45
F. Kerangka Berfikir
Berbicara merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial agar dapat berkomunikasi dengan sesama. Kemampuan berbicara sangat
diperlukan individu guna mencapai keberhasilan berkomunikasi dalam berbagai situasi, misalnya lingkungan masyarakat, sekolah maupun
lingkungan bermain. Tujuan pembelajaran berbicara di SMA diharapkan siswa mampu mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan
drama serta menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh drama dalam pementasan drama. Untuk melatih keterampilan
berbicara siswa, dibutuhkan kegiatan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan tanpa tekanan.
Pengalaman belajar yang tepat dapat diwujudkan dengan memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk melatih kemampuan berbicara siswa.
Pembelajaran berbicara di SMA sudah menerapkan konsep role playing dalam melatih kemampuan berbicara siswa. Namun dalam
pembelajaranya guru lebih sering melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru juga masih terlibat secara aktif membimbing dan memberikan arahan
kepada siswa dalam bermain peran tanpa memberikan kebebasan. Berdasarkan permasalahan di atas maka dibutuhkan alternatif yaitu
pembelajaran role playing tanpa dampingan guru. Metode role playing tanpa dampingan guru memberikan
kesempatan siswa untuk mengeksplore kemampuan bermain peran sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa tanpa campur tangan guru. Siswa
46
juga bebas memilih tempat yang dirasa nyaman untuk bermain peran, tidak harus didalam kelas. Dengan demikian siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok dalam bermain peran tanpa tekanan sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Metode pembelajaran
ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
G. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Pertama Ho : tidak terdapat perbedaan keterampilan berbicara siswa dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas yang belajar menggunakan metode role playing tanpa dampingan guru dengan
kelas yang belajar menggunakan metode role playing dengan dampingan guru di kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem.
Ha : terdapat perbedaan keterampilan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas yang belajar menggunakan
metode role playing tanpa dampingan guru dengan kelas yang belajar menggunakan metode role playing dengan dampingan guru di kelas
XI SMA Muhammadiyah Pakem. 2. Hipotesis Kedua
Ho : Metode role playing dengan dampingan guru lebih signifikan mempengaruhi peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas XI
47
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dibandingkan metode role playing tanpa dampingan guru.
Ha : Metode role playing tanpa dampingan guru lebih signifikan mempengaruhi peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas XI
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dibandingkan metode role playing dengan dampingan guru.