137
5.7 Organisasi Pengelolaan Kawasan
Konsep kawasan pertanian, seperti halnya dengan kawasan lainnya, membutuhkan unit kerja atau lembaga yang bekerja khusus untuk pengelolaan kawasan. Unit Kerja
atau Lembaga yang digunakan untuk pengelolaan sebaiknya diambilkan dari Unit Kerja atau Lembaga yang sudah ada USAID, 2006. Fungsi, peran dan tugas utama dari
Pengelola mencakup dua hal, yaitu pengelolaan kawasan secara fisik dan koordinasi sinergi serta pelayanan kepada para pelaku stakeholders yang terlibat dalam kegiatan
kawasan, termasuk terutama masyarakat yang ada di dalam dan di sekitar kawasan. Pengelolaannya menggunakan pendekatan tradisional namun sekaligus juga
membutuhkan pemikiran yang inovatif untuk menghasilkan nilai tambah. Lowe 2001 mendeskripsikan sifat dasar kelembagaan dari Pengelola adalah: independen tidak
memihak, otonom dan mampu menggabungkan pola pemikiran dari para pelaku, Pemerintah dan Swasta public private partnership secara proporsional. Pengelola juga
bertugas untuk mengatur dan mengawasi, namun sekaligus mendorong dan memfasilitasi kerjasama dari para pelaku dalam kawasan.
Studi yang dilakukan oleh The African Rural Development Study ARDS tentang perlunya melakukan perubahan kelembagaan dan prosedur untuk meningkatkan
efektivitas dari program pengembangan wilayah perdesaan. Hal itu penting karena dalam kenyataannya, seringkali program menghadapi kendala karena tidak tersedianya
lembaga Pengelola dan sumberdaya manusia yang trampil dan mampu-kelola Lele, 1975. Pengelola suatu kawasan saat ini dituntut untuk lebih berperan pada fungsi
pelayanan service dan pendampingan assistance Ho dan Hsieh, 2006. Kemampuan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan kawasan pengembangan
wilayah pertanian seringkali tidak memadai, karena tidak memiliki sumberdaya manusia dengan kemampuan untuk:
1 mempengaruhi kebijakan dan koordinasi dari fungsi-fungsi yang diatur oleh Pemerintah Pusat.
2 berpola pikir komersial dan kewirausahaan untuk menjalankan fungsi-fungsi niaga yang biasanya ditangani oleh pihak Swasta.
138 Organisasi pengelolaan kawasan merupakan hal yang sangat penting dalam
kawasan pertanian Agroestat. Organisasi ini bersifat baku namun dalam penerapannya harus dilekatkan pada dan disesuaikan dengan organisasi Pemerintah Daerah lihat
Lampiran 2. Pengelola berkewajiban untuk menjaga operasionalisasi dari keseluruhan pengelolaan, sehingga mampu mencapai keterpaduan dalam kesetaraan. Bentuk dasar
pattern organisasi Manajemen Pengelola dapat digambarkan sebagai berikut:
1 Organisasi Pengelola dengan struktur profesional yang dilengkapi dengan unsur pengawasan, serta majelis pertimbangan.
2 Pengelola merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah Daerah, tetapi bersifat independen, otonom, dan profesional. Hal ini dilandaskan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut : a. Pengelola merupakan bagian, melibatkan dan ditangani oleh para pejabat
struktural dari Pemerintah Daerah di bidang yang bersangkutan ex-officio, sehingga tidak akan timbul dualisme kebijakan serta sifat konsultasi bisa
ditingkatkan menjadi koordinasi kebijakan. b. Pengelola terdiri dari para stakeholders Agroestat, termasuk pelaku-pelaku dari
Usahatani, Agroindustri, dan Agroniaga hortikulturabawang merah, serta melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan bisnis di kabupaten Brebes.
c. Pengelola dilengkapi tenaga profesional yang berpengalaman di bidang pengelolaan kawasan sebagai Pelaksana Harian atau Direktur Eksekutif.
