Amplifikasi DNA Bahan dan Metode

menggunakan piranti lunak GenAlEx Peakall dan Smouse 2012. Analisis filogenetik dilakukan dengan menggunakan piranti lunak DARwin5 Perrier et al. 2003, sedangkan perhitungan PIC dilakukan dengan menggunakan piranti lunak PowerMarker Liu dan Muse 2005. Piranti lunak STRUCTURE V2.3.4 Pritchard et al. 2000 digunakan untuk menduga struktur populasi dari kelapa Dalam dan Genjah, yang menunjukkan kemiripan genotipe masing-masing individu dalam sub-grup yang didapatkan. Selanjutnya nilai rata-rata dan ragam diplot dalam “likelihood per K” dihitung dengan menggunakan piranti lunak STRUCTURE HARVESTER v.0.6.94 Earl dan vonHoldt 2012 dan metode Evanno Evanno et al. 2005. 4.3 Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Profil Alel, Tingkat Heterozigositas dan Polimorfisme Marka SNAP Penelitian keragaman genetik 41 aksesi kelapa, yang terdiri dari 28 aksesi kelapa Dalam dan 13 aksesi kelapa Genjah berhasil digambarkan menggunakan enam belas primer SNAP. Satu contoh pola pita DNA profil alel dengan marka SNAP diperoleh menggunakan primer WRKY63 352 pb dan WRKY191 210 pb disajikan dalam Gambar 4.2. Gambar 4.2 Profil alel marka SNAP yang dihasilkan dengan menggunakan pasangan primer WRKY63 352 pb dan WRKY191 211 pb masing- masing untuk kelapa Genjah Orange Sagerat A dan Dalam Bali B. M: DNA marker 100 pb ladder Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah alel yang diperoleh untuk semua primer hanya dua alel karena primer SNAP didisain bersifat bi-alel. Nilai heterozigositas pengamatan Ho antara 0.00 –0.89 dengan nilai rataan 0.33. Nilai heterozigositas harapan He berkisar antara 0.04 –0.50 dengan nilai rataan 0.39. Nilai heterozigositas menunjukkan jumlah penyebaran gen atau alel yang diamati pada suatu populasi. Jika nilai Ho lebih besar dari nilai He ini menunjukkan bahwa lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai He lebih besar dari nilai Ho maka lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang rendah Govindaraj et al. 2015. Nilai Polymorphic Information Content PIC, merupakan pengukuran tingkat polimorfisme setiap lokus marka. Pada penelitian ini nilai PIC bervariasi dari 0.17 WRKY211 sampai 0.37 WRKY21, WRKY61, SACPD3 dengan rataan 0.31 Tabel 4.2. Menurut Mateescu et al. 2005 nilai PIC dibagi atas tiga kelompok yaitu PIC 0.6 dikategorikan sebagai sangat informatif, nilai PIC 0.30 –0.59 sebagai cukup M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B 1000 pb 500 100 1000 pb 500 100 352 pb 211 352 pb 211 informatif dan nilai PIC 0.3 sebagai tidak informatif. Rata-rata nilai PIC sebesar 0.31 pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar lokus yang digunakan mampu menerangkan keragaman genetik pada populasi yang diuji Tabel 4.2. Total 16 primer yang digunakan, ada tiga belas primer yang termasuk kategori cukup informatif karena nilai PIC di kisaran 0.30 –0.59; sedangkan tiga primer lainnya WRKY191, WRKY211 dan SUS111 dikategorikan tidak informatif karena memiliki nilai PIC kurang dari 0.3. Tabel 4.2 Jumlah alel Na, jumlah alel efektif Ne, tingkat heterozigositas Ho dan He dan nilai PIC pada populasi kelapa Dalam dan Genjah berdasarkan 16 lokus marka SNAP Primer lokus Na Ne Ho He PIC WRKY21 2 1.99 0.89 0.50 0.37 WRKY22 2 1.58 0.29 0.37 0.30 WRKY61 2 1.99 0.21 0.50 0.37 WRKY63 2 1.58 0.19 0.37 0.30 WRKY71 2 1.65 0.23 0.39 0.32 WRKY191 2 1.49 0.39 0.33 0.27 WRKY211 2 1.23 0.17 0.18 0.17 WRKY213 2 1.67 0.29 0.40 0.32 SUS13 2 1.90 0.76 0.47 0.36 SUS111 2 1.04 0.04 0.04 0.04 SUS114 2 1.60 0.36 0.37 0.30 SUS117 2 1.91 0.45 0.48 0.36 SACPD1 2 1.64 0.00 0.39 0.31 SACPD2 2 1.78 0.15 0.44 0.34 SACPD3 2 1.98 0.62 0.49 0.37 ABI3 2 1.91 0.17 0.48 0.36 Total 2 26.94 5.21 6.20 4.86 Rata-rata 2 1.69 0.33 0.39 0.31 Keterangan: Ho = heterozigositas pengamatan, He = heterozigositas harapan

