55
2.4.2 Teknik
Benchmarking
Menurut Camp 1989 di dalam Watson 1993, benchmarking adalah suatu proses positif dan proaktif yang dipakai suatu perusahaan untuk mengkaji bagaimana
perusahaan lain menjalankan fungsi tertentu, guna mengembangkan cara perusahaan itu dalam menjalankan fungsi yang sama atau serupa. Salah satu fungsi pokok dari
benchmarking adalah menyediakan informasi seberapa jauh kedepan atau ketertinggalan
suatu individu bisnis dibandingkan pesaingnya. Teknik benchmarking terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1 Perencanaan benchmarking. 2 Pengumpulan data dan analisis benchmarking.
3 Implementasi benchmarking. Focus sentral dalam perencanaan benchmarking adalah menentukan panduan topik
dan mitra benchmarking. Kriteria untuk menentukan panduan topik benchmarking adalah hal-hal yang berimplikasi terhadap biaya, produksi, kualitas dan waktu serta
menyangkut seberapa besar kontribusi faktor kunci keberhasilan terhadap suatu organisasi. Mitra yang dapat dipilih adalah benchmarking internal, functionalgeneric
atau competitive. Dalam tahapan pengumpulan data dan analisis benchmarking, kegiatan yang dilakukan adalah:
1 Mengumpulkan dan menentukan faktor kunci keberhasilan. Beberapa faktor kunci keberhasilan dalam suatu usaha ditentukan oleh sumberdaya fisik, keuangan,
prestasi kinerja keuangan , produksi, dan koefisien agregat efisiensi. 2 Membandingkan data internal usaha dengan kinerja yang unggul di usaha sejenis
best practice, sehingga dapat ditentukan kesenjangan kinerja, baik yang menyangkut kekuatan maupun kelemahannya.
3 Metode pengumpulan data yang dipakai akan sangat bergantung kepada kualitas, kuantitas dan tingkat akurasinya.
2.4.3 Metode Penilaian Kelayakan Usaha
Kelayakan dari usahatani, agroindustri, dan agroniaga, seperti halnya usaha-usaha lainnya, harus dinilai dari sisi analisis keuangan dan ekonomi yang memperbandingkan
56 investasi dan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat atau nilai-tambah value added
yang ditimbulkan. Biaya dan manfaat diidentifikasikan, diperbandingkan dan kemudian keduanya harus dinilai. Analisis keuangan dan ekonomi menggunakan asumsi bahwa
harga merupakan gambaran nilai value Gittinger, 1986. Penilaian hasil usaha petani biasanya dilakukan secara sederhana sehingga dapat
dimengerti oleh petani, oleh karena itu Perhitungan LabaRugi dilaksanakan dengan metode cash-basis, artinya penerimaan cash in diperlakukan sebagai pendapatan
sales, demikian pula pengeluaran cash out diperlakukan sebagai biaya cost. Metode ini tidak sempurna namun mampu memberikan gambaran tentang usaha petani.
Analisis penilaian tingkat laba usaha dilakukan dengan perhitungan:
Analisis kelayakan proyek pada dasarnya terdiri dari : 1. Analisis Rasio Finansial.
2. Analisis Waktu Pengembalian dan Titik Impas. 3. Net Present Value NPV.
Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan usaha, antara lain dengan melihat nilai Net Present Value NPV, yang diperoleh dengan jalan mendiskontokan
selisih jumlah kas yang masuk ke dalam dana proyek dan kas yang keluar dari dana proyek tiap-tiap tahun, dengan satu faktor persentasi diskonto discount factor yang
telah ditentukan sebelumnya. Tingkat diskonto untuk menghitung nilai kini present value dari selisih aliran kas
yang masuk dan keluar dari dana proyek, dapat diperoleh dengan melihat tingkat suku bunga pinjaman jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan menggunakan
tingkat bunga pinjaman yang harus dibayar oleh pemilik proyek. Jangka waktu pendiskontoan harus sama dengan umur proyek. proyek. Jumlah NPV proyek yang
direncanakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
+ +
+ +
= r
1 NCF
.......... r
1 NCF
NCF NPV
n n
1 1
100 x
Penjualan Biaya
Penjualan Usaha
Laba −
=
57 dimana:
NCF = Net Cash Flow yang bersangkutan pada tahun bersangkutan. r
= tingkat bunga yang dipergunakan n
= tahun ke 0, 1, 2, 3, ….. n Apabila dalam perhitungan NPV diperoleh hasil yang positif, maka proyek yang
bersangkutan dapat diharapkan akan menghasilkan keuntungan di atas tingkat bunga yang ditentukan, sehingga proyek layak untuk diteruskan. Di lain pihak jika NPV = 0,
hal ini berarti laba yang diharapkan dari proyek sebesar tingkat diskonto dimana rencana proyek masih dapat dilanjutkan. Rencana investasi seyogyanya dibatalkan bila
diperoleh NPV yang negatif.
1 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR adalah nilai tingkat bunga discount rate yang
membuat nilai NPV Net Present Value = 0. Rumus yang digunakan adalah :
dimana : Bt - Ct = Net Cash Flow, selisih antara arus kas masuk dan keluar pada tahun-t
PV
1
= NPV negatif pada tingkat bunga i
1
PV
2
= NPV positif pada tingkat bunga i
2
Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku IRR i, maka suatu usahaproyek dinyatakan layak, dan sebaliknya jika IRR i, maka usahaproyek ditolak.
2 Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net Benefit Cost Ratio Net BC adalah pembandingan antara Present Value total
dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bersifat positif terhadap PV total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana B
t
-C
t
bersifat negatif. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net BC adalah :
[ ]
[ ]
∑ ∑
= =
+ =
n 1
t t
t n
1 t
t t
t
Ct -
Bt untuk
i 1
C -
B Ct
- Bt
untuk i
- 1
C -
B C
B Net
∑
=
= +
n 1
t t
IRR 1
Ct -
Bt
58 Jika Net BC 1 maka proyek dinyatakan layak, jika Net BC = 1, maka proyek
mencapai titik impas dan jika Net BC 1 maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dikembangkan.
3 Pay Back Period PBP
Pay Back Period PBP digunakan guna menunjukkan waktu sebuah gagasan
usaha dapat mengembalikan seluruh modal yang ditanamkan. Pengembalian dilakukan dengan pembayaran laba bersih ditambah penyusutan. Rumus yang digunakan guna
menghitung PBP adalah :
4 Break Even Point BEP
Break Even Point titik Pulang Pokok menunjukkan tingkat penjualan perusahaan
yang tidak menghasilkan untung maupun menimbulkan kerugian. Rumus yang digunakan adalah:
Melalui beberapa analisis tersebut di atas, kemudian dapat dinilai dan disimpulkan kelayakan usaha komersial dari keseluruhan konsep yang telah dirancang bangun.
2.5 Konsep Rantai-nilai Value Chain