Pendekatan wilayah secara obyektif

11 3 2 Keberhasilan suatu wilayah menarik industri masuk ke perdesaan merupakan tahap penting yang menentukan keberhasilan perkembangan suatu wilayah, khususnya untuk agroindustri berbasis bahan baku pertanian material-oriented industries North, 1973. 3 Secara rasional investor cenderung untuk memilih lokasi yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal, sehingga pelaku industri hortikultura tertarik pada lokasi di sentra budidaya dengan jaminan ketersediaan pasokan bahan baku.

5.3.2 Pendekatan wilayah secara obyektif

Keterbatasan data menjadi kendala pendekatan fungsional dalam analisis pewilayahan Agroestat. Untuk itu digunakan pendekatan yang obyektif dengan metode Analisis Gravitasi Raymond, 1996, yang didasarkan pada asumsi bahwa kekuatan interaksi antara dua kutub poles ditentukan oleh besarnya massa. Jenis massa yang digunakan dalam menentukan batas pewilayahan ditentukan oleh faktor yang paling dominan dalam pengembangan Agroestat. Sesuai dengan maksud dan tujuan pengembangan Agroestat maka tingkat pemanfaatan air jaringan irigasi dipilih menjadi acuan utama untuk penentuan batas pewilayahan Agroestat, dengan beberapa pertimbangan yaitu: 1 Pertanian merupakan sektor yang paling banyak menggunakan air untuk berproduksi. 2 Jaringan irigasi sangat penting bagi distribusi air dan pengembangan suatu kawasan pertanian. 3 Peningkatan efisiensi penggunaan air dapat memperluas lahan pertanian beririgasi dengan menggunakan jumlah air yang sama. 4 Sistem produksi pola dan jadwal tanam, kegiatan penyuluhan, penyediaan sarana produksi, dan keterkaitan musim tanam sangat dipengaruhi oleh jadwal pengelolaan dan penggunaan air. Kegiatan hilir seperti perdagangan, produksi di industri dan investasi juga mengacu pada jadwal panen yang ditentukan oleh penyediaan air. 11 4 Gambar 12. Struktur Jaringan Irigasi untuk Pertanian. Jaringan irigasi yang ada di wilayah Kabupaten Brebes pada dasarnya terdiri dari tiga aliran Gambar 12. Air yang berasal dari mata air di pegunungan pada suatu titik dibendung dan disimpan dalam suatu waduk buatan. Jumlah waduk buatan di Kabupaten Brebes adalah dua waduk yaitu: Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo 944 hektar dan Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan 125 hektar. Melalui saluran induk atau sungai utama air kemudian dialirkan ke bendung BD dan didistribusikan melalui saluran sekunder dan saluran tersier. Air asal Waduk ini dapat mengairi sawah selama setahun penuh, walaupun pada musim kemarau debitnya menurun. Air yang berasal dari mata air dapat dialirkan langsung ke bendung BD dan didistribusikan melalui saluran sekundertersier. Dengan cara ini air hanya dapat mengairi sawah selama musim hujan. Dalam kasus tertentu air secara alami terbendung dan ditampung dalam Telaga. Kabupaten Brebes hanya memiliki Telaga Renjeng yang mengairi Kali Erang sebagai sungai utama yang dapat mengairi sawah selama setahun penuh. Wilayah cakupan air dari WadukSungai terurai pada Tabel 17 dan Gambar 13. Penggunaan jaringan irigasi sebagai kriteria tunggal dalam pewilayahan Agroestat ternyata tidak memadai karena jaringan irigasi tidak hanya diperuntukkan bagi lahan pertanian hortikultura, tetapi juga untuk tanaman pangan lainnya padi. Oleh karena itu, untuk mempertajam pewilayahan hortikultura bawang merah, maka diperhitungkan pula dua kriteria yang lain, yaitu: 1 Kriteria ketinggian untuk tanaman hortikultura bawang merah yang tumbuh terbaik pada 250 m dpl. Pada suhu yang rendah di dataran tinggi, umbi bawang merah 11 5 kurang baik Rahayu dan Berlian, 2004. Peta ketinggian ini ditampilkan dalam Gambar 14 yang memisahkan Kecamatan sesuai dengan ketinggiannya. Ada tiga kecamatan yang mempunyai ketinggian di atas 250 m dpl sehingga tidak sesuai untuk budidaya bawang merah. 