Heterozigositas pada Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Tabel 4.6 Nilai PIC 16 lokus SNAP untuk populasi kelapa Dalam dan Genjah lanjutan Popu- lasi WRKY2 1 WRKY2 2 WRKY6 1 WRKY6 3 WRKY7 1 WRKY1 91 WRKY2 11 WRKY2 13 SUS1 3 SUS1 11 SUS1 14 SUS1 17 ABI3 SACPD 1 SACPD 2 SACPD 3 Rerata GHN 0.35 0.16 0.27 0.30 0.16 0.16 0.35 0.38 0.22 0.16 0.27 0.22 0.27 0.35 0.23 GKB 0.38 0.22 0.33 0.35 0.16 0.22 0.30 0.27 0.36 0.27 0.35 0.20 GKM 0.37 0.24 0.14 0.35 0.30 0.24 0.30 0.30 0.14 GKN 0.35 0.22 0.22 0.27 0.16 0.16 0.22 0.30 0.12 GMM 0.38 0.27 0.36 0.16 0.33 0.36 0.16 0.16 0.27 0.27 0.33 0.27 0.21 GMN 0.36 0.33 0.27 0.16 0.33 0.16 0.27 0.16 0.38 0.15 GOS 0.16 0.36 0.30 0.22 0.27 0.16 0.37 0.16 0.30 0.22 0.16 0.36 0.19 GRA 0.30 0.35 0.36 0.33 0.16 0.30 0.30 0.09 0.30 0.22 0.27 0.33 0.21 GSK 0.38 0.36 0.22 0.33 0.16 0.09 0.27 0.33 0.27 0.22 0.33 0.19 GTT 0.35 0.22 0.27 0.16 0.27 0.22 0.16 0.27 0.36 0.22 0.33 0.18 GWU 0.16 0.35 0.37 0.16 0.37 0.38 0.22 0.27 0.22 0.35 0.18 Rerata 0.35 0.22 0.14 0.26 0.27 0.24 0.14 0.30 0.32 0.04 0.28 0.20 0.17 0.03 0.13 0.34

4.3.6 Kekerabatan Genetik Berdasarkan Analisis Filogenetik

Hasil analisis cluster berupa pohon filogenetik berdasarkan 16 marka SNAP menunjukkan tiga kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari sub-kelompok yang bercampur dengan aksesi lain dan sub-kelompok yang tidak bercampur dengan aksesi lain Gambar 4.3. Kelompok pertama I terdiri dari 3 sub-kelompok. Sub-kelompok 1 terdapat 3 aksesi kelapa Genjah masing-masing aksesi ada yang menyebar GTT; bercampur GOS; mengelompok GSK dan 1 aksesi kelapa Dalam DSA yang menyebar. Sub-kelompok 2 terdapat 2 aksesi kelapa Genjah yang bercampur GAK GHN; 1 aksesi yang mengelompok GKN dan 2 aksesi kelapa Dalam yang bercampur DBG DTA; 1 aksesi yang mengelompok DTE. Sub-kelompok 3 terdiri dari 6 aksesi kelapa Dalam yang menyebar DPL, DTU, DKY, DKN, DPN, DMW, DJA dan 1 aksesi yang mengelompok DBI. Kelompok kedua II terdapat 13 aksesi kelapa Dalam yang bercampur DLP, DSE, DPA, DTS, DKL, DPN, DWA, DPU, DTT, DAI, DSN, DRS, DMA. Kelompok ketiga III terdiri dari 3 sub-kelompok. Sub-kelompok 1 terdapat aksesi kelapa Genjah GAK yang bercampur dan aksesi kelapa Dalam DTA yang menyebar dengan banyak aksesi lain yang hanya satu individu per aksesi. Sub-kelompok 2 terdapat 2 aksesi kelapa Dalam DKN DLO yang menyebar. Sub-kelompok 3 terdiri dari 2 aksesi kelapa Dalam DAG DMT yang menyebar; 1 aksesi yang bercampur DIO dan 7 aksesi kelapa Genjah GKB, GHJ, GMM, GMN, GKM, GWU, GRA yang menyebar. Sebanyak 25 aksesi kelapa Dalam tidak berkelompok dan tidak bercampur dengan aksesi yang lain tetapi menyebar dalam kelompoknya. Namun, ada 2 aksesi yang mengelompok DBI, DTE dan 3 aksesi yang bercampur DTA, DBG, DIO dengan aksesi lain. Aksesi yang menyebar berarti bahwa individu-individu dari satu aksesi tersebar ke dalam beberapa kelompok. Aksesi yang bercampur adalah individu-individu dari dua atau lebih aksesi yang membentuk satu kelompok. Aksesi yang mengelompok adalah satu aksesi yang membentuk satu kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa banyak individu yang menyebar dan bercampur dengan aksesi-aksesi lain telah terjadi persilangan alami antar individu yang berbeda aksesi sehingga tidak membentuk satu kelompok. Karakter kelapa Dalam yang memiliki pola pembungaan cenderung menyerbuk silang juga mendukung terjadinya keragaman genetik antar individu dalam aksesi dan antar aksesi. Menurut Teulat et al. 2000, kelapa Dalam memiliki keragaman dan heterozigositas yang tinggi akibat pola penyerbukan bunga yang bersifat open pollinated. Untuk kelapa Genjah ada 8 aksesi tidak berkelompok dan tidak bercampur dengan aksesi yang lain tetapi menyebar dalam kelompok III. Aksesi yang mengelompok adalah kelapa GKN dan GSK, sedangkan 3 aksesi yang bercampur dengan aksesi lain adalah GAK, GHN dan GOS. Banyaknya aksesi-aksesi yang menyebar disebabkan oleh jumlah kesamaan alel yang banyak antar individu dari aksesi yang berbeda. Gambar 4.3 Pohon filogenetik kelapa Dalam dan Genjah berdasarkan metode Neighbour Joining menggunakan piranti lunak DARwin berdasarkan 16 lokus marka SNAP

4.3.7 Analisis Struktur Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Struktur genetik populasi dari individu-individu ke-41 aksesi kelapa Dalam dan Genjah dianalisis menggunakan piranti lunak STRUCTURE dengan pendekatan Bayesian untuk menentukan nilai K, yaitu jumlah sub-populasi dalam suatu koleksi dan mengestimasi proporsi genom setiap aksesi yang berasal dari III II I setiap sub-populasi. Penggunaan STRUCTURE dapat mengelompokan individu- individu di dalam populasi dengan akurat. Piranti lunak ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur populasi dan mengatasi masalah terdapatnya individu yang meragukan di dalam sub-populasi Pritchard et al. 2000. Perhitungan ad hoc maksimum ΔK diperoleh pada K=2, yang menyatakan bahwa populasi uji secara signifikan dibagi atas dua sub-grup Gambar 4.4. Subgrup pertama adalah populasi kelapa Dalam dengan proporsi genetik dominan yang berwarna hijau dan subgrup kedua adalah populasi kelapa Genjah dengan proporsi genetik yang dibedakan dengan warna merah. Gambar 4.4 Berdasarkan marka SNAP dan pendekatan metode Evanno populasi kelapa Dalam dan Genjah dibagi menjadi 2 subgrup populasi sesuai delta K maksimum pada K=2 Berdasarkan hasil analisis STRUCTURE Gambar 4.5, terlihat adanya pencampuran genetik dari setiap populasi yang diuji. Tingkat kemurnian genetik dari masing-masing anggota populasi yang diuji sangat bervariasi. Populasi kelapa Dalam memiliki tingkat kemurnian genetik yang lebih rendah dibandingkan kelapa Genjah.