model blended learning ini telah divalidasi oleh ahli dan dinyatakan layak digunakan dalam penelitian serta sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.
4.2.1.1 Validasi Ahli Materi Pembelajaran
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian kelayakan perencanaan pembelajaran dengan model blended learning oleh ahli materi
pembelajaran menyatakan sangat layak, dilihat dari aspek dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran blended learning dan komponen sistem
pembelajaran yang menunjukkan persentase 94 dari skor persentase maksimal 100.
Penilaian ahli materi pembelajaran dari aspek dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran blended learning mendapat penilaian 94 dalam
kategori sangat layak. Hal ini diartikan bahwa perencanaan pembelajaran model blended learning yang telah dibuat sesuai dengan teori Rusman 2013: 133, yang
menunjukkan bahwa seorang guru perlu memperhatikan dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran, mencakup: tujuan yang hendak dicapai,
bahanmateri pembelajaran, sudut pandang peserta didiksiswa, dan hal-hal yang bersifat nonteknis berupa efektivitas dan efisiensi.
Senada dengan teori dari Rusman 2013: 133, perencanaan pembelajaran model blended learing ini juga sesuai dengan teori dari Trianto 2007: 2 yang
menyatakan bahwa pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat
kemampuan peserta didik. Dari penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa pemilihan model blended learning dalam pembelajaran telah memperhatikan
dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran berdasarkan teori dari Rusman 2013: 133 dan Trianto 2007: 2.
Berdasarkan hasil validasi ahli materi pembelajaran dari aspek dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran blended learning menunjukkan:
1 adanya kesesuaian tujuan model blended learning dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai; 2
ketersediaan bahansumber belajar pada model blended learning yang relevan dengan materi pembelajaran;
3 kesesuaian model blended learning dengan tingkat kematangan dan gaya
belajar siswa, dan 4
pemilihan model blended learning dalam pembelajaran dinyatakan efektif dan efisien untuk penguasaan kompetensi teori maupun praktik bagi peserta
didik. Dari hasil di atas, mencerminkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dibuat dengan model blended learning telah dipertimbangkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran serta menjadi suplemen
dalam pembelajaran tatap muka. Terkait dengan pembelajaran model blended learning sebagai suplemen pembelajaran tatap muka, memberikan peluang dapat
menuntaskan cakupan materi pelajaran yang luas dan mampu memberikan keseimbangan penguasaan kompetensi teori dan praktik.
Sedangkan hasil validasi ahli materi pembelajaran dari aspek komponen sistem pembelajaran mendapat penilaian 94 dalam kategori sangat layak. Hal ini
mencerminkan bahwa perencanaan pembelajaran model blended learning yang
telah dibuat sesuai dengan teori Wina Sanjaya 2006: 59. Sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya 2006: 59 bahwa seorang guru dalam merancang
pembelajaran seharusnya mampu mensinkronisasikan komponen-komponen pembelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh, meliputi: tujuan, isimateri,
metode, media, dan evaluasi. Senada dengan pernyataan di atas, maka perencanaan pembelajaran
model blended learning yang telah dibuat juga sesuai dengan teori Nana Sudjana 2009: 30 yang menyatakan bahwa proses belajar-mengajar pengajaran pada
dasarnya tidak lain ialah proses mengkoordinasi sejumlah komponen tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian agar satu sama lain saling berhubungan
dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada siswa seoptimal mungkin menuju perubahan perilaku sesuai tujuan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hasil validasi dari aspek komponen sistem pembelajaran
oleh ahli materi pembelajaran menunjukkan: 1
adanya kesesuaian tujuan model blended learning dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
2 kesesuaian materi pembelajaran dengan model blended learning;
3 kesesuaian metode yang digunakan dalam model blended learning dengan
metode pembelajaran; 4
ketepatan media pada model blended learning yang mendukung kegiatan pembelajaran, serta
5 kesesuaian evaluasi pada model blended learning yang mendukung kegiatan
pembelajaran KKPI. Dari hasil analisis kedua aspek tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perencanaan pembelajaran dengan model blended learning yang telah dibuat sangat layak dan sesuai dengan dasar pertimbangan serta komponen sistem
pembelajaran, sehingga menurut ahli materi pembelajaran perencanaan pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam implementasi
kegiatan pembelajaran.
4.2.1.2 Validasi Ahli Model Pembelajaran