Faktor-Faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Berbicara

32 h. Artikulasi dan Pengucapan Cara anda mengucapkan kata-kata dapat menjadi satu faktor besar dalam mempengaruhi orang. Orang yang salah mengucapkan kata-kata biasannya dianggap kurang berpendidikan atau tidak terlalu pintar. Reputasi ini tidak akan dapat ditemukan seluruhnya, karena banyak persoalan salah pengucapan disebabkan oleh kebiasaan salah artikulasi yang buruk, atau faktor-faktor lingkungan dimasa lalu. Kebanyakan persoalan menyangkut pengucapan dan artikulasi dapat diperbaiki dengan mempraktikan kebiasaan artikulasi yang baik, atau menerima intruksi dari instruktur pidato yang berpengalaman. i. Kosa Kata dan Tata Bahasa yang Tepat Para pembicara yang belum berpengalaman sering merasa takut karena tidak memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik atau kosa kata yang memadai. Hal ini ditambah dengan kurangnya percaya diri menyebabkan penampilan sesorang menjadi buruk sekali. Menggunakan tata bahasa yang tidak benar pasti akan membuat Anda tidak akan berkembang dalam profesi, dan juga dalam lingkungan sosial. Kebanyakan orang menganggap mereka yang dapat menggunakan tata bahasa secara tepat adalah orang yang lebih pintar dan lebih berhasil dari pada orang-orang yang tidak menguasai tata bahasa dengan baik. Setiap orang dapat belajar untuk menggunakan tata bahasa yang benar dengan mempelajari buku pelajaran bahasa disekolah menengah. Untuk menjadi pembicara yang memiliki kosa kata yang baik, orang tidak perlu harus menyelesaikan pendidikan universitas atau akademi. Anda dapat memperkaya kosa kata dengan cara mencari sendiri kata-kata baru dan menggunakannya dalam praktek. Sebagai contoh, Anda dapat memanfaatkan waktu berangkat dan pulang kantor untuk merekam kosa kata baru ke dalam tape mobil. Anda dapat mempelajari begitu banyak kata hanya dengan periode lebih dari dua belas bulan. j. Masalah Suara Suara merupakan suatu persoalan apabila suara itu meminta perhatian terhadapnya sendiri. Masalah yang umum menyangkut suara adalah sebagai berikut: 1 Kekerasan, kecuali kalau hal ini merupakan keadaan suara alamiah secara fisik, hal ini memperlihatkan ketegangan dan stres yang dialami si pembicara. Hal-hal ini dapat dihindari dengan cara menggunakan teknik- teknik pengrilekan dan meningkatkan rasa percaya diri anda. 33 2 Kesengauan, dalam banyak hal, ini disebabkan oleh kebijaksanaaan membuka mulut tidak cukup lebar ketika berbicara. Persoalan ini dapat diatasai dengan cara membuka mulut lebih lebar dan menggunakan gerak lidah lebih kuat. 3 Kesulitan Bernafas, suara yang lemah dan bergelombang disebabkan oleh Anda tidak bernanfas secukupnya waktu berbicara. Hal ini dapat diatasi dengan menarik nafas dalam-dalam dan kemudian menghembuskan udara berlahan-lahan. 4 Kata-kata Pendek, kata-kata pendek yang membingungkan seperti “ah”, “oh”, “um”, “dan” sering merupakan pengganti jeda alamiah. Untuk menghentikan kebiasaan buruk itu, seorang pembicra harus menarik napas selama satu detik, menahanya dan kemudian mulai berbicara lagi. 5 Mengubah Citra Suara Anda, tujuan akhir dari upaya memperbaiki cara berbicaramengeluarkan suara bukanlah agar suuara Anda sama seperti suara orang lain, melainkan untuk membantu mengembangkan citra bunyi suara Anda yang terbaik. Hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah dengan hati-hati memperhatikan dan mendengarkan suara Anda sendiri. Anda harus secara jujur dan obyektif melihat dan mendengar diri Anda berbicara, cara para pendengar menilai Anda. Untuk mengevaluasi dan memperbaiki citra suara, Anda mutlak memerlukan sebuah kamera video dan alat perekaman. Dengan alat ini Anda tidak saja mengamati diri, tetapi juga mencatat kemajuan yang telah dicapai. Pada setiap acara praktik, tingkatkanlah variasi suara dengan cara mengikuti petunjuk-petunjuk berikut: a Variasi intonasi untuk memberikan penekanan. b Perlahan-lahan ketika membicarakan hal-hal penting. c Berhentilah sejenak setelah satu frase atau poin penting. d Kadang-kadang berbicaralah perlahan-lahan, dalam nada penuh percaya diri untuk memberikan penekanan. e Jagalah agar frase-frase tetap pendek sehingga anda dapat menyampaikannya dalam satu napas saja. f Perhatikan untuk merasa dan mengungkapkan emosi- emosi dasar berikut ini: kebahagiaan, marah, kesedihan, terkejut, cemas, kejijihan, cinta, simpati, keheranan, ragu. 34 Selain beberapa faktor penunjang di atas, dalam berbicara dikenal dengan adanya gangguan berbicara, hal itu terjadi karena beberapa hal. Menurut Djago Tarigan 1997: 80-81 salah satu penghambat keefektifan berbicara adalah kecemasan berbicara. Kecemasan berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan seseorang yang telah dipengaruhi oleh rasa cemas. Menurut Saleh Abbas 2006: 84 terdapat dua faktor hambatan berbicara, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hambatan yang datang dari diri pembicara itu sendiri, seperti: a alat ucap, b penggunaan bahasa, c kelelahan, d fisiologi, dan e psikologis. Hambatan yang kedua adalah faktor eksternal atau yang datang dari luar pembicara, seperti: a suara atau bunyi kebisingan, b penglihatan, c kondisi ruang, d gerak yang aktraktif, e media, dan f cuaca atau kondisi saat pembicaraan itu berlangsung.

4. Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Sekolah Menengah Atas

Setelah menentukan metode yang tepat untuk pembelajaran berbicara, selanjutnya guru harus menentukan langkah-langkah pembelajaran terlebih dahulu. Adapun kriteria untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran menurut Saleh Abbas 2006: 85 yaitu, di bawah ini: a. Materi relevan dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator. b. Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. 35 c. Mengembangkan butir-butir keterampilan proses. d. Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang. e. Merangsang siswa untuk belajar. f. Mengembangkan penampilan dan kreativitas siswa. g. Tidak menuntut peralatan yang rumit dan mudah dilaksanakan. h. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode role playing disesuaikan dengan SKKD SMA Kelas XI Semester 2 Main Sufanti, 2010: 150-152. Tabel 1. SKKD SMA Kelas XI Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendengarkan 1. Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar. 1.1 merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar 1.2 mengomentari pendapat seseorang dalam suatu diskusi atau seminar Berbicara 2. menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar 2.1 mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 2.2 mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian. Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif. 3.1 mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit 3.2 membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkumanringkasa 4.1 menulis rangkumanringkasan isi buku 4.2 menulis notulen rapat sesuai dengan pola penulisanya 4.3 menulis karya ilmiah seperti 36 n, notulen rapat, dan karya ilmiah. hasil pengamatan, dan penelitian Mendengarkan 5. Memahami pembacaan cerpen 5.1 mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan 5.2 menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan Berbicara 6. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama 6.1 mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama 6.2 menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh drama dalam pementasan drama. Membaca 7. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat 7.1 mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh 7.2 membandingkan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel indonesia terjemahan dengan hikayat Menulis 8. Menulis naskah drama 8.1 mendreskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama 8.2 menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pembelajaran berbicara disesuaikan dengan SKKD SMA kelas XI semester 2 dengan standar kompetensi yaitu siswa mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama dan kompetensi dasar yaitu siswa dapat mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama serta mengungkapkan gerak-gerik, mimik dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh drama dalam pementasan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar dalam Sa’bani 2009: 39 menjelaskan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara memiliki beberapa tujuan, tergantung pada tingkatannya masing- 37 masing. Dalam hal ini ada tiga tingkatan yang digunakan yaitu tingkat pemula, menengah dan tingkat tinggi. Pembelajaran keterampilan berbicara pada tingkat pemula bertujuan agar peserta didik dapat: 1 melafalkan bunyi-bunyi bahasa; 2 menyampaikan informasi; 3 menyatakan setuju atau tidak setuju; 4 menjelaskan identitas diri; 5 menjelaskan kembali hasil simakan atau bacaan; 6 menyatakan ungkapan rasa hormat; dan 7 bermain peran. Untuk tingkat menengah tujuan keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat: 1 menyampaikan informasi; 2 berpartisipasi dalam percakapan; 3 menjelaskan identitas diri; 4 menjelaskan kembali hasil simakan atau bacaan; 5 melakukan wawancara; 6 bermain peran; dan 7 menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato. Adapun untuk tingkat yang paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan keterampilan berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat: 1 menyampaikan informasi; 2 berpartisipasi dalam percakapan; 3 menjelaskan identitas diri; 4 menjelaskan kembali hasil simakan atau bacaan; 5 berpartisipasi dalam wawancara; 6 bermain peran; dan 7 menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato, atau debat.

5. Penilaian Keterampilan Berbicara di Sekolah Menengah Atas

Penilaian berbicara yang baik adalah penetapan titik berat sasaran tes dalam bentuk rincian kemampuan berbicara sebagai patokan dalam melakukan penilaian. Menurut Soenardi Djiwandono 2011: 119

Dokumen yang terkait

DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Teks Dialog Dengan Menggunakan Strategi Role Playing Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 03 Nu

0 3 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Pembelajaran Role Playing Siswa Kelas IV SD Negeri Godog

0 1 15

PENDAHULUAN Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Pembelajaran Role Playing Siswa Kelas IV SD Negeri Godog 02 Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 6

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Metode Pembelajaran Role Playing Siswa Kelas IV SD Negeri Godog

0 2 15

PENDAHULUAN Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SD Negeri 3putatnganten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 6

NO NAMA SISWA Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SD Negeri 3putatnganten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 47

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di SD Negeri 01 Malanggaten Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III MIN 7 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 103