68
menggunakan metode role playing tanpa guru di kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Muhammadiyah Pakem yang menjadi lokasi penelitian merupakan sekolah swasta yang terletak di Jl. Kaliurang Km.07 Pakem,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak SMA Muhammadiyah Pakem cukup strategis karena berada tidak jauh dari jalan raya.
Di bawah ini merupakan data mengenai SMA Muhammadiyah Pakem : Nama Sekolah
: SMA Muhammadiyah Pakem Alamat
: Jl. Kaliurang Km.07 Pakem, Sleman, DIY Telepon
: 0274 895545
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem tahun ajaran 20142015 yang berjumlah
32 siswa. Kelas XI SMA Muhammadiyah Pakem terdiri dari dua kelas, yaitu kelas XI IPA dan kelas XI IPS. Kelas IPA sebagai kelompok kontrol
yang berjumlah 15 terdiri dari 5 siswa putra dan 10 siswa putri. Kelas IPS sebagai kelompok eksperimen berjumlah 17 yang terdiri dari 7 siswa putra
dan 10 siswa putri.
70
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Kelas Eksperimen
a. Pelaksanaan Tes Sebelum Perlakuan Pretest
Sebelum dilaksanakan perlakuan pertama, terlebih dahulu dilaksanakan pretest atau tes sebelum perlakuan. Tes sebelum
perlakuan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam berbicara. Tes sebelum perlakuan dilakukan dengan
penilaian unjuk kerja yaitu siswa praktik memainkan peran , kemudian aspek-aspek berbicara di ukur. Aspek-aspek berbicara
yang di ukur adalah: lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara dan pemahaman isi. Tes sebelum perlakuan pada kelas eksperimen
dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015 pukul 07.00-07.45.
b. Perlakuan Pertama
Perlakuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 09.15-11.00. Pada perlakuan pertama siswa bermain
peran memerankan tokoh sesuai dialog yang telah ada. Pembagian tema drama disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada,
dikarenakan jumlah siswa yang hanya berjumlah 17 siswa, kelas dibagi menjadi dua kelompok. Terdapat dua tema dialog dalam
kelompok eksperimen, yaitu drama modern dan tradisional, drama modern berjudul arti sahabat dan tradisional berjudul Ande-Ande
lumut. Pada perlakuan pertama semua siswa hadir untuk mengikuti pelatihan drama.
71
Siswa mempersiapkan lembar dialog yang sudah untuk memulai pelatihan, sebelum perlakuan pertama, siswa dihimbau
untuk mempersiapkan sendiri naskah drama sesuai dengan jumlah kelompok masing-masing. Guru memberikan kesempatan siswa
untuk membaca dan menghafal naskah drama. Setelah siswa selesai menghafal naskah, guru menghampiri kelompok siswa
untuk membimbing siswa berlatih membaca dialog dengan intonasi, artikulasi dan ekspresi yang tepat sebelum siswa tampil di
depan kelas. Kemudian masing-masing kelompok tampil ke depan
secara bergantian. Untuk kelompok yang tidak maju bertugas untuk mengamati kelompok siswa yang sedang tampil di depan
kelas. Setelah salah satu kelompok siswa selesai tampil, kelompok lain yang mengamati dan langsung memberikan masukan serta
saran untuk kelompok yang tampil di depan. Setelah semua kelompok maju dan saling memberi masukan, pelatihan drama
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Perlakuan Kedua
Perlakuan kedua dilaksanakan pada 13 Mei 2015 pukul 09.15-11.00. Pada perlakuan kedua, sebelum pembelajaran dimulai
guru memberikan kesempatan siswa untuk menghafal kembali naskah drama yang sudah ada pada siswa. Tema naskah drama
yang digunakan untuk pelatihan yaitu sama dengan tema
72
sebelumnya yaitu drama tradisional dan modern. Drama tradisional dengan judul Ande-Ande Lumut dan modern dengan judul Arti
Sahabat. Setelah diberi waktu menghafal, guru meminta setiap kelompok untuk berlatih drama dan memilih tempat di luar
ruangan yang nyaman untuk mereka, serta meminta kelompok memanfaatkan properti yang ada untuk berlatih , sementara guru
mengawasi secara bergantian setiap kelompok. Kemudian sebelum waktu pembelajaran selesai, guru
meminta siswa kembali ke dalam kelas untuk menampilkan dramanya. Seperti sebelumnya, ketika salah satu kelompok maju
siswa lain mengamati dan memberi masukan setelah selesai menampilkan drama. Dalam perlakuan kedua, sudah terlihat
perbedaan dalam bermain drama, misalnya peningkatan volume suara, ekspresi dan mimik serta penghayatan, tidak seperti
perlakuan pertama yang masih kaku dan malu-malu, namun masih ada beberapa siswa yang belum terlalu hafal dengan naskah drama
sehingga masih sering melihat naskah saat pementasan.
d. Perlakuan Ketiga
Perlakuan ketiga dilaksanakan pada 20 Mei 2015 pukul 09.15-11.00. Tema drama sama seperti perlakuan pertama dan
kedua. Sebelum pementasan drama di depan kelas, guru terlebih dahulu memberi kesempatan siswa menghafal kembali naskah
drama dan berlatih. Guru tidak membatasi tempat berlatih di dalam