4.2.2 Pembahasan Implementasi Model Pembelajaran
4.1.2.4 Persentase Implementasi Model Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi implementasi pembelajaran dengan model blended learning selama 4 pertemuan, maka dideskripsikan pembahasan dari
masing-masing pertemuan sebagai berikut.
4.2.2.1.1 Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning pada
Pertemuan 3
Hasil implementasi model pembelajaran blended learning pada pertemuan 3 mengkaji pokok bahasan editing sederhana untuk membuat
presentasi, khususnya pokok materi hyperlink, insert picture, dan diagram. Implementasi pembelajaran dilaksanakan melalui 1 pembelajaran synchronous
pembelajaran tatap muka berupa ceramah konstruktif, praktik, dan presentasi dan syncronous mandirionline berupa chatting serta 2 pembelajaran
asynchronous asynchronous mandirionline berupa belajar mandiri dengan e-materi dan asynchronous kolaboratifonline berupa forum diskusi online
dengan pendekatan konstruktif. Pelaksanaan pembelajaran synchronous dilakukan secara bersama-sama
dalam ruang laboratorium komputer dan waktu yang sama, sedangkan pembelajaran asynchronous dilakukan secara mandiri oleh siswa kapan pun dan
dimana pun. Dari deskripsi di atas, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model blended learning pada pertemuan 3 sesuai dengan
teori dari Uwes A.Chaeruman 2011. Dalam teorinya, Uwes A. Chaeruman 2011 menyatakan bahwa blended learning sebagai pembelajaran yang
mengkombinasikan setting pembelajaran synchronous dan asynchronous secara tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3 menunjukkan adanya pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran synchronous dan
asynchronous dengan pendekatan konstruktif untuk mengkonstruksikan pengetahuan siswa. Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan model blended
learning dilakukan secara tatap muka di ruang laboratorium komputer dan online dengan akses e-learning. Hal ini sesuai dengan teori dari Cheung dan Hew 2011:
1319 yang menyatakan bahwa blended learning merupakan kombinasi antara face to face learning dan online learning.
Senada dengan teori Cheung dan Hew 2011: 1319, pelaksanaan pembelajaran dengan model blended learning pada pertemuan 3 telah sesuai
dengan teori Elenana Mosa 2006 dalam Cepi Riyana 2009: 21 yang berarti bahwa pembelajaran telah mengandung 2 unsur utama blended learning yaitu
pembelajaran di kelas classroom lesson dan online learning. Adapun langkah kegiatan pembelajaran dengan model blended learning
mencakup: kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Hal ini menunjukkan implementasi kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan Permendiknas No. 41
tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengenai pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi: kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran pertemuan 3 yang meliputi:
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dijabarkan secara mendalam pada
langkah orientasi, organisasi, investigasi, presentasi, analisis dan evaluasi. Langkah-langkah ini telah sesuai dengan teori dari Arend 2008: 57 yang
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah problem based learning, meliputi: orientasi, organisasi, investigasi, presentasi, analisis dan
evaluasi. Hal ini juga sesuai dengan model blended learning Dian Wahyuningsih 2013: 39 yang didalamnya terdapat blended learning pembelajaran bercampur
dan constructive approach pendekatan konstruktif. Aktivitas kegiatan orientasi pada pertemuan 3 dilakukan dengan kegiatan
ceramah konstruktif yang memacu siswa untuk menggunakan pengetahuannya dalam mengkonstruksikan pemahaman secara mandiri. Hal ini sesuai dengan teori
dari Jean Piaget 1963 dalam Miftahul Huda 2013: 43 yang berarti bahwa siswa mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan mencari keseimbangan antara
struktur pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang telah diperolehnya melalui asimilasi dan akomodasi.
Kegiatan pengkonstruksian pengetahuan baru pada pertemuan 3 ini juga memacu siswa untuk berpikir abstrak, logis, dan mampu menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Hal ini sesuai dengan teori Piaget dalam Achmad Rifai 2009: 30 dimana aktivitas belajar ditekankan pada proses internal dalam
berpikir, yakni pengolahan informasi berupa pengkonstruksian pemahaman siswa berdasarkan usia.
Sedangkan aktivitas kegiatan organisasi, investigasi, presentasi, analisis dan evaluasi menunjukkan bahwa siswa belajar aktif dalam menggali informasi
terkait materi hyperlink, picture, dan diagram melalui chatting, diskusi online,
dan presentasi. Aktivitas belajar siswa ini sesuai dengan teori konstruktivisme Vygotsky 1978 dalam Achmad Rifai 2009: 34 yang menyatakan bahwa
kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kebudayaan, dimana interaksi sosial dengan orang lain dapat memacu pengkonstruksian ide-ide baru
dan meningkatkan intelektual siswa. Adapun rata-rata implementasi kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3
adalah sebesar 83 dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan model blended
learning.
4.2.2.1.2 Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning pada