3 Pengelola dibekali dengan ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Perda dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tabel 22 Profil Badan Pengelola Agroestat dibanding Kawasan Komersial
Aspek Kawasan Komersial
Agroestat
Legalitas
Direksi Perusahaan Pemerintah Daerah otonom
Masa tugas Sesuai penugasan
Maksimum 5 tahun
Personalia Sesuai penilaian profesional
Profesional sebagai pelaksana Pejabat Pemerintah Daerah ex officio
Tokoh masyarakat dan bisnis setempat
Sifat pekerjaan
Pengaturan dan pelayanan terhadap para pelaku
Penyediaan fasilitas, pelayanan dan pengawasan terhadap mekanisme pasar
139 Pengelola mencakup lembaga-lembaga yang saling melengkapi, yaitu:
1 Fungsi-fungsi Pengelola Agroestat, terdiri dari: a. Dewan Pengawas DPs, diketuai oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten.
b. Dewan Pengurus Harian DPH, diketuai oleh Wakil Bupati atau Kepala Bapeda Kabupaten dengan anggota dari dinas-dinas terkait maksimum 10 orang.
c. Pelaksana Harian dijabat oleh tenaga profesional yang memiliki pengalaman di bidang pengelolaan kawasan atau sejenis.
d. Majelis Pertimbangan MP, beranggotakan tokoh masyarakat, tokoh bisnis dan tokoh industri berfungsi memberikan jalan musyawarah terhadap semua masalah
perselisihan antar pelaku dalam kawasan Agroestat. 2 Perangkat kebijakan dan peraturan daerah untuk menunjang tata laksana Agroestat,
terdiri dari: a. Jaringan Infrastruktur, menyangkut tentang:
Kebijakan keruangan dan tata guna lahan di masing-masing kecamatan. Kebijakan pembangunan jaringan jalan penghubung.
Kebijakan pembangunan jaringan irigasi dan sarana pompakincir air. b. Perdagangan, menyangkut tentang:
Kebijakan Perda tentang Ketentuan Umum Agroniaga komoditi. Kebijakan Perda tentang wajib daftar tengkulak tengkulak.
Kebijakan Perda tentang perpajakan dalam agroniaga komoditi. c. Tata Kelola, tentang pembentukan unit kerja atau lembaga Pengelola Agroestat.
Dalam kenyataan, distorsi perdagangan tidak hanya terjadi di tingkat pasar, tapi juga di tingkat kelembagaan, termasuk kebijakan yang membingkainya. Dengan
mengacu pada organisasi Pemerintah Daerah Otonom Kabupaten di atas maka bentuk Pengelola Agroestat dapat digambarkan seprti tamp[ak pada Gambar 20.
Mengingat Pemerintah Daerah belum mempunyai pengalaman dan kemampuan kewirausahaan dalam pengelolaan Agroestat, maka proyek pengembangan terintegrasi
ini harus dikelola bersama-sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, bisnis dan perusahaan-perusahaan agroindustri setempat. Bersamaan dengan itu, kemampuan
Pemerintah Daerah, terutama sumberdaya manusianya harus ditingkatkan untuk dapat menangani lingkup yang lebih besar dalam pengembangan regional.
140
Dewan Pengurus Harian DPH
Wakil Bupati sebagai Ketua
Majelis Pertimbangan MP
Tokoh-tokoh Masyarakat yang disegani dan
berwawasan luas
Sektor Perindustrian :
Industri Pengolahan Komoditi Hortikultura
Sektor Perdagangan :
Perdagangan, pergudangan dan distribusi
Sektor Pertanian :
Pemuliaan Benih Budidaya Komoditi Hortikultura
Asosiasi Pengusaha Industri Agro
Pemerintah Kabupaten
selaku
Dewan Pengawas DPs
Badan Pengelola Kawasan
Koperasi Pertanian
Koptan
Pusat Koperasi Pertanian
Kelompok Tani
Petani Petani
Petani Petani
Gambar 20. Organisasi Pengelola Kawasan. Dalam konsep ini, pengelolaan Agroestat akan banyak bertautan dengan beberapa
dinas teknis yang merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten, yaitu Dinas Pekerjaan Umum pelaksana pembangunan jaringan irigasi, Dinas Pertanian, Kehutanan dan
Konservasi Tanah pelaksana pembinaan pertanian dan Dinas Penanaman Modal, Industri dan Perdagangan pembina industri serta regulasi perdagangan, tetapi juga
berperan dalam menarik investor industri pertanian.
5.8 Kelayakan Lingkungan Kawasan