29
peserta, e Jumlah peserta dalam percakapan, f Interprestasi isi dan arah percakapan, g Inisiatif memotongmengambil peran.
Berbicara adalah keterampilan penyampaian pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Berbicara identik dengan penggunaan
bahasa secara lisan. Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara
secara langsung menurut Djago Tarigan 1997: 13 adalah : a Pelafalan, b Intonasi, c Pemilihan kata, d Struktur kata dan
kalimat, e Sistematika pembicaraan, f Isi pembicaraan, g Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, serta, h Penampilan gerak-
gerik, penguasaan diri, dan lain lain
3. Faktor-Faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Berbicara
Citra suara merupakan faktor yang berpengaruh pada kegiatan berbicara. Menurut John W.Osborne 2004: 65 ada beberapa faktor
penunjang keefektifan berbicara : a. Kualitas suara
Yang dimaksud dengan citra atau kesan suara adalah apa yang biasanya lebih dikenal denga sebutan warna suara.
Warna suara atau kualitas suara merupakan bunyi atau karakteristik khas dari suara setiap orang. Warna suara
ditentukan oleh bunyi getaran didalam ruang gema dari tenggorokan, mulut, hidung, tulang pipi dan kepala.
b. Nada suara Pertimbangan tentang kualitas suara tidak hanya menyangkut
warna suara saja. Mempelajari cara yang efektif untuk menguasai dan menggunakan unsur-unsur nada suara
perubahan pada suara dapat berpengaruh besar sekali terhadap cara anda mengutarakan dan menekankan
pembicaraan dimuka umum. Perubahan nada suara khusus mengacu pada bagaimana suara Anda bervariasi. Faktor tidak
30
tetap variabel ini mencakup kecepatan, intonasi, volume dan jeda.
c. Kecepatan suara Kata-kata yang diucapkan secara cepat mengandung
kesamaan dan cenderung menjadi kabur bersama-sama. Melakukan variasi terhadap kecepatan kata-kata dan cara
mengutarakannya menambah pengertian lebih dan menarik perhatian para pendengar. Kecepatan berbicara yang normal
adalah antara 140 dan 185 kata per menit. Otak manusia dapat menyerap informasi sampai dengan 800 kata permenit.
Dengan demikian para pendengar masih punya kesempatan untuk berfikir tentang apa yang Anda kemukakan. Anda perlu
mengubah-ubah kecepatan bicara untuk mengumpulkn kata- kata dalam kelompok-kelompok yang mengandung arti
penuh, yang memberikan penekanan pada kata-kata kunci dan pengertian-pengertian tertentu. Ini berarti bahwa Anda
harus mendorong bersama-sama kelompok-kelompok kata yang relatif kurang penting dan memperlambat suara pada
waktu mengucapkan kata-kata kunci yang penting, yang Anda inginkan agar dipikirkan oleh pendengar. Dalam hal-
hal
tertentu, berbicara
cepat sesungguhnya
dapat meningkatkan pemahaman dengan cara mengikatkan
pemikiran-pemikiran secara bersama-sama, tetapi harus berbicara dengan jelas agar dapat dimengerti.
d. Intonasi Suara Suara yang monoton dan membosankan merupakan
pembunuh nomer satu dalam suatu penyajian. Sebagian besar dari arti yang ingin dikatakan akan hilang apabila anda tidak
memiliki suara yang menyenangkan. Jelas bahwa naik dan turunnya intonasi suara merupakan satu unsur penting dalam
pembicaraan yang efektif. Dalam banyak hal, intonasi suara yang rendah dianggap sebagai suatu aset untuk keberhasilan
suatu penyampaian. Untuk seorang pembicara laki-laki, agar bunyi suaranya dapat dipercaya dan meyakinkan, ia harus
menampilkan intonasi yang lebih rendah. Untuk seorang pembicara perempuan, agar berhasil dalam bisnis, ia perlu
menggunakan intonasi suara yang lebih rendah, yang akan membuat suaranya kedengaran jelas dan tegas.
e. Volume Suara Selalu berbicara dengan tingkat volume suara yang sama,
akan membosankan pendengar dan tidak menarik perhatian mereka. Anda seyogianya berbicara cukup keras agar dapat
didengar oleh semua orang, tetapi ganti-gantilah volumenya untuk menambah variasi.
31
f. Jeda Para pembicara yang belum berpengalaman biasanya takut
mengambil jeda saat berbicara, bahkan hanya untuk sekejap sekalipun. Bagi orang-orang seperti ini, suatu jeda selama
tiga detik aja tampaknya seperti berhenti untuk selamanya. Mereka percaya bahwa selama jeda tidak akan terjadi
komunikasi. Ketakutan seperti ini sesungguhnya tidak benar. Jeda adalah unsur penting dari komunikasi non-verbal dan
sangat penting untuk suatu penyampaian yang baik dan kuat. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh seorang pembicara
apabila ia mengambil jeda selama berbicara: 1 Mengandung suatu pesan non-verbal dengan membuat
pembicara kelihatan rileks, bijaksana dan penuh percaya diri.
2 Membantu pemahaman verbal dengan memberikan kesempatan kepada pendengar untuk menyerap informasi
dan berfikir tentang suatu alat peraga yang ditampilkan. 3 Menandakan adanya peralihan dengan memberitahukan
kepada pendengar bahwa suatu unsur berfikir telah selesai dan segera akan muncul point berikutnya.
4 Jika jeda ditempatkan ditengah suatu frase atau kalimat, hal itu akan menciptakan penekanan dan menyerukan
perhatian pada apa yang akan diucapkan setelah itu. g. Cara Pengucapan dan Penekanan
– Tanda Baca Lisan Dalam komunikasi lisan, kita tidak memiliki alat dan tanda
baca yang menyenangkan untuk membantu menunjukan arti dari kata-kata yang diucapkan. Penekanan dapat digunakan
untuk mendorong isi penyajian Anda dengan menggunakan salah satu metode perubahan nada suara seperti dibawah ini:
1 Mengubah kecepatan suara memberikan tekanan pada
hal-hal penting dengan menurunkan frase-frase atau kelompok-kelompok pikiran tertentu. Ini akan lebih
efektif apabila dikombinasi dengan perubahan volume suara dan intonasi.
2 Mengubah intonasi menimbulkan daya tarik dengan memberikan
penekanan pada
kelompok-kelompok pikiran dengan perubahan intonasi meninggi atau
menurun. Jagalah agar pembicaraan tidak terlalu monoton.
3 Mengubah volume suara membuat penenkanan secara kontras, meningkatkan volume suara dan menurunkannya
secara bergantian merupakan cara yang efektif. 4 Jeda membuat penekanan dan memberikan antisipasi atau
penyerapan informasi sebelum an sesudah kata-kata penting, frase, pikiran atau alat peraga.