2 Kriteria tingginya curah hujan maksimum 2500 mmtahun, bahwa persyaratan untuk tumbuhnya tanaman hortikultura jenis bawang merah diperlukan kondisi lahan dengan curah hujan 300-2.500 mmtahun. Peta curah hujan ini ditampilkan dalam Gambar 15 yang memisahkan masing-masing kecamatan sesuai dengan tingkat curah hujannya. Berdasarkan peta tersebut, ada lima kecamatan dengan curah hujan di atas 2.500 mmtahun. Dalam analisis pewilayahan dan keterkaitan antar subsistem dalam masing- masing wilayah, maka pewilayahan Agroindustri yang merupakan komponen wilayah Agroestat harus dapat mengakomodasi potensi pewilayahan usahatani. Pewilayahan Agroindustri dilandaskan pada ketersediaan fasilitas berupa pengembangan kawasan agroindustri serta perkembangan industri yang telah ada saat ini, baik pada tingkat industri mikro rumah tangga, kecil, dan menengah. Beberapa lokasi fasilitas yang telah ada serta berpotensi untuk perkembangan Agroindustri tampak Gambar 16adalah sebagai berikut: 1 Industri mikro rumah tangga dan kecil di Kecamatan Brebes, Wanasari, Jatibarang, Bulakamba dan Kersana. 2 Industri berskala sedang merupakan industri acar bawang merah untuk ekspor di Kecamatan Paguyangan. 3 Kawasan industri di desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, untuk industri-industri berskala sedang. Secara keseluruhan dalam menyusun pewilayahan Agroestat perlu adanya beberapa kondisi yang harus diperhatikan, yaitu: 1 Wilayah Kabupaten telah berkembang sebagaimana adanya, bukan daerah baru yang dapat didesain dan ditata dengan bebas. Oleh karena itu perancangannya harus mengakomodasi berbagai keadaan dan fasilitas yang telah ada sebagai kompromi. 11 6 Notasi : = Waduk = Telaga = Bangunan Bendung BD = Saluran sekunder dan distribusi Daerah beririgasi Daerah tidak beririgasi Gambar 13. Peta Daerah Beririgasi di Kabupaten Brebes Kabupaten Banyumas Salem Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Jatibarang Brebes Wanasari Bulakamba Tanjung Losari Kersana Banjarharjo Songgom Larangan Ketanggungan Bantarkawung Tonjong Sirampog Paguyangan Bumiayu Daerah Beririgasi Kabupaten Banyumas Bulakamba Wanasari Tanjung Songgom Larangan Salem Tonjong Bantarkawung Sirampog Bumiayu Paguyangan Brebes Kersana Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Losari Kabupaten Kuningan Pantura Ketanggungan Banjarharjo Jatibarang Waduk Malahayu Telaga Renjeng Waduk Penjalin Jaringan Irigasi L A U T J A W A S A M U D E R A I N D O N E S I A Jawa Tengah Brebes 117 L A U T J A W A S A M U D E R A I N D O N E S I A Jawa Tengah Brebes Kabupaten Banyumas Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Tanjung Losari Bulakamba Wanasari Brebes Jatibarang Kersana Songgom Larangan Ketanggungan Banjarharjo Salem Bantarkawung Tonjong Sirampog Bumiayu Paguyangan Gambar 14. Peta Daerah Ketinggian di Kabupaten Brebes Notasi : Tanah dengan ketinggian 250 M Tanah dengan ketinggian 250 M 11 8 Notasi Curah Hujan mmtahun : 2.000 2.000 - 2.500 2.500 – 3.000 3.000 – 3.500 3.500 2.500 mmtahun 2.500 mmtahun Gambar 15. Peta Curah Hujan di Kabupaten Brebes Kabupaten Banyumas Jatibarang Bulakamba Wanasari Banjarharjo Tanjung Songgom Ketanggungan Larangan Salem Tonjong Bantarkawung Sirampog Paguyangan Brebes Kersana Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Losari Kabupaten Kuningan Pantura Bumiayu Sumber: Bapeda Kabupaten Brebes, 2003 Data Curah Hujan 2003 L A U T J A W A S A M U D E R A I N D O N E S I A Jawa Tengah Brebes Kabupaten Banyumas Salem Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Jatibarang Brebes Wanasari Bulakamba Tanjung Losari Kersana Banjarharjo Songgom Larangan Ketanggungan Bantarkawung Tonjong Paguyangan Bumiayu Daerah dengan Curah Hujan 2.500 mmtahun 119 Notasi : Industri Non Industri Gambar 16. Daerah dengan Potensi Industri Bawang Merah L A U T J A W A S A M U D E R A I N D O N E S I A Jawa Tengah Brebes Kabupaten Banyumas Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Tanjung Losari Bulakamba Wanasari Brebes Jatibarang Kersana Songgom Larangan Ketanggungan Banjarharjo Salem Bantarkawung Tonjong Sirampog Bumiayu Paguyangan 12 0 Tabel 17 Analisis Batas Wilayah Agroestat Cakupan Irigasi No Kecamatan WadukTelaga Sungai Kali Ketinggian 250 m dpl Klimat curah hujan 2.500 mm thn Industri Posisi dan