Pendahuluan Keragaman Genetik Plasma Nutfah Kelapa Indonesia Dan Penentuan Identitas Kelapa Hibrida Berdasarkan Marka Molekuler

DNA menggunakan mesin PCR BioRad T100 TM Thermal Cycler. Amplifikasi DNA diawali dengan satu siklus tahap pre - denaturasi 95°C selama 3 menit, diikuti dengan 35 siklus yang terdiri atas: tahapan denaturasi pada suhu 95°C selama 15 detik, penempelan primer pada suhu 49.5°C – 56.4°C selama 15 detik sesuai suhu anneal primer pada Tabel 3.3 , pemanjangan primer pada suhu 72°C selama 1 detik. Pada tahap akhir proses PCR dilakukan pemanjangan akhir pada 72°C selama 10 menit. P roduk PCR dipisahkan berdasarkan ukuran menggunakan gel agarosa 1 Vivantis Inc., USA dalam 1x SB buffer pada arus konstan sebesar 80 volt selama 30 menit. Ukuran produk amplifikasi diestimasi dengan perbandingan DNA ladder 100 pb Vivantis Inc., USA. Pita DNA divisualisasi menggunakan pewarnaan 33 vv Gelred TM Biotium Inc. di bawah lampu UV Vilber Lourmat Super Bright TFX-20 MX, Sigma-Aldrich dan didokumentasikan dengan kamera digital Nikon ® Coolpix L120, USA.

3.2.4 Optimasi, Validasi dan Aplikasi Teknik Multiplex PCR

Reaksi singleplex PCR menggunakan satu template DNA dengan satu pasang primer SNAP dalam satu reaksi sedangkan reaksi multiplex PCR menggunakan 2 –3 pasang primer SNAP dalam satu reaksi. Suhu annealing setiap primer SNAP dioptimasi menggunakan gradien thermocycling PCR untuk meningkatkan efisiensi PCR. Kombinasi suhu yang digunakan adalah 48.0°C, 48.8°C, 50.3°C, 52.6°C, 55.4°C, 57.6°C dan 59.1°C. Optimasi volume primer dilakukan dengan dua volume yaitu 0.375 µL [10 µM] dan 0.75 µL [10 µM]. Amplifikasi DNA menggunakan KAPA2G TM PCR kit Kapa Biosystems Inc., USA. Reaksi multiplex terdiri atas 6.0 µL 5x buffer PCR, 0.6 µL MgCl 2 25 mM, 0.6 µL dNTPs 10 mM, 0.375 µL untuk primer forward dan 0.375 µL untuk primer reverse dengan konsentrasi 10 µM, 0.2 µL Taq DNA Polymerase 5 unitµL, DNA template 3 µL [10 ngµL] dan ultra purewater ddH 2 O steril ditambahkan sehingga volume akhir menjadi 25 µL. Amplifikasi DNA menggunakan mesin PCR BioRad T100 TM Thermal Cycler. Amplifikasi DNA diawali dengan satu siklus tahap pre-denaturasi 95°C selama 3 menit, diikuti dengan 35 siklus yang terdiri atas: tahapan denaturasi pada suhu 95°C selama 15 detik, penempelan primer pada suhu 48.8°C –55.4°C selama 15 detik sesuai suhu anneal primer pada Tabel 3.3, pemanjangan primer pada suhu 72°C selama 1 detik. Pada tahap akhir proses PCR dilakukan pemanjangan akhir pada 72°C selama 10 menit. Produk PCR dipisahkan berdasarkan ukuran menggunakan gel agarosa 1 Vivantis Inc., USA dalam 1x Sodium Borate electrophoresis buffer SB buffer. Ukuran produk amplifikasi diestimasi dengan perbandingan DNA ladder 100 pb Vivantis Inc., USA pada arus konstan sebesar 80 volt selama 30 menit. Pita DNA divisualisasi menggunakan pewarnaan 33 vv Gelred TM Biotium Inc. di bawah lampu UV Vilber Lourmat Super Bright TFX-20 MX, Sigma-Aldrich dan didokumentasi- kan. Tahapan pekerjaan yang lain dilakukan berdasarkan penjelasan yang ada pada tahapan singleplex kecuali penggunaan volume pasangan primer 0.375 µL untuk validasi multiplex PCR dan aplikasi teknik duplex PCR untuk kelapa Kopyor Pati dan Jember. 3.3 Hasil dan Pembahasan 3.3.1 Disain Primer SNAP

