44
perhatian emosional terhadap orang lain, terutama pada saat mereka sedang berada dalam keadaan duka cita distress.
E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Astri Setyawati pada tahun 2014 dengan judul
penelitian “Pengaruh Metode Role Playing dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri
Panjatan Kulon Progo”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatn keterampilan berbicara bahasa indonesia dengan menggunakan
metode role playing yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata antara kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 11,92.
Relevansi hasil penelitian yang dilakukan oleh Astri Setyawati dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode role playing
atau bermain peran untuk pembelajaran keterampilan berbicara dan metode penelitian yang digunakan sama-sama menggunakan quasi
eksperiment . Selain memiliki persamaan, penelitian ini memiliki perbedaan yaitu pada subjek yang diteliti, pada penelitian yang dilakukan
Astri Setyawati subjeknya adalah siswa kelas V SD dengan jumlah 39 siswa, sedangkan dalam penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas XI
SMA dengan jumlah 32 siswa.
45
F. Kerangka Berfikir
Berbicara merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial agar dapat berkomunikasi dengan sesama. Kemampuan berbicara sangat
diperlukan individu guna mencapai keberhasilan berkomunikasi dalam berbagai situasi, misalnya lingkungan masyarakat, sekolah maupun
lingkungan bermain. Tujuan pembelajaran berbicara di SMA diharapkan siswa mampu mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan
drama serta menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh drama dalam pementasan drama. Untuk melatih keterampilan
berbicara siswa, dibutuhkan kegiatan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan tanpa tekanan.
Pengalaman belajar yang tepat dapat diwujudkan dengan memilih metode
pembelajaran yang tepat untuk melatih kemampuan berbicara siswa.
Pembelajaran berbicara di SMA sudah menerapkan konsep role playing dalam melatih kemampuan berbicara siswa. Namun dalam
pembelajaranya guru lebih sering melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru juga masih terlibat secara aktif membimbing dan memberikan arahan
kepada siswa dalam bermain peran tanpa memberikan kebebasan. Berdasarkan permasalahan di atas maka dibutuhkan alternatif yaitu
pembelajaran role playing tanpa dampingan guru. Metode role playing tanpa dampingan guru memberikan
kesempatan siswa untuk mengeksplore kemampuan bermain peran sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa tanpa campur tangan guru. Siswa