77
4. RANCANG BANGUN SISTEM
Sistem pengembangan kawasan pertanian terpadu direkayasa untuk merumuskan kebijakan dan strategi dasar pola pengembangan dengan mempertimbangkan
kebutuhan, situasi yang ada given factors serta aspek potensi sumberdaya lokal.
Faktor penentu keberhasilan
Tata Ruang Lembaga
Penunjang Kemitraan
Analisa situasional
Peta Agribisnis
Daftar Kebutuhan
Rekayasa Pola Agroestat
Strategi internal
Analisis Strategi Dasar
Selesai Mulai
Rekayasa SPK Agroestat
Analisis Financial Metoda Regresi
Potensi dan permasalahan
Formulasi Alternatif Strategi Dasar
Strategi eksternal
Pendapat pakar
Teknik MPE Teknik PHA
Studi Lapangan
Analisis Produk Unggulan
Teknik PHA
Pendapar Pakar Benchmarking
Gambar 6 : Diagram Rancang Bangun Sistem Pengembangan.
4.1 Analisis Situasional
4.1.1 Tata Ruang
Pada hakekatnya, lingkup tata ruang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi RTRWP, dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWK. RTRWN menekankan pada aspek
78 perekonomian nasional dan menetapkan kawasan andalan di Propinsi disertai sektor
unggulan yang potensial di kawasan itu, dalam fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW dan Pusat Kegiatan Lokal PKL. Dari arahan kebijakan tersebut ditetapkan
kawasan-kawasan strategis di propinsi. RTRWP menekankan pada aspek perekonomian dan fisik, sedangkan RTRWK
sebagai perencanaan lokal menekankan pada perencanaan fisik. Arah kebijakan Pemerintah Daerah tertuang pada kedua rancangan ini.
Sebagai antisipasi dari globalisasi ekonomi, pembangunan desa-desa sentra budidaya pertanian harus diupayakan untuk menentukan dan mengembangkan komoditi
unggulan sebagai spesialisasi setiap wilayah. Terjadinya perubahan spesialisasi komoditi unggulan suatu wilayah akan menyebabkan perubahan arus perdagangan
antar daerah. Oleh karena itu, tata ruang dan tata guna tanah secara nasional harus senantiasa diperbaharui dan mengikuti pola dan perubahan spesialisasi wilayah.
Sektor pertanian merupakan pengguna air yang terbesar pada beberapa negara Organization for Economic Co-operation and Development
OECD Journeaux, 2003. Hal itu menunjukkan bahwa pengembangan kawasan pertanian terpadu membutuhkan:
1 Dukungan sumberdaya air SDA, karena dalam proses produksi semua jenis komoditi pangan pertanian memerlukan air dalam jumlah dan mutu yang cukup.
Dalam kenyataannya, jaringan irigasi yang tersedia masih jauh dari kebutuhan para petani, terutama di musim kemarau, dan daya dukung prasarana jaringan irigasi
masih belum seimbang dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya. 2 Sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan komoditi
unggulan pertanian yang dapat atau telah mempunyai pasar, serta memiliki berbagai sarana dan prasarana yang dapat mendukung pengembangan usaha agribisnis.
4.1.2 Peta Agribisnis