3.3.1.1 Ketersediaan sekuen gen WRKY

Ketersediaan sekuens gen WRKY tanaman kelapa di GenBank NCBI digunakan untuk mendisain primer SNAP. Sebanyak 35 sekuens gen WRKY WRKY2, WRKY6, WRKY7, WRKY19, WRKY21 dengan kisaran ukuran sekuens 236 –972 dipilih untuk dilakukan penjajaran sekuen Tabel 3.1. Tabel 3.1 Daftar fragmen gen WRKY dari kelapa Cocos nucifera yang terdapat di database GenBank dan jumlah single nucleotide polymorphism SNP berdasarkan hasil multiple sequence analysis MSA Gen Data Aksesi GenBank Jumlah Jumlah fragmen Range ukuran sekuens ID aksesi SNP a WRKY2 8 236 – 959 FJ956959.1, FJ956960.1, FJ956961.1, FJ956962.1, FJ956963.1, FJ956964.1, DQ307150.1, DQ861409.1 2 WRKY6 7 724 – 927 FJ957104.1, FJ957105.1, FJ957106.1, FJ957107.1, FJ957108.1, FJ957109.1, DQ307153.1 2 WRKY7 6 607 – 639 FJ957178.1, FJ957179.1, FJ957180.1, FJ957181.1, FJ957182.1, FJ957183.1 1 WRKY19 7 354 – 525 FJ957389.1, FJ957390.1, FJ957391.1, FJ957392.1, FJ957393.1, FJ957394.1, DQ307157.1 1 WRKY21 7 764 – 972 FJ957030.1, FJ957031.1, FJ957032.1, FJ957033.1, FJ957034.1, FJ957035.1, DQ307158.1 2 Total 35 - - 8 Keterangan: a Titik SNP diperoleh setelah dilakukan multiple sequence alignment.

3.3.1.2 Multiple sequence alignment dan identifikasi SNP

Setiap sekuens dalam kelompok gen WRKY disusun dalam file teks menurut format Fasta. Sekuens disejajarkan menggunakan multiple alignment untuk mengidentifikasi letak satu basa nukleotida yang berbeda. Dua jenis basa nukleotida yang berbeda dipilih menurut prinsip bi-alel, yaitu pendugaan titik SNP yang mungkin terjadi pada dua kromosom homolog dari genom individu diploid. Salah satu contoh titik SNP gen WRKY6 sebagai acuan urutan sekuens ditunjukkan pada Gambar 3.1. Rekapitulasi hasil multiple alignment lima gen WRKY disajikan dalam Tabel 3.2, dilengkapi dengan posisi SNP, letak basa SNP dan rasio alel SNP. Gambar 3.1 Multiple sequence alignment dari gen WRKY6 pada kelapa menunjukkan adanya posisi Single Nucleotide Polymorphisms SNP pada posisi ke-3 di ukuran basa 795 dari sekuens. Variasi nukleotida sebesar berturut-turut untuk T 57.1 atau C 42.9 Tabel 3.2 Daftar titik SNP berdasarkan multiple sequence alignment gen WRKY dari tanaman kelapa Gen WRKY Letak SNP a Alternatif bi-alel SNP b Rasio alel SNP c WRKY2 1 2 697 721 AG GC 68 78 WRKY6 1 3 156 795 CT TC 67 47 WRKY7 1 561 TA 56 WRKY19 1 74 GA 67 WRKY21 1 3 447 553 GC AG 57 67 Keterangan: a X Y = mengindikasikan urutan titik SNP X dari gen WRKY yang terdapat pada nomor basa tertentu setelah dilakukan MSA Y; b XY = mengindikasikan alel mayor X dan alel minor Y; c XY = mengindikasikan rasio alel mayor terhadap total jumlah SNP dari fragmen yang dievaluasi.

3.3.1.3 Disain primer SNAP berdasarkan SNP

Kriteria untuk mendisain primer SNAP, di sekitar situs SNP terdapat minimal 25 basa. Hal ini untuk memenuhi panjang oligonukleotida sebagai primer yang sesuai untuk PCR, terutama pada situs SNP di ujung 5’ dan 3’ runutan fragmen DNA. Kriteria yang sama juga menjadi syarat dalam mendisain primer dCAPS menggunakan perangkat lunak dCAPS Finder Shahinnia dan Sayed- Tabatabaei 2009. Disain primer SNAP menggunakan hasil multiple sequence alignment untuk fragmen gen WRKY diajukan secara online submit sekuensnya menggunakan piranti lunak online http:ausubellab.mgh.harvard.edu. Setiap submit hanya mendefinisikan satu titik SNP, sehingga untuk titik SNP lain maka submit dilakukan berulang. Disain primer dari satu titik SNP menggunakan piranti lunak WebSNAPER diperoleh beberapa alternatif pasangan primer untuk menghasilkan marka SNAP. Pemilihan pasangan primer dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu suhu Tm tidak jauh berbeda dan posisi mismatch berada pada