Nilai Polimorfisme Marka SSR pada Populasi Kelapa Dalam dan Genjah
Kelompok aksesi kelapa Dalam yang tidak menyebar dan tidak bercampur seperti kelapa Dalam Bali DBI, Dalam Mamuaya DMA, Dalam Palu DPU,
DJA Dalam Jepara, DTE Dalam Takome, DLP Dalam Lubuk Pakam memiliki hubungan genetik terjauh dari kelompok aksesi kelapa Genjah. Namun,
aksesi kelapa DMA dan DPU berasal dari Sulawesi, kelapa DJA berasal dari Jawa Tengah, DTE berasal dari Maluku Utara, DLP berasal dari Sumatera Utara, tetapi
membentuk kelompok yang sama dan memiliki hubungan genetik yang dekat. Hal ini diduga karena terjadi persilangan alami dalam populasi tersebut.
Gambar 5.2 Pohon filogenetik kelapa Dalam dan Genjah berdasarkan metode Neighbour Joining menggunakan piranti lunak DARwin berdasarkan 20
lokus marka SSR Aksesi kelapa Dalam yang memiliki hubungan genetik dekat dengan kelapa
Genjah yaitu kelapa Dalam Pandu DPA, Dalam Pungkol DPL, Dalam Ilo-Ilo DIO, Dalam Kalasey DKY, Dalam Paslaten DPN, Dalam Tenga DTA yang
berasal dari Sulawesi Utara, dan kelapa Dalam Banyuwangi DBG, Dalam Sawarna DSA, berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Aksesi-aksesi ini perlu
dipertimbangkan jika digunakan sebagai tetua persilangan kelapa Dalam x Genjah karena kedekatan hubungan genetik.
Sebanyak sembilan aksesi kelapa Genjah GHN, GSK, GHJ, GMN, GKM, GAK, GRA, GOS, GKN tidak bercampur dengan aksesi yang lain, sedangkan
empat aksesi yang lain GMM, GKB, GTT, GWU bercampur dalam satu kelompok. Untuk kelapa Dalam sebanyak dua belas aksesi DAI, DIO, DKY,
DSA, DPN, DTA, DLP, DTE, DJA, DMA, DPU, DBI mengelompok sendiri, namun enam belas aksesi kelapa Dalam DPA, DPL, DBG, DMT, DSE, DAG,
DWA, DKN, DTS, DKL, DMW, DTT, DLO, DSN, DTU, DRS bercampur dengan aksesi yang lain. Aksesi-aksesi kelapa Dalam dan Genjah yang bercampur
dengan aksesi lain mengindikasikan bahwa terdapat kesamaan alel yang dimiliki oleh genotipe-genotipe tersebut dengan genotipe aksesi tertentu dari hasil analisis
metode Neighbour Joining. Individu-individu yang bercampur dengan aksesi lain dalam satu kelompok diduga akibat telah terjadi persilangan alami antar individu.
Hasil analisis diversitas kelapa Dalam menunjukkan keragaman yang tinggi antar aksesi yang dievaluasi. Sebaliknya, kelapa Genjah yang dianalisis
menunjukkan tingkat keseragaman yang tinggi antar aksesi Gambar 5.2. Hal ini menunjukkan bahwa kelapa Dalam yang dievaluasi memiliki komposisi genetik
yang sangat berbeda dengan kelapa Genjah. Menurut Teulat et al. 2000 kelapa Dalam memiliki keragaman dan heterozigositas yang tinggi akibat pola
penyerbukan bunga yang open pollinated. Kelapa Dalam umumnya menyerbuk silang sehingga variasi alel pada setiap individu lebih tinggi dibandingkan dengan
kelapa Genjah yang menyerbuk sendiri Novarianto 2010. Hasil pengamatan di lapang juga menunjukkan adanya perbedaan ciri morfologi yang signifikan antara
kedua tipe kelapa yang diuji. Hubungan kekerabatan antar populasi kelapa Dalam dan Genjah sangat jauh dan tingkat heterogenitas yang tinggi antar kelapa Dalam
memberikan harapan bahwa populasi hibrida hasil persilangan antar keduanya dapat menghasilkan hibrida yang lebih baik dibandingkan kedua tetuanya sebagai
akibat terjadinya heterosis.