Front-End Analysis Analisis Awal Akhir

93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and Development media pembelajaran KIT IPA Cahaya untuk siswa kelas 5 SDN Rejowinangun 1 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D milik Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yang terdiri dari define, design, develop, dan disseminate serta mengadopsi teori evaluasi formatif milik Dick dan Carey yang terdiri dari one to one evaluation, small group evaluation, dan field evaluation. Model pengembangan 4-D tidak seluruhnya digunakan dalam penelitian ini, melainkan hanya digunakan sampai develop saja. Tahap disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan biaya. Teori evaluasi formatif Dick dan Carey dimasukkan dalam tahap develop untuk memudahkan peneliti dalam menentukan jumlah subjek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media KIT IPA Cahaya yang layak dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran IPA kelas 5 Sekolah Dasar. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari respon ahli, guru, dan siswa. Sedangkan keefektifan media dilihat dari analisis nilai pretest dan posttest siswa. Deskripsi setiap langakah pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian

a. Front-End Analysis Analisis Awal Akhir

Analisis awal akhir bertujuan untuk melihat langsung keadaan sekolah, proses pembelajaran, dan potensi yang dapat dikembangkan sebagai dasar 94 penetapan dalam pemecahan masalah. Data dari tahap ini dikumpulkan melalui kegiatan observasi pembelajaran IPA kelas 5, observasi media pembelajaran yang tersedia di sekolah, dan wawancara dengan guru kelas 5 SDN Rejowinangun 1. Data yang diperoleh dari hasil observasi pembelajaran adalah pembelajaran IPA dilakukan dengan cara yang konvensional, didominasi ceramah guru yang banyak menuntut siswa untuk menghafal, dan tidak melibatkan penggunaan media yang mendukung berjalannya pembelajaran IPA. Padahal, siswa kelas 5 di SDN Rejowinangun 1 cenderung aktif saat pembelajaran, baik aktif menjawab pertanyaan guru maupun memperagakan sesuatu yang guru instruksikan. Seharusnya, keaktifan siswa tersebut dapat disalurkan melalui eksperimen untuk mencari pengetahuannya sendiri dan berlatih berdiskusi dengan teman sebaya terkait materi IPA yang diajarkan. Melakukan eksperimen dalam IPA dapat dilakukan dengan memanfaatkan media KIT IPA yang difasilitasi oleh pemerintah untuk sekolah. Observasi ketersediaan media di sekolah dan wawancara guru menunjukkan bahwa media di sekolah sudah cukup lengkap, diantaranya KIT IPA, peraga rangka manusia dan berbagai organ tubuh, poster, kerangka bangun ruang, dan lain sebagainya. KIT IPA yang tersedia di sekolah terdiri dari berbagai macam KIT seperti KIT cahaya, tumbuhan, mineral dan lain-lain. Akan tetapi, media tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal. Guru menyampaikan bahwa media yang terdapat di sekolah telah banyak yang hilang komponennya. KIT IPA misalnya, tidak selalu bisa digunakan dalam pembelajaran IPA karena banyak komponen yang hilang akibat tidak disiplinnya pengguna. Oleh karena itu, 95 pembelajaran dengan KIT IPA dirasa cukup menyita waktu karena sebelum menggunakan harus mengecek terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan. Jenis KIT tertentu juga tidak memungkinkan guru untuk melakukan eksperimen satu bab materi secara utuh, misalnya KIT cahaya. Guru menyampaikan bahwa percobaan cahaya akhirnya tidak dilakukan dengan KIT namun hanya menggunakan peralatan seadanya yang disiapkan guru. Jika waktu guru terbatas dalam mempersiapkan media, siswa akhirnya belajar dengan mengandalkan ceramah dari guru. Akibatnya, verbalisme masih menjadi bagian utama dalam pembelajaran IPA di kelas 5. Perlunya media dalam pembelajaran IPA untuk menghindarkan siswa dari verbalisme membuat peneliti tertarik untuk mengembangkan media untuk mendukung pembelajaran IPA. Media yang dikembangkan adalah KIT IPA Cahaya. Media KIT IPA Cahaya tersebut diharapkan dapat melengkapi atau menyempurnakan KIT cahaya yang ada di sekolah. KIT IPA Cahaya yang dikembangkan peneliti didesain sesuai materi cahaya di kelas 5 SDN Rejowinangun 1. Hal tersebut dilakukan agar media dapat sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. Selain itu, KIT yang dikembangkan didesain untuk mengajarkan seluruh percobaan sifat cahaya serta contoh alat yang memanfaatkan sifat cahaya.

b. Learner Analysis Analisis Siswa