pula. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu Nana Sudjana, 2009: 37.
Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran serta taksonomi hasil belajar. Oleh
karena itu, pendidik seharusnya memperhatikan kemampuan internal peserta didik dan situasi stimulus yang berada di luar peserta didik untuk mencapai
keberhasilan belajar.
2.2.5.2 Keaktifan Belajar Siswa
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah 2013: 42 mendefinisikan aktivitas belajar sebagai kegiatan yang dilakukan secara individu maupun rombongan,
memiliki perencanaan belajar, strategi, media, tahapan tujuan tertentu, berhubungan dengan waktu dan tempat, serta aturan-aturan yang disepakati.
Keaktifan sebagai salah satu prinsip dalam belajar memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dimyati dan Mudjiono 2009: 45 menjelaskan keaktifan siswa dalam belajar beragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, bertanya, menjawab pertanyaan, berlatih keterampilan, dan
lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis berupa menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan
konsep, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis lainnya. Pada kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut
selalu aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif secara
fisik, intelektual, dan emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa menurut Dimyati dan Mudjiono 2009: 51 berwujud perilaku-perilaku seperti mencari
informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu, membuat karya, dan sebagainya. Implikasi keaktifan siswa ini lebih lanjut menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran. Sementara
itu, Rosalia
2005:4 dalam
Zainal Hakim
www.zainalhakim.web.id , 2013 menjelaskan keaktifan siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan belajar apabila
ditemukan ciri-ciri perilaku, seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan keaktifan belajar siswa
merupakan kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Adapun keaktifan siswa dalam
belajar dapat dilihat secara fisik maupun psikis. Keaktifan bagi siswa akan menuntut pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
2.2.5.3 Motivasi Belajar Siswa