Strategi Internal Strategi Eksternal

91 lembaga ini sangat kurang. 6 Sumberdaya manusia: a. Kualitas sumberdaya manusia yang belum mampu mendukung kegiatan agroindustri, sehingga petani tidak mudah menerima teknologi inovatif yang menguntungkan. Pola tanam anjuran seringkali diabaikan oleh petani. b. Kultur masyarakat kurang mendukung adanya agroindustri. Budaya pertanian memberikan ciri sosial kemasyarakatan yang kurang agresif dalam menanggapi pembangunan dan kemajuan. Masyarakat cenderung bersikap konvensional lambat. Budaya hari pasaran di beberapa wilayah menghambat pada aktivitas produksi yang menunggu hari pasaran. 7 Globalisasi: a. Era pasar bebas globalisasi mengakibatkan produk-produk agroindustri impor membanjiri pasar domestik. Terbatasnya informasi pertanian memperlemah posisi produk lokal dalam pasar regional. b. Arus globalisasi telah menempatkan produk-produk pertanian pada posisi persaingan internasional yang semakin terbuka. c. Penetapan standar kualitas competitive advantage usaha pertanian dari negara pengimpor hasil pertanian yang sangat tinggi tidak mudah untuk dipenuhi oleh eksportir dari negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia.

4.5 Formulasi Alternatif Strategi Dasar

Dengan berpedoman pada Analisa Potensi dan Permasalahan Pengembangan tersebut di atas, maka dengan bantuan pakar disusun formulasi alternatif strategi dasar sebagai berikut:

4.5.1 Strategi Internal

1 Menyediakan prasarana irigasi untuk peningkatan hasil budidaya dari potensi pertanian melalui perluasan areal tanam, pemulihan produksi sumberdaya alam dan prasarana pertanian, dengan jenis tanah yang cocok untuk tanaman hortikultura dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungannya. 2 Mengadakan pengendalian harga jual yang stabil di tingkat yang tinggi, dengan 92 mengatur tingkat supply di pasar bebas melalui fungsi gudang buffer stock. 3 Mengadakan lembaga pendidikan formal berbasis keilmuan dan pelatihan informal berbasis pengetahuan praktis melalui kelompok-kelompok tani. 4 Membina kelembagaan kelompok tani dan KUD pada subsistem budidaya bawang merah maupun industri mikro, kecil dan menengah. 5 Mengupayakan kesempatan kerja bagi masyarakat terutama dengan meningkatkan kegiatan di sektor industri produk hortikultura yang padat karya. 6 Melaksanakan pengaturan yang konstruktif terhadap simpul peran tengkulak atau pedagang perantara yang sangat dominan dalam perniagaan produk hortikultura.

4.5.2 Strategi Eksternal

1 Melaksanakan pengembangan manajemen pembangunan pertanian lintas sektoral dan lintas KabupatenKota dalam bentuk kawasan pertanian terpadu yang mandiri dan mampu memperluas spektrum pembangunan pertanian. 2 Meningkatkan posisi tawar petani budidaya hortikultura melalui kemandirian sehingga tidak tergantung berhutang kepada tengkulak. Dengan demikian mekanisme pasar berjalan sempurna. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan Lembaga Keuangan Mikro LKM yang dapat membantu petani dengan memberikan pinjaman dengan tatacara yang sederhana dan tanpa agunan. 3 Mengembangkan dan menarik investor untuk meningkatkan kehadiran industri di wilayah budidaya sehingga nilai tambah maksimal dapat dirasakan masyarakat dan dapat dikembangkan alternatif produk agroindustri yang mampu menyerap hasil budidaya, yaitu: a. lokal, dengan merangsang usaha mikrokecil di tingkat rumah tangga, sehingga petani tidak menjual bahan baku mentah tetapi berupa olahan dan bahan makanan konsumsi. b. eksternal, melakukan terobosan-terobosan guna menarik investor agar mau menanamkan modalnya di bidang industri pengolahan. 4 Membentuk Kantor Pemasaran Bersama KPB dan pelaksanaan pasar lelang di sentra-sentra produksi komoditi hortikultura yang menghubungkan petani produsen dengan pasar pembeli secara langsung dan berjadwal. 93 5 Menciptakan Pusat Informasi lewat media elektronik di setiap kecamatan KUD, sehingga terselenggara pertukaran informasi antara pembeli dengan para petani secara cepat, serta menghilangkan jarak antar pelaku ekonomi dan proses pembelian dapat dilangsungkan melalui jaringan elektronika. Jaringan Pusat Informasi akan mampu mengalihkan keuntungan yang dinikmati pedagangtengkulak kepada petani.

4.6 Analisis Strategi Dasar