4.3.2 Jumlah Alel Marka SNAP pada Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah alel yang diperoleh untuk semua primer hanya dua alel karena primer SNAP bersifat bi-alel. Sebanyak enam lokus WRKY22, WRKY21, WRKY191, WRKY213, SUS13 dan SUS114 menghasilkan 2 alel untuk semua populasi kelapa Dalam dan satu lokus SACPD3 menghasilkan 2 alel untuk semua populasi kelapa Genjah. Enam belas lokus SNAP yang dianalisis menghasilkan total jumlah alel sebanyak 1144 alel pada semua individu yang diuji dengan rata-rata jumlah alel 1.74 per lokus Tabel 4.3. Lokus WRKY21, WRKY22, SUS3 dan SACPD3 memiliki total jumlah alel per lokus tertinggi sebanyak 81 alel sedangkan lokus SACPD1 memiliki jumlah alel per lokus terendah sebanyak 45 alel. Herrera et al. 2007 mendapatkan total 37 alel dari 13 lokus gen WRKY untuk 80 genotipe kelapa Dalam, 19 genotipe kelapa Genjah dan 14 genotipe kelapa hibrida yang ditanam di Florida, Amerika. Tabel 4.3 Jumlah alel yang diamati pada setiap lokus marka SNAP untuk populasi kelapa Dalam dan Genjah Populasi WRKY 21 WRKY 22 WRKY 61 WRKY 63 WRKY 71 WRKY 191 WRKY 211 WRKY 213 SUS1 3 SUS1 11 SUS1 14 SUS1 17 ABI 3 SACP D1 SACP D2 SACP D3 DAG 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DAI 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 DBG 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 DBI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 DIO 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 DJA 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 DKL 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DKN 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 DKY 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 DLO 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 DLP 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 DMA 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DMT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 DMW 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 DPA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 DPL 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 DPN 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 DPU 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 DRS 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DSA 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 DSE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 DSN 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DTA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 DTE 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 DTS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 DTT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 DTU 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 DWA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 GAK 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 GHJ 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 GHN 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 GKB 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 GKM 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 GKN 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 GMM 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 GOS 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 GRA 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 GSK 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 GMN 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 GTT 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 GWU 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 Total 81 81 62 74 80 79 69 80 81 53 80 66 70 45 62 81 Rerata 1.98 1.98 1.51 1.80 1.95 1.93 1.68 1.95 1.98 1.29 1.95 1.61 1.71 1.10 1.51 1.98

4.3.3 Frekuensi Alel Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Frekuensi alel dapat diklasifikasikan berdasarkan dua pengarang. Pertama, menurut sistem Buchert et al. 1997 yang membagi menjadi empat kategori. Alel dengan frekuensi ≥0.75 pada lokus tertentu dikategorikan sebagai tinggi, alel dengan frekuensi 0.25 ≤P0.75 dikategorikan menjadi sedang, alel yang memiliki frekuensi 0.01 ≤P0.25 dikategorikan sebagai alel rendah, dan alel dengan frekuensi 0.01 merupakan alel jarang. Kedua, menurut Marshall dan Brown 1975, alel-alel dikategorikan menjadi alel umum jika memiliki frekuensi ≥0.05 dan alel khusus jika frekuensinya 0.05. Klasifikasi alel berdasarkan Buchert et al. 1997 populasi kelapa Genjah Genjah Kuning Nias memiliki alel frekuensi tinggi sebesar 62.5 sedangkan