan jaringan irigasi, untuk 150 dapat mencapai tingkat harga stabil yang dikehendaki. Fluktuasi produksi yang terjadi pada periode bulanan diseimbangkan dengan pengendalian stok melalui fungsi gudang Gambar 24. Gambar 24. Diagram Alir Deskriptif – Perubahan Irigasi. 151 4 Model Perubahan Irigasi Terbatas Dalam kenyataan, walaupun dapat diprediksi tingkat demand yang akan terjadi pada tahun bersangkutan serta diketahui besarnya lahan beririgasi yang diperlukan, namun keterbatasan biaya yang dapat disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD seringkali terjadi. Melalui proses komputasi dengan metode regresi dapat diperoleh hasil perhitungan tentang intensitas tanam yang dapat dicapai serta tingkat harga yang akan terjadi. Melalui proses interaksi dengan pemasukan input yang beragam dapat ditentukan tingkatbesarnya pasok supply yang masuk ke pasar, yang berasal dari hasil produksi budidaya. Model memberi keleluasaan dengan beberapa variabel yaitu tingkat permintaan demand dan luas lahan beririgasi yang akan ditambahkan. Model Perubahan Irigasi Terbatas sebagai bagian dari SPK untuk menghitung tingkat harga yang terjadi akibat peningkatan jaringan irigasi yang ditentukan berdasarkan ketersediaan dana pembangunan Pemerintah Daerah Gambar 25.

6.1.2 Sistem Manajemen Basis Data