86 9 Masyarakat lokal tidak tersingkir.
10 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD.
Pendapatan petani 0.153
Kesinambungan bahan baku 0.071
Kesempatan kerja 0.062
Jaminan pemasaran 0.126
Harga jual produk 0.135
Kemakmuran 0.013
Masyarakat lokal 0.043
Harga produk layak 0.051
Keamanan berusaha 0.056
Laba usaha merata 0.061
Resiko gagal rendah 0.036
Proses sederhana 0.032
Perkembangan usaha 0.033
Budaya daerah 0.023
Kesejahteraan 0.029
Pertumbuhan 0.014
Kemitraan 0.015
SDM asli daearh 0.010
Tujuan
Petani 0.483
Investor 0.272
Masyarakat 0.157
Pemda 0.088
Aktor
Tujuan Sistem
Agroestat 1.000
Fokus
Peningkatan PAD 0.037
Pendapatan petani 0.153
Harga jual produk 0.135
Jaminan pemasaran 0.126
Kesinambungan bahan baku 0.071
Laba usaha merata 0.061
Harga produk layak 0.051
Keamanan berusaha 0.056
Kesempatan kerja 0.062
Masyarakat lokal 0.043
Peningkatan PAD 0.037
Kriteria terbaik
Gambar 7 : Hierarki Faktor Penentu Keberhasilan
4.3 Analisis Komoditi Unggulan
Pengkajian ini dimaksudkan untuk menganalisis struktur dan hierarki kelayakan komoditi hortikultura unggulan dalam kerangka Agroestat, dengan
mempertimbangkan dan memperhatikan aspek-aspek pengaruh sosial dan penerimaan acceptance
lingkungan, dengan memperhatikan sudut pandang para pelaku yang terlibat secara langsung.
Berdasarkan hasil sintesa informasi yang diperoleh dari para pakar nara sumber, kriteria yang penting dalam pemilihan komoditi unggulan hasil dari analisis faktor
penentu keberhasilan adalah sebagai berikut : 1. Komoditi yang dipilih adalah komoditi yang paling besar kemungkinannya untuk
menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, baik diperoleh dari metoda
87 kemitraan dalam bentuk Agroestat maupun potensi peningkatan nilai tambah dari
produk yang diolah pasca panen. 2. Pilihan komoditi unggulan akan secara timbal balik diikutidipatuhi oleh petani
bilamana terjamin harga jual yang stabil dan cukup memuaskan maupun pemasaran dari produk.
3. Industri pengolahan produk pasca panen oleh para investorpengusaha akan mendapatkan insentif untuk melakukan proses terpadu dengan proses budidaya
pertanian bilamana ada jaminan keamanan, kelancaran penyediaan bahan baku dan tingkat keuntungan.
4. Harapan dan kepentingan dari masyarakat sekitar lokasi terutama adalah ketersediaan kesempatan kerja, sehingga komoditi unggulan yang dipilih harus
mampu memberikan peluang keikut-sertaan masyarakat dalam proses pengolahan. Secara lebih spesifik, masyarakat lokal ikut berpartisipasi aktif atau tidak
tersingkirkan oleh tenaga kerja pendatang. 5. Bagi pemerintah daerah pemda, pemilihan komoditi unggulan ditinjau dari sisi
potensinya untuk menghasilkan pendapatan asli daerah PAD yang dapat dipakai untuk meningkatkan kemakmuran dan kemajuan daerah itu secara keseluruhan.
Berdasarkan kriteria di atas, pemilihan komoditi unggulan daerah dalam Agroestat dengan menggunakan teknik PHA disajikan pada Gambar 8, dimana komoditi
hortikultura daerah Kabupaten Brebes yang paling layak adalah bawang merah dengan skor 0.412.
4.4 Potensi dan Permasalahan Pengembangan