181 daerah penelitian Agroestat menghasilkan komoditi hortikultura unggulan
Kabupaten Brebes yang paling layak adalah bawang merah. 3 Sintesa posisi tawar elemen-elemen stakeholders, khususnya petani, menunjukkan
bahwa kesetaraan mutlak diperlukan agar mekanisme pasar berjalan sempurna alami, adil, dan langgeng. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan penghasilan
dan penyediaan pinjaman petani dengan tatacara yang sederhana dan tanpa agunan, sehingga petani tidak memiliki ketergantungan finansial berhutang kepada pelaku
lainnya, terutama tengkulak. 4 Peranan Pemerintah mencakup tiga segmen dalam kerangka otonomi daerah, yaitu
sebagai i regulator, dengan menyiapkan peraturan daerah untuk menunjang
operasionalisasi Agroestat, pengaturan tata ruang, dan tata-laksana untuk mencegah terjadinya tindakan monopoli dan oligopoli yang merugikan pelaku ekonomi kecil;
ii koordinator, dengan ikut-serta dalam unit kerja atau lembaga yang berfungsi sebagai Pengelola; dan iii fasilitator, menyediakan subsidi tidak langsung berupa
fasilitas infrastruktur pertanian, dan dukungan sumber dana untuk penyediaan kredit pinjaman lunak untuk petani.
5 Aplikasi Soft System Methodology SSM dengan paradigma System Thinking merupakan pendekatan yang tepat untuk merekayasa Agroestat. Metode ini dapat
mensinergikan pengembangan wilayah yang kompleks dalam upaya untuk memperoleh manfaat dari adanya saling ketergantungan dan keterkaitan multi-
dimensi sosial, budaya, ekonomi antar-sektor pertanian, industri, dan perdagangan secara holistik. Aplikasi Soft System Methodology telah menghasilkan
Model Konseptual Agroestat soft system dan Sistem Penunjang Keputusan hard system
secara efektif.
7.1.2 Deskripsi Konsep pengembangan wilayah
Agroestat dirancang dengan pola tujuan tunggal single objective development planning
, bersifat fungsional, dan fokus pada masalah pokok kesinambungan pasokan bahan baku untuk mendukung pengembangan agroindustri. Keberhasilan dan
kelanggengan Agroestat ditentukan oleh peran aktif para pelaku, serta dukungan tidak
182 langsung dari Pemerintah dalam bentuk tataruang dan tata guna lahan, serta peningkatan
infrastruktur.
Metodologi
Pola Agroestat direkayasa dengan pendekatan Soft System Methodology dengan paradigma System Thinking. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan utama,
yaitu: Analisis Situasional untuk identifikasi potensi, permasalahan dan strategi yang akan menghasilkan model konseptual dari pola Agroestat, dan Rekayasa Sistem
Penunjang Keputusan SPK Agroestat. Proses pengumpulan data untuk menunjang penelitian dilakukan dengan pendekatan non probability sampling.
Rancang bangun Agroestat
Perekayasaan agroestat dilakukan dalam keterpaduan Satuan Wilayah Ekonomi, yang terdiri dari Usahatani, Agroindustri, dan Agroniaga dengan pertimbangan
lingkungan ekonomi pasar bebas yang berkeadilan serta tatanan otonomi daerah. Konsentrasi Agroestat terletak di Satuan Wilayah Ekonomi Usahatani sebagai simpul
utama central node untuk menyediakan bahan baku bagi Agroindustri dalam jumlah, mutu, harga, dan waktu yang berkesinambungan.
Struktur Agroestat terdiri dari lima elemen operasional, yaitu: Pewilayahan, Infrastruktur, Bisnis, Pembiayaan, dan Manajemen. Masing-masing aspek mempunyai
peran yang penting, namun tidak dapat berdiri sendiri tetapi secara bersama-sama akan mewujudkan Agroestat yang terpadu dan utuh.
a. Aspek Pewilayahan, yaitu cakupan wilayah perencanaan planning region Agroestat, ditentukan secara obyektif, atas dasar sumber dan sebaran distribusi air
irigasi infrastruktur, jenis tanah, klimat, curah hujan, dan faktor kondisi yang telah ada, sehingga didapat wilayah pengembangan yang tertentu, teratur, dan terukur.
b. Aspek Infrastruktur, yaitu penyediaan dan pengelolaan jaringan infrastruktur sesuai kebutuhan dalam Agroestat. Penetapan infrastruktur yang menjadi faktor dan
kepentingan dilakukan secara bersama sehingga menjadi daya tarik untuk menggabungkan diri dalam dan mendukung keberadaan kawasan pertanian. Dalam
kenyataannya dukungan sumberdaya air SDA, terutama daya dukung prasarana jaringan irigasi masih menjadi kebutuhan utama pertanian.
183 c. Aspek Bisnis, perekayasaan tatanan bisnis antar pelaku agribisnis mengacu pada
mekanisme pasar bebas yang berkeadilan fair free trade. Melalui cara ini distribusi nilai tambah dapat berlangsung secara adil fair, alami, dan menguntungkan semua
pihak yang terlibat. d. Aspek Pembiayaan, yaitu alternatif penyediaan modal dan pinjaman untuk investasi
dan modal kerja usaha pertanian, dari sektor hulu sampai hilir, terutama bagi petani yang merupakan pelaku yang paling besar perannya tetapi posisi tawarnya sangat
rendah. Pembiayaan dibutuhkan untuk produsen primer usahatani, usaha yang ada di hulu pembenihan, penyediaan obat-obatanpupuk, dan peralatan pertanian dan
di hilir distribusi produksi primer, sekunder dan tersier. e. Aspek Manajemen, yaitu pengelolaan kawasan pertanian oleh unit kerja atau
lembaga institusi khusus untuk operasionalisasi kawasan secara independen, otonom dan komersial. Pengelola selalu melakukan antisipasi tentang kondisi dan
dinamika eksternal dengan dukungan Sistem Penunjang Keputusan SPK
Agroestat
hk
untuk pengambilan keputusan yang sistematis, cepat dan tepat.
7.2 Proses Validasi