Tata guna lahan pertanian hortikultura Tata Guna Lahan Industri dengan Bahan Baku Hasil Pertanian

132

5.6 Tata Guna Lahan

Tata guna lahan merupakan instrumen formal dalam penataan ruang suatu wilayah administrasi, hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang menjadi patokan pengaturan perijinan penggunaan tanah di wilayah tersebut. Tata guna lahan disusun berdasarkan pertimbangan yang komprehensif, menyangkut banyak kepentingan, tetapi tetap menggambarkan arah pengembangan yang ingin dicapai sesuai Rencana Strategis Renstra dari wilayah tersebut. Pewilayahan Agroestat Hortikultura merupakan bagian penting dan harus memenuhi persyaratan tata guna lahan dan tata ruang wilayah Kabupaten Brebes. Ciri-ciri penggunaan tanah di wilayah perdesaan di Kabupaten Brebes adalah untuk perkampungan dalam rangka kegiatan sosial, serta untuk pertanian dan industri dalam rangka kegiatan ekonomi. Dengan demikian kampung di perdesaan di wilayah pertanian merupakan tempat kediaman dormitory settlement dan penduduk umumnya bekerja di luar kampung. Di pulau Jawa pada umumnya, perkampunganpemukiman sederhana traditional di daerah perdesaan berbentuk pemukiman memusat, yakni rumah-rumahnya mengelompok agglomerated rural settlement, yang merupakan beberapa dukuhdusun hamlet yang terdiri kurang dari 40 rumah dan beberapa kampung village yang terdiri lebih dari 40 rumah yang masing-masing kampung dihubungkan oleh jalan desa. Jenis tata guna lahan yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi dua pemanfaatan lahan, yaitu lahan pertanian khususnya hortikultura, dan industri pengolahan yang menggunakan bahan baku hortikultura. Penilaian tata guna lahan terutama didasarkan pada data angka-angka yang ada di Kabupaten Brebes, termasuk fasilitas-fasilitas besar yang telah ada. Hal ini sebagai bagian dari kompromi yang harus dilakukan untuk mendapatkan keterpaduan yang lebih realistis. Penyesuaian atas faktor obyektif ini diperlukan agar pengembangan Agroestat dapat dijalankan tanpa mengorbankan fasilitas perekonomian dan sosial yang telah ada.

5.6.1 Tata guna lahan pertanian hortikultura

Untuk menentukan lahan pertanian hortikultura dalam analisis tata guna lahan digunakan beberapa parameter. Parameter utama adalah jenis tanah dan klimat 133 ketinggian. Selain itu ada tiga faktor yang harus pula dipertimbangkan dari segi sumberdaya setempat untuk penilaian, sebagaimana tampak dalam Tabel 20, yaitu: 1 Prosentasi fasilitas irigasi dari total lahan sawah yang ada. 2 Jumlah petani dalam prosentasi populasi petani dari total penduduk. 3 Tingkat produksi tanaman hortikultura saat ini yang menggambarkan kecocokan jenis tanah, klimat, teknik penanaman dan ketrampilan petani.