potensi Kesimpulan Wilayah Agroestat 1 Brebes mikrokecil usaha tani + industri 2 Jatibarang mikrokecil usaha tani + industri 3 Songgom usaha tani 4 Wanasari mikrokecil usaha tani + industri 5 Bulakamba kawasan industri usaha tani + industri 6 Tanjung usaha tani + benih 7 Losari mikrokecil usaha tani + industri 8 Kersana mikrokecil usaha tani + industri 9 Banjarharjo waduk usaha tani 10 Ketanggungan usaha tani 11 Larangan usaha tani 12 Tonjong tinggi sumber mata air 13 Sirampog tinggi tinggi daerah perkebunan 14 Paguyangan waduk telaga mata air tinggi tinggi sedang industri 15 Bumiayu mata air tinggi mikrokecil mata air + industri 16 Bantarkawung mata air tinggi sumber mata air 17 Salem tidak ada irigasi teknis tinggi tinggi klimat tidak cocok Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Konservasi Tanah Kab. Brebes dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Brebes 2006 - data diolah 121 Notasi : Agroindustri Usahatani Sumber mata air Gambar 17. Peta Pewilayahan Agroestat L A U T J A W A S A M U D E R A I N D O N E S I A Jawa Tengah Brebes Kabupaten Banyumas Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Tanjung Losari Bulakamba Jatibarang Kersana Songgom Larangan Ketanggungan Banjarharjo Salem Bantarkawung Tonjong Sirampog BATAS WILAYAH AGROESTAT Bumiayu Paguyangan Brebes Wanasari 122 2 Rencana Tata ruang Wilayah RTRW Propinsi dan Kabupaten harus diperhatikan sebagai instrumen yang mengatur keterkaitan pada pengembangan regional dengan wilayah-wilayah sekitar. 3 Satuan Wilayah Ekonomi Usahatani bersifat: a. Terbuka, dalam arti tidak mempunyai batas hak kepemilikan tanah individual, sehingga menggunakan batas wilayah administratif dan dirancang dengan memperhatikan pengaruh dan interaksi dengan daerah sekitar yang berbatasan. b. Berbasis pengembangan wilayah, jadi tidak merupakan enclave. Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka Wilayah Agroestat merupakan penggabungan pewilayahan subsektor usahatani dan Agroindustri sebagaimana tampak dalam Gambar 17 dan Tabel 17 di atas. Kedua subsektor ini dijadikan acuan karena secara fisik dapat dipetakan, sedangkan subsektor agroniaga dan kegiatan pendukung lebih dinamis dan fleksibel sehingga sulit dipetakan secara tegas. Pengembangan Pewilayahan Agroestat dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1 Wilayah Agroindustri: a. Jalur Pantai Utara Pantura di Kecamatan Brebes, Wanasari, Jatibarang, Bulakamba, Kersana, dan Losari didukung fasilitas angkutan laut ke pulau-pulau di luar Jawa melalui Pelabuhan Tegal, serta distribusi regional agroniaga ke Jakarta dan Surabaya melalui jalan Pantura. b. Jalur Selatan di Kecamatan Bumiayu dan Paguyangan, mendukung pengembangan industri di Kota Purwokerto dengan distribusi melalui laut lewat pelabuhan Cilacap atau melalui angkutan darat jalur Selatan. 2 Wilayah Usahatani untuk memberi pasokan bahan baku dengan jumlah, mutu dan harga yang memadai, dikembangkan wilayah usahatani pada 11 Kecamatan di Kabupaten Brebes, yaitu: Brebes, Jatibarang, Songgom, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, Losari, Kersana, Banjarharjo, Ketanggungan, Larangan. Pengembangan wilayah budidaya didukung oleh: a. Wilayah pengembangan benih bermutu yang berada di Tanjung. b. Wilayah waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo, serta wilayah waduk Penjalin dan Telaga Renjeng di Kecamatan Paguyangan. 123 c. Wilayah sumber mata air yang potensial untuk pengairan sepanjang tahun, di empat Kecamatan, yaitu: Tonjong, Bantarkawung, Bumiayu, dan Paguyangan. 3 Satuan Wilayah Ekonomi Usahatani dikembangkan di seluruh wilayah administrasi otonom Kabupaten Brebes, kecuali dua Kecamatan yang tidak dicakup, yaitu: a. Kecamatan Sirampog yang memiliki klimat yang tidak cocok untuk hortikultura, dan secara historis sampai saat ini masih berfungsi sebagai daerah perkebunan. b. Kecamatan Salem yang secara klimat dan curah hujan yang tidak cocok untuk hortikultura, karena itu lebih berkonsentrasi pada non-hortikultura padi.

5.4 Agroniaga Komoditi Unggulan dalam Agroestat