Jumlah Alel Marka SNAP pada Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Tabel 4.4 Klasifikasi alel berdasarkan frekuensi alel menurut Buchert et al. 1997 dan Marshall dan Brown 1975 pada populasi plasma nutfah kelapa Dalam dan Genjah lanjutan Populasi N Tinggi Sedang Rendah Jarang Umum Khusus DSN 26 10 12 4 26 38.46 46.15 15.38 100.00 DTA 30 4 24 2 30 13.33 80.00 6.67 100.00 DTE 30 5 22 3 30 16.67 73.33 10.00 100.00 DTL 30 10 12 8 30 33.33 40.00 26.67 100.00 DTS 29 9 14 6 29 31.03 48.28 20.69 100.00 DTU 24 11 10 3 24 45.83 41.67 12.50 100.00 DWA 30 9 14 7 30 30.00 46.67 23.33 100.00 GAR 30 10 15 5 30 33.33 50.00 16.67 100.00 GHJ 28 13 8 7 28 46.43 28.57 25.00 100.00 GHN 30 12 9 9 30 40.00 30.00 30.00 100.00 GKB 27 11 11 5 27 40.74 40.74 18.52 100.00 GKM 24 14 7 3 24 58.33 29.17 12.50 100.00 GKN 24 15 3 6 24 62.50 12.50 25.00 100.00 GMM 28 11 10 7 28 39.29 35.71 25.00 100.00 GOS 28 13 8 7 28 46.43 28.57 25.00 100.00 GRA 28 12 12 4 28 42.86 42.86 14.29 100.00 GSK 27 11 10 6 27 40.74 37.04 22.22 100.00 GSM 25 12 8 5 25 48.00 32.00 20.00 100.00 GTT 27 13 6 8 27 48.15 22.22 29.63 100.00 GWM 26 11 10 5 26 42.31 38.46 19.23 100.00 Frekuensi dihitung berdasar pada = Buchert et al. 1997; = Marshall dan Brown 1975; N= jumlah alel per populasi Menurut Marshall dan Brown 1975 frekuensi alel khusus hanya terdapat pada delapan populasi kelapa Dalam yaitu kelapa Dalam Lansio, Dalam Australia, Dalam Rarumis, Dalam Paslaten, Dalam Sawarna, Dalam Kinabuhutan, Dalam Palu, Dalam Bali berturut turut sebesar 3.85, 3.70, 3.70, 3.45, 3.45, 3.33, 3.33, dan 3.23. Populasi kelapa Genjah tidak memiliki alel khusus. Alel khusus didefinisikan berdasarkan frekuensi relatif di dalam populasi. Kimura 1983 mendefinisikan alel khusus sebagai sedikitnya variasi pada alel dan memiliki frekuensi relatif kurang dari 0.01. Alel khusus ini mudah hilang dari gene pool jika terdapat penyimpangan genetik. Hilangnya alel khusus disebabkan oleh terlepasnya alel dari populasi berukuran kecil. Kehadiran alel khusus di dalam populasi menjadi alasan yang kuat untuk melakukan pelestarian plasma nutfah.

4.3.4 Heterozigositas pada Populasi Kelapa Dalam dan Genjah

Heterozigositas adalah parameter individu atau populasi dan mengi- dentifikasi proporsi dari lokus yang diharapkan bersifat heterozigot di dalam suatu individu Gregorius 1978. Nilai heterozigositas menunjukkan jumlah penyebaran gen atau alel pada suatu populasi. Nilai heterozigositas pengamatan Ho biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan heterozigositas harapan He dengan asumsi bahwa populasi tidak alami, menyerbuk bebas dan ukuran populasi cukup besar. Kondisi lainnya adalah populasi mengalami seleksi, terjadi mutasi yang menyebabkan hilangnya alel-alel tertentu di dalam populasi genetic drift. Adanya penambahan ukuran populasi bottleneck effect juga memengaruhi peningkatan nilai heterozigositas pengamatan Ho Nei 1987. Hasil analisis heterozigositas terhadap semua populasi, nilai Ho umumnya lebih tinggi terhadap nilai He. Nilai Ho lebih besar daripada nilai He menunjuk- kan bahwa lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang tinggi. Sebaliknya, jika He lebih besar dari Ho, maka lokus tersebut memiliki tingkat heterozigositas yang rendah Govindaraj et al. 2015. Nilai Ho dan He pada populasi kelapa Dalam masing-masing berkisar antara 0.26 sampai 0.54 dan 0.17 sampai 0.39. Sedangkan pada populasi kelapa Genjah memiliki nilai Ho yang lebih rendah dari kelapa Dalam, yaitu 0.13 sampai 0.38 dengan nilai He yaitu 0.14 sampai 0.32. Rendahnya nilai heterozigositas ini disebabkan oleh alel alel yang dimiliki semakin homozigot sehingga nilai keragamannya rendah. Populasi kelapa Dalam Mapanget DMT memiliki nilai Ho sangat tinggi 0.54 sedangkan kelapa Dalam Tebu DTU memiliki nilai Ho sangat rendah 0.26 diantara semua aksesi kelapa Dalam. Untuk nilai Ho populasi kelapa Genjah, aksesi kelapa Genjah Aromatik GAR memiliki nilai tertinggi 0.38 sedangkan aksesi kelapa Genjah Kuning Nias GKN memiliki nilai terendah 0.13. Nilai He tertinggi untuk populasi kelapa Dalam yaitu 0.39 pada aksesi kelapa Dalam Tenga DTA sedangkan nilai He terendah pada aksesi kelapa Dalam Tebu DTU sebesar 0.17. Nilai He tertinggi untuk populasi kelapa Genjah terdapat pada aksesi kelapa Genjah Aromatik GAR sebesar 0.32 sedangkan nilai terendah pada aksesi kelapa Genjah Kuning Nias GKN sebesar 0.14 Tabel 4.5.