5.6.2 Tata Guna Lahan Industri dengan Bahan Baku Hasil Pertanian

Hortikultura Sebagaimana halnya dengan pertanian, tata guna lahan perindustrian yang dimaksudkan disini terbatas dari sudut pandang pemakaian bahan baku komoditi hortikultura yang mencakup juga banyak usaha mikrokecil. Untuk menentukannya digunakan beberapa parameter, yaitu Tabel 20: 1 Kepadatan penduduk sebagai sumber tenaga kerja industri. 2 Tingkat pendidikan yang menggambarkan mutu dari tenaga kerja tersedia. 3 Jarak dari ibukota kabupaten sebagai pusat perdagangan. Dari uraian sebagaimana tampak dalam Tabel 20 dan Tabel 21, maka dapat diperbandingkan antara tata ruang menurut kepentingan pewilayahan Agroestat sebagaimana telah dibahas pada Bab 5.3 terdahulu terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Brebes. Bilamana ternyata pengaturan tata guna lahan untuk hortikultura tidak dapat dipenuhi oleh RTRW Kabupaten Brebes, maka studi dan proposal, dengan data pertimbangan yang lengkap harus diajukan kembali kepada pihak Pemerintah Kabupaten serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Tampak dari Tabel 20 bahwa konsep pewilayahan Agroestat telah dapat dipenuhidiakomodasi oleh RTRW Kabupaten Brebes dan telah digambarkan dengan lebih jelas pada Gambar 19. 13 4 Tabel 20 Analisa Tata Guna Lahan dalam Sistem Agroestat 1 saw ah Produksi Urutan penduduk Jarak ke Urutan Irigasi Petani per Ha Prioritas per km2 SLTA Ibukota Kab prioritas Brebes 11 10 3 24 2 15 17 17 49 1 Jatibarang 8 11 4 23 3 17 14 14 45 2 Songgom 6 1 5 12 11 12 15 13 40 5 Wanasari 5 8 2 15 8 14 12 16 42 4 Bulukamba 10 2 1 13 10 13 16 15 44 3 Tanjung 1 7 8 16 7 9 6 12 27 9 Losari 9 9 10 28 1 11 10 10 31 7 Kersana 7 3 6 16 6 16 7 9 32 6 Banjarharjo 3 6 11 20 4 3 2 7 12 15 Ketanggungan 2 5 7 14 9 7 5 11 23 10 Larangan 4 4 9 17 5 4 1 8 13 14 Tonjong 5 11 6 22 11 Sirampog 8 8 3 19 12 Paguyangan 6 9 4 19 13 Bumiayu 10 13 5 28 8 Bantarkaw ung 2 3 2 7 16 Salem 1 4 1 6 17 Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Industri Total Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Klimat tidak cocok untuk baw ang merah Kecamatan Pertanian Total Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Konservasi Tanah Kab. Brebes, Badan Pusat Statistik Kab. Brebes 2006 - data diolah 13 5 Tabel 21 Analisa Tata Guna Lahan dalam Sistem Agroestat 2 Faktor khusus Kecamatan Prioritas Pertanian Prioritas Industri Prasarana Gudang Peruntukan usulan bawang merah Peruntukan saat ini Brebes 2 1 1 satu pertanian industri industri Jatibarang 3 2 pasar 1 satu pertanian industri industri Songgom 11 5 1 satu pertanian pertanian Wanasari 8 4 2 dua pertanian industri pertanian industri Bulukamba 10 3 1 satu pertanian industri pertanian industri Tanjung 7 9 sentra benih 1 satu pertanian industri pertanian industri Losari 1 7 pertanian industri pertanian industri Kersana 6 6 pertanian industri pertanian Banjarharjo 4 15 pertanian pertanian Ketanggungan 9 10 1 satu pertanian pertanian industri Larangan 5 14 2 dua pertanian pertanian Tonjong 11 pertanian Sirampog 12 1 satu perkebunan Paguyangan 13 industri ekspor industri pertanian industri Bumiayu 8 industri pertanian industri Bantarkawung 16 1 satu pertanian Salem 17 pertanian industri Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Konservasi Tanah Kab. Brebes 2006 - data diolah 13 6 Pertanian Industri Sumber Mata Air Perkebunan Gambar 19. Perbedaan Tata Guna Lahan versi Agroestat dengan RTRW Kabupaten Kabupaten Banyumas Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Kuningan Kabupaten Cilacap Pantura Tanjung Losari Bulakamba Jatibarang Kersana Songgom Larangan Ketanggungan Banjarharjo Salem Bantarkawung Tonjong Sirampog Paguyangan Wanasari Brebes Bumiayu Kabupaten Banyumas Laut Jawa Kota Tegal Kabupaten Cirebon Kabupaten Tegal Kabupaten Cilacap Kabupaten Kuningan Pantura Jatibarang Kersana Songgom Larangan Banjarharjo Bantarkawung Tonjong Sirampog Paguyangan Brebes Bumiayu Salem Ketanggungan Wanasari Bulakamba Tanjung Losari RTRW Kabupaten Tata Guna Lahan Bawang Merah 137

5.7 Organisasi Pengelolaan Kawasan