Pengembangan Daerah Irigasi DI

142 sosialisasi tentang kesadaran lingkungan environmental concern adalah: 1 Perencanaan yang melibatkan pimpinan dan tokoh-tokoh formal dan informal yang bersedia untuk memimpin gerakan sosialisasi kelestarian lingkungan, sekaligus menjadi tokoh panutan bagi masyarakat luas khususnya petani. 2 Penetapan visi dan strategi spesifik daerah dalam rangka pelestarian lingkungan, yang disusun secara bersama oleh Pemerintah Daerah dan organisasilembaga masyarakat lokal, terutama untuk menampung aspirasi, kebiasaan, budaya lokal, serta menumbuhkan rasa memiliki. 3 Kelembagaan yang jelas sebagai pelaksana program desiminasi dan sosialisasi, sekaligus sebagai embrio dari perencana dan pengelola yang akan memonitor terlaksananya langkah-langkah nyata pemeliharaan kelestarian lingkungan. 4 Implementasi program diawali dengan langkah sosialisasi dengan batas waktu yang jelas dari tahapan pelaksanaan yang disertai ketentuan, peraturan, dan perijinan. Subsektor dalam sistem Agroestat yang mempunyai potensi menimbulkan gangguan pada kelestarian lingkungan, adalah: 1 Usahatani, terutama dalam pelaksanaan pengembangan Daerah Irigasi DI. 2 Agroindustri, sesuai dengan jenis industri yang beroperasi di dalam kawasan yang memang dirancang untuk itu.

5.8.1 Pengembangan Daerah Irigasi DI

Pengembangan daerah irigasi yang berkesinambungan memerlukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL, yang terdiri dari Andal Analisa Dampak Lingkungan, RKL Rencana Kelola Lingkungan, dan RPL Rencana Pengawasan Lingkungan sebagaimana diatur dalam ketentuan Undang-undang Lingkungan Hidup. Lingkup dampak yang harus dicakup meliputi antara lain: 1 Pengaruh terhadap vegetasi dan biota air tawar akibat perubahan pola aliran air permukaan. 2 Pengaruh geologi daerah bangunan air dan saluran induk. 3 Perubahan status kepemilikan tanah akibat adanya proyek. 143 4 Pengaruh terhadap kemungkinan adanya pengambilan pasir dan batu di sungai dan saluran irigasi primer, sekunder, dan saluran pembuang. 5 Dampak-dampak lain akibat adanya perubahan tata guna lahan. Penyusunan Amdal dilakukan dalam batas ekologis daerah mencakup ekosistem daerah aliran sungai DAS, waduk, bangunan air bendung, serta jaringan irigasi sampai ke lokasi pengambilan dan jalur pengangkutan bahan bangunan material yang dibutuhkan. Studi diawali dengan penentuan: 1 Rona Lingkungan Awal sesuai Rencana Umum Tata Ruang Wilayah RUTRW Kabupaten, penggunaan lahan, dan keberadaan flora dan fauna yang dilindungi. 2 Data Teknis yang dibutuhkan dalam perencanaan jaringan irigasi yang mencakup kondisi yang ada dan kondisi rencana dalam cakupan lahan yang dikehendaki. Perhitungan utama dilandaskan pada perhitungan debit air permukaan yang tersedia dan dapat disalurkan melalui distribusi berdasarkan gravitasi aliran air. Saluran mencakup saluran pembawa dan pembuang, meliputi saluran induk, primer dan sekunder. Studi kegiatan pengembangan daerah irigasi yang dilandaskan pada rona lingkungan awal dan data teknis di atas, selanjutnya dapat dilanjutkan dengan studi tentang tahap Pra Konstruksi, Konstruksi, dan Pasca Konstruksi, meliputi kegiatan operasionalisasi bangunan air dan jaringan irigasi, serta pemeliharaan dan pembagian air. Lingkup terinci untuk setiap tahapan dapat dilihat pada Lampiran 3. Upaya pemeliharaan kualitas lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari kebijakan penataan ruang Kabupaten Brebes. Dalam tahap perencanaan tata ruang, tempat dan organisasi pabrik-pabrik direncanakan secara tepat dalam tatanan lay out infrastruktur yang baik. Peresapan air dalam tubuh tanah harus dijaga sehingga air hujan akan mengalir masuk ke sungai dan air resapan run-in dan air limpasan run-off di permukaan tanah berkurang. Dalam menjaga kelestarian lingkungan pada operasional jaringan irigasi perlu dikendalikan penggunaan pupuk buatan fertilizer dan obat penumpas hama pesticide atau insecticide yang akan mencemari tubuh tanah bila digunakan melebihi ketentuan pemakaian yang ditentukan. 144

5.8.2 Industri bawang merah yang berkesinambungan