19
menyenangkan agar sulit untuk dilupakan. Elizabeth B. Hurlock Umi khoirotun,  2012:  12  mengemukakan  bahwa  bermain  aktif  adalah
kegiatan  yang  dilakukan  seseorang  dalam  rangka  memperoleh kesenangan  dan  kepuasan  dari  aktivitas  yang  dilakukannya  sendiri.
Dalam  kegiatan  ini  banyak  melibatkan  aktivitas  tubuh  atau  gerakan- gerakan  tubuh.  Selanjutnya    Reardon  dan  Singer  Darmansyah,  2010:
22  menjelaskan    bahwa  pembelajaran  menyenangkan    itu  adalah kemampuan  untuk  mengubah  komunitas  belajar  menjadi  tempat  yang
meningkatkan  kesadaran,  daya  dengar,  partisipasi,  umpan  balik,  dan pertumbuhan, dimana emosi dihargai.
Berdasarkan teori di atas, pembelajaran role playing merupakan metode  pembelajaran  aktif  yang  memberikan  pengalaman  dan  makna
kepada  siswa  dalam  kegiatan  pembelajaran,  karena  siswa  berperan langsung  dalam  pembelajaran,  sehingga  dapat  membuat  siswa  lebih
berkesan  dan  menjadi  pengalaman  belajar  yang  menyenangkan  yang sulit untuk dilupakan.
6. Pelaksanaan Pembelajaran Role Playing
a. Pembelajaran Role Playing Dengan Guru
Pada  konsep  zona  perkembangan  proksimal  menurut Vigotsky  dalam  Asri  Budiningsih  2012:  101  sebelum  terjadi
internalisasi  dalam  diri  anak,  atau  sebelum  kemampuan instramental  terbentuk,  maka  anak  perlu  dibantu  dalam  proses
belajarnya. Orang dewasa atau dalam pembelajaran disebut dengan
20
guru  perlu  membantu  dalam  proses  belajarnya.  Peran  guru  selain sebagai  fasilitator  juga  berperan  membantu  kegiatan  siswa  dalam
pembelajaran  role  playing.  Dalam  penelitian  ini  guru  berperan mendampingi  siswa  dalam  proses  belajar  bermain  peran.  Jika  ada
siswa  yang  salah  atau  kurang  menghayati  peran,  guru  bisa memberikan contoh yang benar kepada siswa.
Langkah  pembelajaran  role  playing  dengan  dampingan guru :
1  Guru masuk kelas memberikan sambutan dan instruksi kepada siswa  tentang  pembelajaran  role  playing  yang  akan
dilaksanakan. 2  Siswa  dibagi  menjadi  dua  kelompok,  satu  kelompok
memainkan  drama  tradisional  dan  kelompok  lain    memainkan drama modern.
3  Guru memberikan contoh peran yang dimainkan dalam naskah drama  kepada siswa.
4  Siswa  berlatih  drama  di  dalam  kelas,  guru  mendampingi  serta memberikan arahan-arahan.
5  Setelah  selesai  berlatih  masing-masing  kelompok  maju menampilkan drama secara bergantian.
6  Berdiskusi,  kelompok  yang  sedang  tidak  tampil  bertugas mengamati  dan  memberikan  komentar  kepada  kelompok  yang
tampil di depan.
21
b. Pembelajaran Role Playing Tanpa Guru
Kebebasan merupakan suatu yang tidak mengandung unsur mengekang. Dalam role playing kebebasan harus diutamakan agar
siswa  bisa  bebas  mengespresikan  emosialnya  tanpa  tekanan. Semua  prosedur  ketat  yang  sangat  mengekang  dan  membelenggu
anak  harus  dihilangkan  apabila  kita  menginginkan  suatu kesempatan  baik  bagi  pertumbuhan  pribadi  dalam  seluruh  sumber
intelektual  dari  kebebasan  dan  yang  tanpanya  tidak  ada  jaminan apapun  bagi  pertumbuhan  normal  yang  sejati  dan  yang  terus
berkelanjutan Jhon Dewey: 58-59. Dalam  proses  belajar  menurut  teori  konstruktivistik  guru
dan siswa memiliki peran yang sangat penting. Peranan Siswa si- belajar  menurut  pandangan  konstruktivistik,  belajar  merupakan
suatu  proses  pembentukan  pengetahuan.  Pembentukan  ini  harus dilakukan  oleh  si  belajar.  Ia  harus  aktif  melakukan  kegiatan,  aktif
berfikir,  menyusun  konsep  dan  memberi  makna  tentang  hal-hal yang  sedang  dipelajari.  Paradigma  konstruktivistik  memandang
siswa  sebagai  pribadi  yang  sudah  memiliki  kemampuan  awal sebelum  mempelajari  sesuatu.  Kemampuan  awal  tersebut  akan
menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab  itu  meskipun  kemampuan  awal  tersebut  masih  sangat
sederhana  atau  tidak  sesuai  dengan  pendapat  guru,  sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.